tag:blogger.com,1999:blog-70673225310842560982024-03-13T09:30:44.861+07:00uswasyauqie.comUswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.comBlogger200125tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-27576674207164024342024-03-06T00:40:00.001+07:002024-03-06T01:00:15.604+07:00Cewek Nembak Duluan? Rugi Dong, yang Bener Aja!<p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim3tNWs6S82xIPquDQ84dswpy5Az92ycQLIfWWWGCZpDOSQNkQW1jaFL1gFezFwGsPo7NpsOFZhAlVy60LTzSJTSC3UIzg6NJU3d1U5fV29Gikidf1yc9nUcT__Ojc40kjlOiK_v1Ywv6K-Kw1-tsWMGAiRJHW9baNEEfgSd4GBtlkhZq6S_BIcsexb5X8/s1200/IMG_7584.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="675" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim3tNWs6S82xIPquDQ84dswpy5Az92ycQLIfWWWGCZpDOSQNkQW1jaFL1gFezFwGsPo7NpsOFZhAlVy60LTzSJTSC3UIzg6NJU3d1U5fV29Gikidf1yc9nUcT__Ojc40kjlOiK_v1Ywv6K-Kw1-tsWMGAiRJHW9baNEEfgSd4GBtlkhZq6S_BIcsexb5X8/w225-h400/IMG_7584.jpeg" width="225" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: pinterest</td></tr></tbody></table><br />Sesungguhnya perasaan cinta bersifat naluriah bagi manusia, baik laki-laki dan perempuan. Jatuh cinta merupakan urusan hati yang tiada kemampuan bagi siapa pun untuk memilih. Cinta bisa datang dengan sebab apapun, entah itu karena fisik, sifat, karakter, atau kecenderungan hatinya sendiri ketika memperhatikan apa yang dicintainya. Anugerah rasa cinta pada diri manusia ini sebagaimana tertera dalam QS. Taha: 39, Allah Swt berfirman: </p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">… وَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ …</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">“Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku.”</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Perasaan cinta-kasih antara laki-laki dan perempuan juga diabadikan dalam Al-Qur’an, di antaranya kisah tentang Nabi Adam AS dan Siti Hawa, Shafura dan Nabi Musa AS, Sayyidah Zulaikha dan Nabi Yusuf AS, Nabi Sulaiman AS dan Ratu Bilqis, serta kisah-kisah lain yang menjadi ibarah tentang agungnya perasaan saling mencintai di antara anak manusia yang didasari dengan perasaan cinta tehadap Sang Pencipta.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Hidup, mati, rezeki, dan jodoh merupakan takdir Tuhan yang harus selalu diikhtiarkan hamba-hamba-Nya. Namun, untuk urusan jodoh, perempuan dengan budaya ketimurannya merasa harus menunggu “ditembak” atau mendapatkan ungkapan pernyataan cinta terlebih dahulu dari seorang laki-laki. Gambaran perempuan yang feminim, kalem, menjadi sosok penunggu, dan budaya merumahkan perempuan dianggap standar norma di masyarakat bahwa perempuan memang ditakdirkan untuk dipilih. Menolak lamaran pun dianggap pamali.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Pada masa Nabi Muhammad Saw, kisah keberanian Sayyidah Khadijah mampu mendobrak batas “perempuan penunggu jodoh” tersebut. Meskipun yang melamar tetap Rasulullah Saw, tetapi Sayyidah Khadijah yang terlebih dahulu menyampaikan perasaan cintanya kepada Nabi dan berkehendak untuk menjalin hubungan dalam ikatan pernikahan melalui perantara utusannya, yakni Nafisah. Rasulullah Saw pun merasa bahagia atas kedatangan Nafisah yang menyampaikan maksud tersebut. Bahkan, tak tanggung-tanggung, Rasulullah akhirnya melamar dan menikahi Sayyidah Khadijah dengan mahar yang fantastis.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Sayyidah Khadijah merupakan seorang single parentatau orang tua tunggal setelah ditinggal wafat oleh suami pertama dan keduanya. Keputusan Sayyidah Khadijah Al-Kubra untuk menyatakan cintanya kepada Nabi Saw bukan tanpa sebab. Adalah Nabi Saw dengan karakter “Al-amin” (terpecaya) yang membuat Sayyidah Khadijah jatuh hati meskipun keduanya bertaut usia 15 tahun.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Dijelaskan pula dalam Manaqib Sayyidah Khadijah Al-Kubra, bahwa ketika Sayyidah Aminah melahirkan Nabi Muhammad, Khadijah turut mendampingi. Khadijah yang melihat Rasulullah Saw dalam buaian sang ibunda tiba-tiba merasa tenteram hingg bergumam, “Begitu menyenangkan sekali melihat aura bayi ini.” </p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Diriwayatkan pula bahwa Sayyidah Khadijah pernah bermimpi matahari turun dan bersinar benderang memasuki rumahnya. Sang paman, Waraqah pun mentakwil bahwa mimpi tersebut bermakna di suatu masa ia akan menikah dengan seorang utusan Allah.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Sayyidah Khadijah dikenal sebagai perempuan yang cerdas dalam mengambil peluang. Ia juga dipandang sebagai perempuan dengan kemampuan manajemen finansial yang baik sehingga mampu menjadi pedagang yang sukses. Sebanyak 3/4 kekayaan di Makkah adalah milik Khadijah. Ia juga masyhur sebagai pengusaha yang memprioritaskan sikap jujur ketika merekrut para karyawan. Terlebih lagi, dalam urusan jodoh.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><br /></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Kisah ini dapat menjadi contoh bahwa perempuan juga berhak untuk menyatakan cinta terlebih dahulu kepada seorang laki-laki. Apalagi, jika laki-laki tersebut merupakan sosok yang salih, alim, dan bertanggung jawab.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><br /></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Betapa banyak orang yang menyesal akibat telah menyembunyikan rasa cintanya, sedangkan keduanya tidak ada yang berani memulai mengungkapkan perasaannya lebih dulu. </p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><br /></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Maka, boleh juga apabila ada seorang perempuan menyatakan cintanya atau meminta tolong diperantarai atau dicomblangkan (sebagaimana Sayyidah Khadijah meminta bantuan Nafisah) dengan seorang laki-laki karena kebaikannya, kealimannya, atau kesalihannya. Hal ini tidaklah dipandang rendah oleh syariat, bahkan keberanian seorang perempuan yang salihah untuk menyatakan cinta secara ma’ruf kepada laki-laki yang salih pula, menunjukkan bahwa perempuan tersebut adalah perempuan mulia. Hal itu sebagaimana tertera dalam hadis: </p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺮﺣﻮﻡ ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺛﺎﺑﺘﺎ اﻟﺒﻨﺎﻧﻲ ﻗﺎﻝ: ﻛﻨﺖ ﻋﻨﺪ ﺃﻧﺲ ﻭﻋﻨﺪﻩ اﺑﻨﺔ ﻟﻪ، ﻗﺎﻝ ﺃﻧﺲ: ﺟﺎءﺕ اﻣﺮﺃﺓ ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﻔﺴﻬﺎ، ﻗﺎﻟﺖ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ! ﺃﻟﻚ ﺑﻲ ﺣﺎﺟﺔ؟ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺑﻨﺖ ﺃﻧﺲ: ﻣﺎ ﺃﻗﻞ ﺣﻴﺎءﻫﺎ، ﻭاﺳﻮﺃﺗﺎﻩ ﻭاﺳﻮﺃﺗﺎﻩ. ﻗﺎﻝ: ﻫﻲ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻚ، ﺭﻏﺒﺖ ﻓﻲ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻌﺮﺿﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻧﻔﺴﻬﺎ</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">“Telah menceritakan kepada kami, Ali bin Abdullah dari Marhum bin Abdul Aziz bin Mihran, ia mendengar Tsabit Al Bunani berkata, ‘Aku pernah berada di tempat Anas, sedang ia memiliki anak perempuan. Anas berkata, ‘Ada seorang perempuan datang kepada Rasulullah Saw lalu menyatakan cintanya kepada Nabi Saw.’ Perempuan itu berkata, ‘Wahai Rasulullah Saw, adakah engkau berhasrat kepadaku?’ Lalu anak perempuan Anas pun berkomentar, ‘Alangkah sedikitnya rasa malunya.’ Anas pun membela perempuan itu dengan berkata, ‘Perempuan itu lebih baik dari pada kamu, sebab ia suka pada Nabi Saw hingga ia menghibahkan dirinya pada beliau.” (HR. Al-Bukhari).</p> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-21960294217221885332024-03-05T22:22:00.001+07:002024-03-05T23:00:41.962+07:00Selalu Salah di Mata Mertua? Coba Lakukan Hal Ini!<p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-8OL7xZpznTo8kjrjOvEN0vsjVT2oabmeVO8D9jj_xsRTfWu1u5ZmnZLMqaetITmToQeaWw4UDr8jeUNa5pMknxW53Ka07zgH94hXKNp3MRsB8y6t0ZbJtRO_vSDF68eAa4rxSXQa6LKEaKd_AQpS2Ja5MXqRAiWluDIc9KaN5o_icbFgf434G5Dzt3mT/s640/IMG_7570.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-8OL7xZpznTo8kjrjOvEN0vsjVT2oabmeVO8D9jj_xsRTfWu1u5ZmnZLMqaetITmToQeaWw4UDr8jeUNa5pMknxW53Ka07zgH94hXKNp3MRsB8y6t0ZbJtRO_vSDF68eAa4rxSXQa6LKEaKd_AQpS2Ja5MXqRAiWluDIc9KaN5o_icbFgf434G5Dzt3mT/w400-h300/IMG_7570.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber gambar: fimela.com</td></tr></tbody></table><br />Cukup banyak kita jumpai konflik antara ibu mertua dan menantu perempuan. Di media sosial, bahkan begitu banyak curhatan menantu tentang sikap atau perlakuan kurang baik dari mertuanya, terutama mertua perempuan.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Jika kita kilas balik, ternyata terjadinya perselisihan antara mertua dan menantu perempuan ini sangat dipengaruhi oleh konstruksi sosial patriarki. Mengapa bisa begitu? Karena bagi seorang ibu, menantu perempuan bisa terlihat seperti pesaing untuk mendapatkan perhatian anak laki-lakinya.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Dalam Islam, prinsip dasar bangunan relasi adalah menjadi anugerah bagi semua pihak. Saat menjadi menantu, berusahalah menjadi anugerah bagi mertua. Dan saat menjadi seorang mertua, berusahalah menjadi anugerah bagi menantu.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tetapi tentu saja ini menghendaki ikhtiar tak berkesudahan bagi semua pihak untuk terus menentukan sikap yang tepat. Dalam Al-Qur’an banyak dijelaskan bahwa relasi antarhamba harus bertumpu berdasarkan rasa ketakwaan, bukan berdasarkan atas kepemilikan. Seorang ibu tidak boleh menganggap bahwa anaknya adalah miliknya, begitu pula dengan istri atau suami tidak boleh menganggap pasangan sebagai sebuah kepemilikan. Kita semua hanya hamba Allah Swt.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Dalam QS. Al-Maidah: 8, Allah Swt berfirman: </p><h3 class="wp-block-heading has-text-align-right" style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #293132; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.35em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.4; margin: 1em 0px 0.5em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ</h3><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”</em></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Dalam sebuah hadis, Rasulullah Muhammad Saw bersabda:</p><h3 class="wp-block-heading has-text-align-right" style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #293132; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.35em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.4; margin: 1em 0px 0.5em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">اِتَّقُوا اللهَ فِـي النِّسَـاءِ، فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَـانَةِ اللهِ، وَاسْـتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمٰةِ اللهِ</h3><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">“Bertakwalah kalian kepada Allah dalam memperlakukan istri, karena sesungguhnya kalian meminang mereka dengan amanah Allah dan menghalalkan vagina mereka dengan kalimat Allah.” (HR. Muttafaq Alaih)</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tentu saja, mengomunikasikan dengan baik kepada suami menjadi hal yang patut dilakukan demi mengurai persoalan ini, meskipun memang, komunikasi yang baik tidak selamanya mampu diterima orang lain yang memiliki pendapat teguh tentang prioritas-prioritas kebaikan antara ibu dan istri.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Jika hal itu sudah dilakukan dan tetap tidak memberikan sebuah jawaban, maka, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">self love</em>(memperlakukan diri secara terhormat) bagi perempuan bisa menjadi bagian dari terapi paling sederhana dalam menghadapi permasalahan dengan keluarga. Caranya adalah dengan sedikit tidak memedulikan hal-hal yang dapat menganggu kebahagiaan kita, dan tetaplah fokus terhadap diri sendiri. </p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Teruslah berbuat baik terhadap siapa pun tanpa berharap orang lain bisa berbalik berbuat baik kepada kita. Sebab, sebuah kebaikan tidak akan pernah lupa jalan untuk pulang.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Dalam QS. An-Nahl: 97, Allah Swt berfirman: </p><h3 class="wp-block-heading has-text-align-right" style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #293132; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.35em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.4; margin: 1em 0px 0.5em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ</h3><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.”</em></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tetaplah berperilaku baik terhadap mertua dan suami, meskipun beliau-beliau tidak memberikan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">feedback</em>(timbal balik) positif. Karena urusan baik terhadap mertua adalah kewajiban yang dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, sedangkan urusan mertua atau suami tidak berlaku baik biarlah menjadi tanggungjawab mereka di hadapan Allah juga.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></em></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Terakhir, teruslah berdoa agar segera dibukakan segala kemudahan. Semoga kita semua bisa terus menjaga ketakwaan kepada Allah Swt dalam setiap tindakan kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja, dan sebagai apa saja. Semoga kita bisa selalu memastikan tindakan kita bermanfaat untuk diri sendiri sekaligus orang lain seluas-luasnya. Amin.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tulisan ini diterbitkan di https://ikhbar.com/konsultasi/selalu-salah-di-mata-mertua-ini-saran-ning-uswah/?</p> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-75335006965310131972024-03-05T22:18:00.001+07:002024-03-05T23:06:30.907+07:00Fenomena Hijrah Artis<div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXWcpOnb7NeWhBKhIA2ThPeuB-NQtDrhHVY3PKLC7M01g93jYPmo3izV8PB6AqsBaNy8JBu3Ls0Dt9zWEaCXJGIX-Qe86EAGgnwClzWtkKDP_D4uQy1qQ3OczZvFjscIFfE0sF0hM9E00lY5X5qjBwIJDFsiXTSW40-ylSYF5WNWrq9v-J3eLRxokqgM39/s736/IMG_7571.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="520" data-original-width="736" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXWcpOnb7NeWhBKhIA2ThPeuB-NQtDrhHVY3PKLC7M01g93jYPmo3izV8PB6AqsBaNy8JBu3Ls0Dt9zWEaCXJGIX-Qe86EAGgnwClzWtkKDP_D4uQy1qQ3OczZvFjscIFfE0sF0hM9E00lY5X5qjBwIJDFsiXTSW40-ylSYF5WNWrq9v-J3eLRxokqgM39/w400-h283/IMG_7571.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: pinterest</td></tr></tbody></table><br />Di tengah euforia artis yang berbondong-bondong memakai jilbab dan beberapa selebgram yang mengusung istilah hijrah, saya termasuk yang menganggapnya bukan suatu perubahan yang berarti. Justru di balik istilah hijrah, saya menyimpan perasaan miris di dalamnya.</div><div><br /></div><div>Pertama tentang pemaknaan hijrah itu sendiri menurut para akhi dan ukhti dengan logat ana antum bermanhaj salafi dan sedikit-sedikit menegakkan sunnah. Hijrah kini dipersempit sekadar memakai jilbab bagi perempuan, tidak isbal bagi laki-laki, memanjangkan jenggot dan memunculkan atsar sujud dengan makna tekstual menghitamkan jidat.</div><div><br /></div><div>Kedua, dengan bergantinya model baju, maqomnya naik ke level dakwah (auto ceramah), seseorang yang sudah hijrah menganggap dia berhak untuk menyampaikan ilmu meskipun satu ayat. Tidak heran banyak artis hijrah sudah berani membahas Hadis, membahas Qur'an dan menganggap yang tidak ada dalam Qur'an dan Hadis adalah bid'ah. Orang pesantren yang bergelut dengan alif ba' ta' dan tajwid terlebih dulu sebelum lancar membaca Qur'an dan menyentuh nahwu sorof tafsir mending minggir dulu deh sama Hijrais yang menyampaikan tafsir Qur'an dan Hadis karna mereka tercerahkan kajian-kajian dari Para Ustad. Skripturalisme kaum ini terkadang tidak bisa kita tawar dengan penjelasan serinci apapun dalam beberapa disiplin ilmu hingga sulit bagi mereka menerima perbedaan madzhab yang berkembang dalam keilmuan islam. Dan hati saya mak jegagig ketika ada artis yang baru pake jilbab nulis caption hadis disertai status hadisnya yang sohih, disohihkan oleh Albani. Padahal mustolah dan takhrij Hadis adalah ilmu yang rumit. </div><div><br /></div><div>Tidak sampai pada hal itu saja, tagar-tagar para ukhti di sosmed yang menyuarakan nikah muda, ta'aruf, Indonesia bebas pacaran, dosa berkhalwat, hijab syar'i, cadar untuk kesempurnaan kecantikan bidadari surgawi benar-benar bikin miris. Belum lagi kalau ada selebgram hafid Qur'an yang nikah muda para ukhti heboh bikin tagar patah hati dunia akhirat. Dan qodarullah (bahasanya ummu-ummu), tak ketinggalan para ummahat solihah yang mengusung tagar kami masyarakat bebas riba (tapi jualan online) dan selalu membicarakan bahaya laten PKI cukup andil mewarnai dunia kesalafian sosmed. Ikhwan yang sudah menikah tugasnya menyudutkan perempuan yang bekerja, nunjukin caranya jadi istri soleha dan berharap bisa poligami, mereka bilang itu dalil dalam Qur'an yang tidak boleh diingkari. Aqu qudu pengsan gaes sama logika ini. </div><div><br /></div><div>Mengusung istilah hijrah setelah ganti fashion yang lebih tertutup itu boleh-boleh saja. Tapi yang perlu diingat, Islam itu statis dengan pemahamannya yang sosiologis dan dinamis tanpa mengurangi keotentikan ajarannya. Islam yang dirisalahkan Nabi sejak ribuan tahun lalu mustahil akan berkembang pesat hingga saat ini jika tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Lalu dengan entheng para Hijrais mereduksinya dengan membawa Hadis tentang Ghuroba dengan versi tafsirannya "Islam itu asing dan bangga menjadi orang asing". Tidak sedikit hadis tersebut diartikan tidak masalah kita pakai cadar, menjauh dari komunitas dan menjadi orang asing, tidak mengapa kita hanya berkumpul dengan yang sesama ukhti saja, tidak peduli kita ditentang karna Nabi dulu juga ditentang saat dakwah.</div><div><br /></div><div>Sebenarnya perkara cadar dan dakwah mereka tidak terlalu kronis, saya tidak akan membicarakan lebih dalam. Masalahnya, hadis ini lambat laut digiring untuk kemudian dijadikan 'senjata' bagi para radikalis dan teroris yang menganggap makar dan menyerang yang tidak sepaham dengan mereka sebagai "aksi heroik jihadis", ada jargon "semakin asing seseorang semakin dekat dengan islam", padahal jauh daripada hal itu, Ghuroba yang sesuai dengan akhlak Kanjeng Nabi adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan di tengah manusia yang berbuat kerusakan, yang tidak menganggap dirinya suci di tengah perkumpulan banyak orang, yang mampu menasihati diri sendiri sebelum menasihati orang lain.</div><div><br /></div><div>Bisakah kita berhijrah tanpa tagar (ng)islami?</div><div>Ojo koyo islam-islamo dewe sak ndunya.. 😌</div> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-68212224866202200922024-03-05T22:11:00.001+07:002024-03-05T23:09:26.626+07:00Perempuan di Ruang Pendidikan Hingga Konten Kreator Kinderflix Dilecehkan, Salah Siapa?<p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAOiToTDv4n7nd1PtJx7lxtyMoziK5lYjYuVlzFf9_JAdT65yJIivNrBphB-Cn9GEWgFa2jt-mVRR3aKUCGQEPVbgF_e0BfZd0JH-rOO9h7ecqcw9gATPbG2urI2vrqxpTG2xvzhtmynIolB6r3IK2wNz0vH3sjm2c9zzCcN8eGS2OpW0OHPkEyxSkO4vQ/s736/IMG_7573.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="414" data-original-width="736" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAOiToTDv4n7nd1PtJx7lxtyMoziK5lYjYuVlzFf9_JAdT65yJIivNrBphB-Cn9GEWgFa2jt-mVRR3aKUCGQEPVbgF_e0BfZd0JH-rOO9h7ecqcw9gATPbG2urI2vrqxpTG2xvzhtmynIolB6r3IK2wNz0vH3sjm2c9zzCcN8eGS2OpW0OHPkEyxSkO4vQ/w400-h225/IMG_7573.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: pinterest</td></tr></tbody></table><br />Pertama kali masuk kelas perkuliahan jenjang doktoral yang memang usia mahasiswanya antara 30 hingga 70, tentunya hampir keseluruhannya sudah berumah tangga, ada satu teman perempuan datang terlambat. Sebagai perempuan di ruang pendidikan, Jumlah kami sangat minoritas 31:4, lalu dosen bertanya “Mengapa ibu terlambat?”</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Belum sempat teman saya menjawab, bapak dosen nyeletuk lagi “Tapi saya maklum kalau ada ibu-ibu datang terlambat, barangkali diajakin ‘begituan’ sama suaminya”, lalu satu kelas yang mayoritas laki-laki itu tertawa gerrr.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Miris ya, ternyata guyonan seksis tidak cukup secara lisan, tetapi juga tulisan di grup whatsapp, dengan orang-orang yang sama. Mereka kerap mengirimkan pesan di grup yang bernada seksis.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Padahal jika kita lihat dari latar belakang pendidikan, mereka kebanyakan adalah berprofesi sebagai dosen dan sedang menjalani jenjang pendidikan doktoral. Lebih mirisnya lagi, jurusan yang kami ambil adalah pendidikan agama Islam. Tetapi guyonan yang selalu terlontarkan seputar selangkangan dan poligami.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Same energy</em>, kebetulan lewat berita di beranda, akun Youtube Kinderflix yang kontennya adalah edukasi untuk balita justru menuai berbagai komentar pelecehan seksual yang ditujukan oleh konten kreator. Padahal banyak ibu-ibu yang terbantu dengan konten di akun Kinderflix. Bahkan membantu balita yang mengalami <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">speech delay</em>. <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">See</em>?</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><br /></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Konten kreatornya, Kak Nisa, adalah sarjana psikologi, sajian kontennya edukasi bayi. Editing videonya profesional layak bersanding dengan konten kreator edukasi bayi di luar negeri, pakaiannya sopan, juga memakai hijab. Tapi otak komentatornya yang tidak memiliki nurani, hatinya mati, seolah tidak jauh beda manusia dan pejantan yang sedang birahi.</p><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Pengalaman_Biologis_Perempuan" id="Pengalaman_Biologis_Perempuan" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Pengalaman Biologis Perempuan<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Teko mengeluarkan sesuai isi, begitu pula dengan lisan, yang terucapkan mewakili isi kepala. Lima pengalaman biologis perempuan yang berupa menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui adalah untuk kita apresiasi, dan difasilitasi. Bukan untuk dilecehkan, direndahkan dengan guyonan bernada pelecehan seksual.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Sayangnya kelima pengalaman biologis tersebut menyebabkan lima pengalaman sosial berupa stigmatisasi, subordinasi, marjinalisasi, kekerasan, dan beban ganda hanya karena dia menjadi perempuan.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Perempuan mengalami fase menstruasi mingguan, ada <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">premenstrual syndrome</em> (PMS) atau gejala yang terjadi pada perempuan antara ovulasi dan menstruasi yang melibatkan perubahan hormon selama siklus menstruasi. Bahkan sebelum menstruasi, emosi menjadi kurang stabil karena perubahan hormon.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Ketika menstruasi pun ada banyak perempuan yang mengalami sakit kepala, kram perut, nyeri perut, anemia, mual, muntah. Bahkan ada yang pingsan, juga pendarahan berlebihan ketika menstruasi.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Hal ini menjadi suatu hal yang “sangat umum” bahkan terjadi pada kurang lebih 2 juta kasus per tahun di Indonesia.</p><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Jenis_Darah_Perempuan" id="Jenis_Darah_Perempuan" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Jenis Darah Perempuan<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Dalam fikih, ilmu darah perempuan sangat luas, risiko-risiko ketika mengeluarkan darah “upnormal” kita bahas menjadi 7 jenis: <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mubtadi’ah Mumayyizah, Mubtadi’ah Ghairu Mumayyizah, Mu’tadah Mumayyizah, Mu’tadah Ghairu Mumayyizah Dzakirah Li’adatiha Qadran wa Waqtan, Mu’tadah Ghairu Mumayyizah Dzakirah Li’adatiha Qadran Laa Waqtan, Mu’tadah Ghairu Mumayyizah Dzakirah Li’adatiha Waqtan Laa Qadran</em>, darah ini dikenal dengan darah <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">istihadlah</em> atau darah penyakit.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Bayangkan, perempuan mengeluarkan darah tidak hanya mingguan. Tetapi juga bulanan, dan bagi muslimah diwajibkan memahami ketujuh jenis darah tersebut.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Laki-laki hanya mengalami 1 pengalaman biologis dengan mengeluarkan sperma selama beberapa menit dengan efek nikmat juga menyenangkan. Perempuan mungkin menikmati selama berhubungan seksual, tetapi efeknya tidak hanya berhenti di fase tersebut. Ketika terjadi pembuahan, maka perempuan hamil dan membutuhkan waktu hingga 9 bulanan lebih.</p><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Kehamilan" id="Kehamilan" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Kehamilan<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Di awal kehamilan ada <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">morning sickness, all day sickness</em>, resiko <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">abortus</em> atau keguguran, kram perut, perubahan fisik karena hormon kehamilan. Setiap kehamilan perempuan memiliki pengalaman yang berbeda, bahkan satu perempuan dengan beberapa kali kehamilan mengalami sensasi yang tidak sama.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Ini yang Al-Qur’an sebut sebagai <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kurhan</em> dan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">wahnan ‘ala wahnin</em>. Perintah mengapresiasi perempuan saat hamil ada dalam Al-Qur’an:</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.”</em> (QS. Luqman: 14)</p><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Melahirkan_dan_Menyusui" id="Melahirkan_dan_Menyusui" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Melahirkan dan Menyusui<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Melahirkan juga menjadi pengalaman dahsyat bagi perempuan. Al-Qur’an mengatakan bahwa Sayyidah Maryam pun, yang merupakan perempuan suci, merasakan pengalaman yang seolah-olah tidak ingin terulang lagi (dengan penyebutan kalimat “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Yaa laitani</em>”).</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">فَاَجَاۤءَهَا الْمَخَاضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِۚ قَالَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.”</em> (QS. Maryam: 23).</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Risiko melahirkan tidak hanya taruhan nyawa, tapi pemulihan pasca melahirkan. Melahirkan secara operasi pun terkadang masih dianggap bukan melahirkan secara normal, padahal operasi meminimalisir risiko berat berupa kematian antara ibu dan bayi.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Pengalaman menyusui bagi perempuan juga tidak mudah, Sayyidah Hajar, saat Ismail menangis sebab air susu ibunya kering dan tidak keluar karena mengalami paceklik yang luar biasa menuntutnya untuk tirakat berlari-lari kecil sambal berzikir (tawaf) dari Bukit Shafa ke Marwa.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Allah Swt. mengapresiasi tirakat seorang ibu yang ingin memberikan air kehidupan bagi putranya. Zam-Zam mengalir, Hajar meminum air tersebut. Lalu setelah ia merasa payudaranya bernutrisi kemudian ia susukanlah kepada Nabiyullah Ismail.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Kini, kondisi bagi sebagian ibu tak jauh beda dengan Sayyidah Hajar, para perempuan tidak hanya dihadapkan pada pemenuhan gizi selama menyusui, seperti stunting pada bayi yang prosentasinya cukup tinggi karena kurangnya pemenuhan standar gizi bagi ibu menyusui. Ibu yang telah terpenuhi nutrisinya juga masih harus berjuang dengan karakter puting yang berbeda.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Contohnya payudara dengan jenis puting <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">flat</em> yang membutuhkan beberapa <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">treatment</em> agar bayi bisa menyusu, risiko ASI seret, risiko puting terluka, iritasi, berdarah, hingga bernanah, dan itu dijalani selama “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">haulaini kamilaini</em>”, 2 tahunan bahkan lebih, proses menyapih yang juga tak mudah bagi psikis ibu dan bayi sekalipun menggunakan metode menyapih dengan cinta atau <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">weaning with love.</em></p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Prosesnya begitu panjang demi bisa memberikan nutrisi kepada bayi, tanggung jawabnya untuk menjadi <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">murabbil jasad</em> kepada putra-putrinya bukan menjadi hal yang bisa diremehkan hanya karena dia menjadi perempuan.</p><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Guyonan_Seksis" id="Guyonan_Seksis" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Guyonan Seksis<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Sayangnya, banyak yang kurang mengapresiasi hal ini dengan mengeluarkan guyonan seksis “menyusui bapaknya”, “bapak kalah saingan dengan bayinya” dan guyonan yang mengarah pada pelecehan tentang anatomi tubuh perempuan. Ingat bagaimana Aura Kasih sebagai pejuang ASI menceritakan prosesnya menjadi ibu menyusui? Komentar-komentarnya tak luput dari pelecehan seksual yang tidak bisa dibendung. Dia sempat menulis perlawanan “Kalian lahir dari mana? Setetes air susu ibu itu yang membuat kalian hidup.”</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Bayangkan, betapa “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">gift</em>” dari Tuhan berupa payudara yang menjadi sumber penghidupan pertama seorang anak manusia dengan mudahnya dilecehkan, sedangkan laki-laki tidak mengalami puting lecet, payudara penuh, atau resiko mastitis (radang kelenjar susu) saat menyusui.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Betapa gambaran terdahulu dari perempuan-perempuan agung era para nabi dan rasul tidak cukup menyadarkan untuk sebagian manusia yang masih asik dengan fantasi seksualnya dan menjadikan perempuan sebagai objektifikasi.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Belum lagi soal nifas, perdarahan pada vagina perempuan pasca melahirkan. Hitungannya mingguan bahkan bulanan. Lalu darah yang keluar lebih dari 60 hari mewajibkan perempuan muslimah harus paham istilah “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">istihadlah fin nifas</em>”.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Namun hikmah di balik nifas adalah masa beristirahat bagi seorang ibu untuk melakukan aktivitas berhubungan seksual dengan suaminya. Masa fokus untuk pemulihan kesehatan reproduksinya setelah melahirkan, terkadang hal ini kurang disadari oleh kaum suami. Sehingga perhatian kepada seorang ibu pasca melahirkan sering terabaikan, tidak hanya oleh suaminya tetapi juga lingkungan sekitar hingga terjadi <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">baby blues</em> dan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">post partum depression </em>(PPD) yang dialami seorang ibu. Di Indonesia sendiri, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">baby blues </em>dan PPD mencapai angka 2 juta per tahunnya.</p><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Allah_Mengapresiasi_Pengalaman_Biologis_Perempuan" id="Allah_Mengapresiasi_Pengalaman_Biologis_Perempuan" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Allah Mengapresiasi Pengalaman Biologis Perempuan<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Maka ketika mendapatkan ayat cinta dari Tuhan “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wa ‘aasyiruuhunna bil ma’ruf</em>”, kita membacanya dengan penuh bahagia. Betapa Allah Swt. mengapresiasi pengalaman biologis perempuan dengan perintah “perlakukan perempuan dengan bermartabat”. Nabi juga menyuarakan untuk memperlakukan perempuan dengan baik:</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">مَا أَكْرَمَ النِّسَاءَ إِلاَّ كَرِيْمٌ ، وَمَا أَهَانَهُنَّ إِلاَّ لَئِيْمٌ</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Tidaklah yang menghormati perempuan kecuali orang mulia. Dan tidaklah yang menghinakan perempuan kecuali orang yang hina pula.”</em> (HR. Ibnu Asakir)</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Begitu pula khotbah Nabi kepada umatnya ketika Haji Wada’:</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">أَلَا وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ لَيْسَ تَمْلِكُونَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذَلِكَ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Ingatlah, saling berwasiatlah kalian semua, untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka sering dianggap sebagai tawanan, padahal tidak ada hak bagi kalian kecuali untuk kebaikan (mereka) tersebut.”</em> (Sunan At-Tirmidzi no. 1196)</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tidak mudah bagi seorang perempuan di ruang pendidikan untuk bisa sampai pada tekad melanjutkan kuliah hingga doktoral di kampus swasta juga berbayar dengan jumlah kebanyakan laki-laki. Mereka harus mau melawan stigma terlebih dahulu dengan dogma patriarki masyarakat sekitarnya.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Yakni bahwa “perempuan lebih baik di rumah” atau “perempuan tidak perlu sekolah tinggi.” Selain itu juga tuntutan “perempuan boleh melakukan ini dan itu dengan syarat urusan domestik rumah tangga harus sudah beres”.</p><blockquote style="-webkit-text-size-adjust: auto; border-color: rgb(238, 238, 238); border-image: none; border-style: solid; border-width: 0px 0px 0px 4px; box-sizing: border-box; color: #7b7b7b; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: 1.5em; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px 0px 0px 1em; quotes: none; vertical-align: baseline;"><p style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: normal; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Kami perempuan hanya ingin mensyukuri nikmat berupa akal pemberian Tuhan untuk memberdayakan diri dalam hal keilmuan hingga jenjang tinggi perkuliahan sebagaimana laki-laki dengan mudah mengakses fasilitas tersebut tanpa ditanyai “Mengapa Bapak terlambat? Apakah Bapak melayani istri terlebih dahulu?” Atau pertanyaan “Kok Bapak kuliah S3? Anaknya siapa nanti yang mengasuh?”</p></blockquote><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Melawan_Perundungan_terhadap_Perempuan" id="Melawan_Perundungan_terhadap_Perempuan" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Melawan Perundungan terhadap Perempuan<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Guyonan seksis memang tidak bisa kita hindarkan di tengah masyarakat yang kental patriarkinya. Apalagi guyonan seksis di grup whatsapp yang kebanyakan anggotanya adalah laki-laki. Kita mungkin bergidik, dan merasa jijik, apalagi sebagai perempuan yang menjadi obyek pelecehan seksual.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tetapi hal ini bisa kita cegah dengan tidak “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ketok tular</em>” atau memutus mata rantai <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">chat</em> yang berbau pelecehan seksual. Harus ada yang berani untuk meminimalisir kezaliman pada perundungan tubuh-tubuh berharga yang mana dalam surah Al-Isra’ ayat 70 disebut sebagai tubuh yang dimuliakan oleh Allah.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Untuk Perempuan, jangan ragu untuk <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">speak up</em> di grup jika guyonan tersebut sudah membuat kita tidak nyaman. Kita berhak berada di ruang yang aman dan nyaman.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Ada baiknya, bagi laki-laki berpendidikan tinggi dan memiliki ilmu keagamaan yang mumpuni kembali merenungkan ayat Allah Swt. surah An-Nur ayat 30:</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”</em> (QS. An-Nur)</p><h4 style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #011627; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 1.2em; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; font-weight: 500; line-height: 1.5; margin: 1.33em 0px 0.5em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><span class="ez-toc-section" ez-toc-data-id="#Konsep_Ghaddul_Bashar" id="Konsep_Ghaddul_Bashar" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>Konsep Ghaddul Bashar<span class="ez-toc-section-end" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></h4><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm. menjelaskan bahwa konsep <a href="https://islam.nu.or.id/syariah/mengapa-allah-perintahkan-ghadlul-bashar-atau-jaga-pandangan-9DCC9" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #ef1c7b; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ghadlul Bashar</em> </a>dalam Al-Qur’an itu bukan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ghadlul ‘Uyun</em> atau menundukkan mata sehingga tidak mau melihat lawan jenis, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ghadlul Bashar</em> bermakna tidak memandang lawan jenis sebagai makhluk seksual.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tidak melulu memandang lawan jenis dari sisi fisik dan biologis saja, tapi memandang lawan jenis sebagai makhluk intelektual, makhluk spiritual dan makhluk yang berakal budi, jadi ketika saling bertemu bukanlah seperti hewan pejantan dan betina.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ghaddul Bashar</em> mengontrol cara kita memandang dengan tujuan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hifdzul Furuj</em>, agar tidak terjerumus pada zina. Percuma jika menundukkan pandangan pada lawan jenis, tidak bersalaman dengan lawan jenis tapi imajinasi seksnya liar dan melecehkan perempuan.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Hal ini berlaku juga bagi perempuan untuk menerapkan konsep <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ghaddul Bashar</em>, surah An-Nur ayat 31:</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-align: right; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.”</em> (QS. An-Nur: 31)</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Tidak cukupkah Al-Qur’an sebagai peringatan, “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-caps: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">wa laa taqrabu az-zinaa</em>”. Janganlah kalian melecehkan tubuh kalian sendiri dan tubuh orang lain. Perempuan sebagaimana laki-laki berhak mendapatkan fasilitas yang sama berupa pendidikan, kesehatan, kesejahteraan ekonomi, dan penghidupan yang layak.</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">Namun perempuan memiliki pengalaman biologis yang tidak dimiliki oleh laki-laki yang seharusnya diapresiasi dengan cara memperlakukan perempuan secara bermartabat dan tidak melecehkan mereka baik secara lisan maupun tulisan. []</p><p style="-webkit-text-size-adjust: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; caret-color: rgb(51, 51, 51); color: #333333; font-family: "Open Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: inherit; font-kerning: inherit; font-optical-sizing: inherit; font-size-adjust: inherit; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-alternates: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-ligatures: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-variant-position: inherit; font-variation-settings: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility; vertical-align: baseline;">tulisan ini diterbitkan pertama kali di <a href="https://mubadalah.id/perempuan-di-ruang-pendidikan-hingga-konten-kreator-kinderflix-dilecehkan-salah-siapa/">https://mubadalah.id/perempuan-di-ruang-pendidikan-hingga-konten-kreator-kinderflix-dilecehkan-salah-siapa/</a></p> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-46034633306510241822024-03-05T22:05:00.001+07:002024-03-05T23:10:19.925+07:00Ngopi Santai Bareng Habib Husein Ja’far Al-Hadar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixtK2Fyur8q2LpWEqv-qlAA5frcCD7_t4oMVZDSiDLLRpHSYYXi5qkl2tv2N6vadxbqwea-JdrWN6GxcbtUNtMPV0SsxcX9LBXPmb5GCF7J5owUTKlbcp2N509_iNaCSkgqqrs187Zx6EWaWaWQUqnUR8-RdhUtXqqQDQ9bUPWxH-5UYuczwncZc1dl6wQ/s1800/IMG_7564.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1800" data-original-width="1440" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixtK2Fyur8q2LpWEqv-qlAA5frcCD7_t4oMVZDSiDLLRpHSYYXi5qkl2tv2N6vadxbqwea-JdrWN6GxcbtUNtMPV0SsxcX9LBXPmb5GCF7J5owUTKlbcp2N509_iNaCSkgqqrs187Zx6EWaWaWQUqnUR8-RdhUtXqqQDQ9bUPWxH-5UYuczwncZc1dl6wQ/w320-h400/IMG_7564.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Termasuk orang yang beruntung karena ga cuma sekali ketemu sama sesama cucu Nabi</div><div><br /></div><div>(((Sesama)))</div><div><br /></div><div>Ciyee..</div><div><br /></div><div>Sesama cucu Nabi Adam.</div><div><br /></div><div>Acara ngopi santai di ndalem kesepuhan Denanyar membahas dakwah para santri milenial di media sosial bersama Habib Husein Ja’far Al-Hadar, kata cucu Nabi Muhammad tersebut:</div><div><br /></div><div>1. Olah emosi, analognya: jangan sampai emosi ibu lebih rendah dari emosi anak, kalau anaknya tantrum, ibunya tidak boleh ikutan tantrum, emosi guru tidak boleh lebih rendah dari emosi murid. Begitu pula dakwah di medsos, dikomentari netizen di luar substansi konten itu sudah biasa, makanya emosinya harus lebih stabil, kalau netizen marah ya sudah kita tinggal ngopi saja asalkan kita tidak membikin gaduh 😄</div><div><br /></div><div>2. Fenomena pansos di media sosial adalah bentuk dari kolaboratif, bukan kompetitif. Asalkan pansos dalam hal kebaikan. </div><div><br /></div><div>Maka hari ini saya mau pansos juga ke Ning @viracholiq yang suaranya selalu canduuu apalagi pas bawain sholawat Samara-nya Yai Faqih ❤️ </div><div><br /></div><div>Terima kasih, kagem Ning @nellynailud, Ning @azahharomain, dan seluruh keluarga besar ndalem Denanyar ❤️</div><div><br /></div><div>Ga tau ini pertemuan ke berapa kali selama menjadi pengabdi Habib (bukan lagi fans 😌) tetapi setiap pertemuan senantiasa menghadirkan ilmu baru 🫶</div><div><br /></div> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-71434931021116879542024-03-05T22:01:00.001+07:002024-03-06T00:50:53.551+07:00MENANG DAN KALAH (TERNYATA) BUKAN HAL BIASA <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhizee6Z58vkD8VOPokoCrxWGcg_VoXiz_EdqdcQq8zN1zBrOJafEAz5fqKjQTnASJRdaEIJPmPD_NU-Ie4QCVJZ_uU4b0nwyreFsuWajHMLo9p7pjQIRMoUXLtlDRUyRnVT3xAvCsu9zuUlTpgec4Hrvv-pNn4JExghKzC4xy7P4td3nmeoiYjh4iJD0tD/s735/IMG_7583.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="490" data-original-width="735" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhizee6Z58vkD8VOPokoCrxWGcg_VoXiz_EdqdcQq8zN1zBrOJafEAz5fqKjQTnASJRdaEIJPmPD_NU-Ie4QCVJZ_uU4b0nwyreFsuWajHMLo9p7pjQIRMoUXLtlDRUyRnVT3xAvCsu9zuUlTpgec4Hrvv-pNn4JExghKzC4xy7P4td3nmeoiYjh4iJD0tD/w400-h266/IMG_7583.jpeg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: pinterest</td></tr></tbody></table><br /><div><br /></div><div>:: Tulisan panjang, rasah digagas, skip aja 😭 ::</div><div><br /></div><div>Segala puji bagi Allah Swt, usai sudah proses pencoblosan Pilpres pada 14 Februari 2024 kemarin. Berdasarkan hasil quick count (hitung cepat) mayoritas lembaga survei, pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara lebih dari 57% menungguli paslon nomor urut 01, Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar, dan nomor urut 03, Ganjar Pranowo – Mahfud MD.</div><div><br /></div><div>Meski hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum dirilis, tetapi biasanya komposisi jumlah perolehan suara yang muncul tidak akan jauh berbeda dari hasil quick count yang memang digelar secara ilmiah. Itu artinya, Pilpres 2024 yang banyak diprediksi bakal terjadi hanya dalam satu putaran menjadi hal yang tidak terelakkan.</div><div><br /></div><div>Mental health (kesehatan mental) adalah sisi yang harus mulai mendapatkan perhatian di tengah panasnya cuaca politik saat ini. Pasalnya, perang yang memungkinkan dihadapi seseorang ialah berupa kecamuk batin baik di media sosial maupun di kehidupan nyata di tengah masyarakat. Barang kali, hal itu tidak terlihat terang-terangan. Namun, segala reaksi yang muncul sangat berpotensi menghadirkan depresi meskipun masih bersifat kecil dan halus.</div><div><br /></div><div>Pentingnya mencurahkan perhatian terhadap kesehatan mental ini tidak hanya berlaku atau berfokus kepada pihak yang kalah, mental mereka para pendukung pihak pemenang pun terkadang juga menjadi korban dan rentan terganggu. Misalnya, mendapatkan tindakan perundungan dari sifat ofensif pihak yang kalah. Atau sebagian dari mereka saat ini sedang merasa tertekan lantaran belum menemukan ruang dan waktu untuk melakukan selebrasi secara nyaman dan aman.</div><div><br /></div><div>Di sisi lain, pihak yang menang juga berpotensi bersikap jemawa karena menganggap persoalan perolehan suara tujuan final. Padahal siapa pun Presiden dan Wakil Presiden RI yang terpilih, tanggung jawab mengawal dan mengawasi pemerintahan yang berlangsung adalah kewajiban semua pihak. Pihak pendukung yang kalah maupun yang menang, sama-sama berkepentingan mengantarkan bangsa Indonesia ke masa depan yang lebih baik lagi.</div><div><br /></div><div>Mencaci atau menghujat pendukung lawan, bergembira di atas kesedihan kelompok lain, gemar menyakiti hati seseorang, dan merendahkan pilihan orang lain adalah serangkaian bentuk kesombongan yang sangat dibenci oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Dalam QS. Luqman: 18, Allah Swt berfirman:</div><div><br /></div><div>وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ </div><div>مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ</div><div><br /></div><div>“Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”</div><div><br /></div><div>Nabi Muhammad Saw juga bersabda:</div><div><br /></div><div>الْـكِبْرُ بَطَرُ الْـحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاس</div><div><br /></div><div>“Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Muslim).</div><div><br /></div><div>Sekali lagi, menjaga kesehatan mental menjadi sesuatu yang sangat penting sekarang ini. Upaya itu merupakan bagian dari hifz al-‘aql (menjaga akal). Di antara bentuk ikhtiar hifz al-‘aql bagi para pendukung pilpres ialah dengan cara melewatkan berita yang menggiring opini negatif, filtrasi berita hoaks, serta skeptis terhadap informasi sebelum divalidasi oleh data dan fakta.</div><div><br /></div><div>Upaya hifz al-‘aql di tahun politik juga tidak lepas dari peran para calon pemimpin yang didukung. Pemimpin sejati akan mampu level up dalam mengolah emosi sehingga tidak memprovokasi dan menebar kebencian di hati para pendukungnya.</div><div><br /></div><div>Memang, menghadapi fakta kalah dan menang tidak semudah dengan menyatakan bahwa itu merupakan hal yang biasa. Tentu saja, bagi pendukung paslon dengan peraihan suara yang tidak sesuai harapan akan dihinggapi rasa sedih, kecewa, marah, dan beberapa kekhawatiran tentang nasib Indonesia ke depan.</div><div><br /></div><div>Namun, cobalah untuk menjadi pemilih tangguh dengan cara menikmati setiap prosesnya hingga menjadi semacam healing trauma. Yakinlah bahwa nurani tidak pernah salah dalam menentukan pilihan. Akan tetapi, selanjutnya harus dipasrahkan penuh kepada Swt.</div><div><br /></div><div>Kalah, sejatinya adalah ngalah, bisa dianggap berasal dari lema “nge-Allah,” menyerahkan segala sesuatu kepada Allah. Dalam ajaran Islam pun diajarkan untuk mencintai sekadarnya dan membenci sewajarnya. Rasulullah Saw bersabda:</div><div><br /></div><div>ﺃَﺣْﺒِﺐْ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻫﻮﻧﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ، ﻭَﺃَﺑْﻐِﺾْ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻫَﻮْﻧًﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ</div><div><br /></div><div>“Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta” (HR Tirmidzi).</div><div><br /></div><div>Lagi pula, filosofi Jawa “gething bakal nyanding” (yang awalnya benci, akhirnya bersandingan) sudah sangat biasa terjadi dalam dinamika politik. Yang dulunya lawan, sekarang kawan. Yang sebelumnya mendukung secara ugal-ugalan sekarang, kini menjadi lawan secara terang-terangan.</div><div><br /></div><div>Setelah itu, mereka, para elite pada akhirnya tetap bisa ngopi bersama untuk berembuk memajukan Indonesia. Sedangkan kita, tetap beraktivitas seperti biasa dengan segala kesibukan di dalamnya.</div><div><br /></div><div>Manusia perlu sadar diri, bahwa semesta tidak melulu bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Tentu, selalu akan ada campur tangan Allah Swt. Boleh jadi yang buruk menurut manusia justru sejatinya kebaikan di sisi Allah. Begitu pun sebaliknya.</div><div><br /></div><div>Dalam QS. Al-Baqarah: 216, Allah Swt berfirman:</div><div><br /></div><div>كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ</div><div><br /></div><div>“Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”</div><div><br /></div><div>Mari memandang bahwa ketiga paslon capres-cawapres sebagai sosok anak bangsa yang sangat mencintai dan menginginkan kebaikan untuk Indonesia. Mari memahami bahwa pilpres hanya merupakan sebentuk proses dari asas demokrasi dalam rangka mencari pemimpin terbaik yang dipilih langsung oleh rakyat.</div><div><br /></div><div>Para guru juga mengarahkan kita untuk berdoa agar diberikan pemimpin yang baik. Sebagaimana doa yang diajarkan ulama karismatik, Dr. KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus berikut ini:</div><div><br /></div><div>اللهم لا تسلط علينا بذنوبنا</div><div>من لا يخافك ولا يرحمنا</div><div><br /></div><div>“Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan atas kami -karena dosa-dosa kami- penguasa yang tidak takut kepadaMu dan tidak berbelas-kasihan kepada kami.”</div><div><br /></div><div>Bukankah ini adalah doa yang mulia? Ketika Allah Swt telah menakdirkan pemimpin terpilih, bersikaplah legawa bahwa itu adalah pilihan terbaik, jawaban dari doa, serta menjadi penanda kemenangan kita bersama.</div><div><br /></div><div>Setelah itu, jangan pernah lelah untuk terus mengawal dan mengkritik sistem pemerintahan yang tidak sesuai dengan moral, etika, dan hukum. Tetaplah mengedepankan prinsip amar ma’ruf bil ma’ruf-nahi munkar bil ma’ruf atau menegakkan kebaikan serta mencegah kezaliman dengan sikap yang bermartabat. Dengan begitu, demokrasi akan tetap terwujud melalui musyawarah mufakat dengan menjunjung tinggi nilai akhlak, adab, serta asas ketauhidan.</div><div><br /></div><div>Siapa yang paling bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan mental usai pilpres? Tentu saja kita sendiri.</div><div><br /></div><div>Pahami apapun hasil Pilpres 2024 sebagai wujud dari rukun iman yang keenam, yakni beriman kepada qada dan qadar atau semua ketetapan dan ketentuan yang berasal dari Allah Swt.</div><div><br /></div><div>Longgarkan hati, jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Sebab, kesedihan dan sakit hati yang berlarut terhadap peristiwa yang terjadi sama halnya dengan tidak rida dengan keputusan Allah.</div><div><br /></div><div>Apabila dirasa masih berat beban yang ada dalam pikiran, cobalah untuk berpuasa dari media sosial dan menghindari percakapan berbau politik di antara teman atau keluarga.</div><div><br /></div><div>Pilpres hanya sekali dalam lima tahun, tetapi ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah harus dipegang teguh untuk menjadi manusia yang tetap dalam ‘tali’ Allah Swt:</div><div><br /></div><div>وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ</div><div><br /></div><div>“Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.</div><div><br /></div><div>Ditulis di https://ikhbar.com/konsultasi/semua-ketetapan-allah-termasuk-apapun-hasil-pilpres/</div> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-69139256004388380482023-01-18T08:06:00.001+07:002023-01-18T08:11:20.073+07:00Bolehkah Seorang Ibu Mengeluh?<div style="text-align: justify;"><i>“Wong wedok nek mari tandang gawe, ngramut anak bojo, masak, trus sambat, derajate diunggahno karo Pengeran” </i>KH. Husein Ilyas</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>“Orang perempuan, kalau habis bekerja, merawat anak dan suami, masak, kemudian mengeluh, maka derajatnya diangkat oleh Tuhan.” KH. Husein Ilyas</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin kamu bertanya-tanya (tidak perlu pakai nada Alif Cepmek), mengapa seorang Kyai justru menyarankan santri-santrinya untuk sambat? Begitulah beliau, Kyai yang kharismatik dari Mojokerto, usianya hampir 1 abad, segala dawuhnya sarat makna. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dua kali aku mendengarkan-bagiku-nasihat yang begitu indah dari murabbi ruhina. Nasihat yang menjadi rintik nurani bagi mereka, ibu-ibu yang lelah, bangun lebih awal dan yang tidur paling akhir namun tetap tampak biasa sebab trahnya yang “<i>wani tapa</i>”, kuat tirakat, anti “sambat”, bahkan mengeluh menjadi suatu hal yang dihindari bagi perempuan, hanya demi pembuktian bahwa dirinya perkasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Atas nama supermom, perempuan multitasking, perempuan itu sumber kekuatan, perempuan itu bla bla bla, yang sejatinya semua hal itu lahir hanya demi menguatkan citra perempuan sekaligus mematikan karakter perempuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Awalnya aku menangkap dawuh dari Yai Husein Ilyas sebagai sebuah lafal <i>mantuq</i> yakni “mengeluh saja dinaikkan derajatnya”, <i>mafhum</i>-nya adalah “apalagi tidak mengeluh, maka derajatnya akan lebih naik lagi”. Namun lagi-lagi tidak semua kalimat itu perlu ditafsirkan dengan mencari <i>mafhum-mafhum</i> di luar lafal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada banyak ibu yang tidak bisa mengekspresikan rasa lelahnya, malu mengeluh takut dibilang bukan ibu kuat dan bukan ibu tegar, rasa lelahnya ia simpan sendiri, rasa jenuhnya ia kuburkan sendiri, katanya “lelah menjadi lillah”. Kalau uring-uringan direspon “zaman dahulu anaknya banyak-banyak, gak ada yang depresi, gak ada yang ngeluh”, kemudian kurang iman menjadi asesoris terburuk yang ddidekorasikan pada sosok ibu yang baby blues dan post partum deppresion.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyLJ1XKplnsrr5FPG9ksNESVAiasDlooGnZQZW2YdlueVILadwhDxgj0d05lYJKNHfOoDRLo5kasnFHxcN_Q9w9_KVRypcAwVJFUmvNNmYi32a53_-fzMen9opNhooC19YzXZRRH0HvHABnovoUB8mMK4H-T5YQ5VNQP1sslLmZI549hcScc1340b4qA/s1284/C91A64DE-003D-41FF-A46F-E9436A05DA0A.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1272" data-original-width="1284" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyLJ1XKplnsrr5FPG9ksNESVAiasDlooGnZQZW2YdlueVILadwhDxgj0d05lYJKNHfOoDRLo5kasnFHxcN_Q9w9_KVRypcAwVJFUmvNNmYi32a53_-fzMen9opNhooC19YzXZRRH0HvHABnovoUB8mMK4H-T5YQ5VNQP1sslLmZI549hcScc1340b4qA/s320/C91A64DE-003D-41FF-A46F-E9436A05DA0A.jpeg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>dari atas kiri: (Allah yarham) Bunyai Hj. Ma’rifah, KH. Husein Ilyas, Abi Maksum Maulani, (Allah yarham) Umi Khilyati Zahra</i></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku pun paham dengan dawuh beliau, mengapa Tuhan menaikkan derajat perempuan yang mengeluh? Karena mengeluh adalah salah satu cara melepaskan emosi negatif dalam diri, membuang dosa-dosa overthinking pada Tuhan 😌 dengan mengeluh dapat mengurangi beban psikologis, dengan berbagi keluh kesah mampu mencurahkan apa kegelisahan kita, memendam beban berat dalam hati tidak selamanya sehat bagi jiwa. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah porsinya, maka mengeluhlah dengan sebaik-baik keluh kesah ❤️</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ditulis dalam rangka rindu hingga sesak kepada beliau, KH. Husein Ilyas. Atholallahu umrohu fi sihhatin wa afiah, wa a'aada ‘alaina min barokatihi wa asrorihi wa ulumihi fiddaroini, Al-Fatihah..</div> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-66011031190665230262023-01-06T01:12:00.001+07:002023-01-06T01:17:38.770+07:00Abuya (bagian 1)<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>Aku selalu lancar dan baik ketika menceritakan sejarah orang-orang mulia, sejarah guru-guruku, bahkan aku sanggup menulis manaqib dengan untaian kata yang indah bak mutiara sambil menangis tersedu-sedu ketika mengingat kembali kehidupan orang-orang mulia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi aku tidak terlalu baik ketika menciptakan torehan tentang Buya dan Ibuku. Aku tidak bisa, tidak sanggup, atau bahkan tidak mau..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di saat ini, izinkan aku menuliskannya. Sebagai kenangan terindah. Aku takut tidak memiliki waktu lagi untuk menuliskannya. Sebagai penulis, orang tuaku yang mengajarkan aksara pertama bagiku setidaknya akan berbahagia membacanya, keyakinanku mereka akan selalu hidup dan tentu saja membaca tulisan-tulisanku, hanya dimensi yang membuat kita tidak bertemu, meskipun aku ragu, mereka tak suka berlebihan jika seseorang memujanya, bahkan anaknya sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bapakku, kami memanggilnya Buya, Abuya Mas Ahmad Cholil Said bin Said bin Fathul Manan bin Fattah bin Abdur Rohman bin Syamsul Arif bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau tidak pernah membanggakan keturunannya, kami pun baru mengetahui bahwa Buya adalah jalur ke-32 urutan dari Kanjeng Nabi setelah beliau wafat. Sebelum wafat beliau pernah berpesan agar kami mencari sanad dzurriyah hingga Kanjeng Nabi, bukan untuk dibanggakan, melainkan sebagai tawassul sebelum mengkhatamkan Al-Qur’an, sebelum berdoa, membacakan fatihah satu per satu sampai Kanjeng Nabi. Berharap semoga jejak langkah kita senantiasa mengikuti langkah leluhur kita yang mulia. Nasab sebagai cermin, bukan sebagai kendaraan kita melenggang di kehidupan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buya, orang yang memastikan bahwa apa yang masuk di perut keluarganya adalah makanan yang halal, jangankan yang haram, yang syubhat pun enggan. Jika kami kekurangan bumbu ketika memasak, maka solusinya adalah berhenti memasak, atau beli, bukan nempil ke tetangga, tidak pula ke keluarga. Meskipun kekurangannya adalah barang sepucuk sendok garam. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buya kami bisa mempraktikkan kehidupan yang bebas hutang, tidak pula kredit, tidak juga arisan. Beliau senantiasa mendendangkan syiir “hiyad dunya aqollu minal qolili, wa ‘aasyiquhaa adzallu minadz dzalili”. Suatu saat ibu kami melemparkan biji lombok di sebelah rumah kami, sebuah tanah subur yang tiada berpenghuni selama puluhan tahun, terkadang dimanfaatkan warga untuk membuang sampah dan membakarnya di sana. Lalu tumbuhlah tanaman lombok yang berbuah dengan lebat, diambillah barang satu atau dua untuk membuat sambal. Maka ditegurlah ibu oleh Buya kami, beliau mengatakan bahwa “Tanaman itu mungkin hakmu karena kamu telah menabur bijinya, tetapi tanah yang menumbuhkannya bukanlah tanahmu, maka haram bagimu memanfaatkan dari sesuatu yang bukan hakmu”. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pekerjaan Buya kami bermacam-macam, beliau orang yang sangat ahli dalam jahit-menjahit, beliau pernah bekerja serabutan sebagai penjahit gitar di sebuah konveksi. Kami sering membeli baju yang kebesaran, maka Buya yang bertugas permak, kami juga sering dibuatkan baju-baju dengan model sederhana. Buya kami semasa mudanya pernah menjadi supir angkot. Beliau melakukan pekerjaan yang bisa menghasilkan untuk membantu ibunya, nenek kami yang telah menjadi janda. Selepas menjadi yatim, Buya kami bekerja dengan keras sebab beliau kakak pertama berusia 13 tahun yang memiliki 8 adik, maka pesantren yang diasuh oleh kakek kami lambat laun mulai ditinggalkan santri-santrinya yang telah dewasa. Tidak heran jika paman dan bibi kami sangat mencintai Buya kami, sebab perannya beralih menjadi Bapak bagi adik-adiknya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buya kami dulu orang yang dimanjakan oleh kakek, ketika beliau mondok di Jombang dalam usia yang masih belia, kakek kami membawakan Buya kami khodam yang membantu Buya kami dalam mengurusi pekerjaan-pekerjaan domestik selama di pesantren. Tujuan kakek kami sebenarnya sangat sederhana, ingin Buya kami fokus dalam belajar dan mengaji di usia yang masih belia tersebut, dan ternyata kakek kami meninggalkan buya kami begitu cepat. Kakek kami bernama Mbah Said, beliau Kiai yang alim dalam ilmu fikih dan ilmu alat. Santri-santri beliau datang dari berbagai kota, tidak terkecuali santri dari Sidoresmo sendiri. Menurut penuturan guru kami yang mulia, Kiai Mahmud Sidoresmo, hampir seluruh orang Sidoresmo berguru kepada kakek kami, beliau tidak hanya sepuh (dituakan) di kampung kami, Sidoresmo, namun juga sepuh dalam urusan ilmu. Menurut penuturan sepupu Buya kami, KH. Mas Agus Basyaiban, Mbah Said dulu seperguruan dengan Mbah Jalil Tulungagung. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buya kami sangat gemar berziarah ke makam para wali, beliau sangat mencintai kiai dan para wali, beliau berguru kepada Mbah Jalil Tulungagung, Kiai Ali Jombang, Mbah Yai Muhajir Basyaiban, Mbah Hamid Pasuruan, Mbah Yai Husein Ilyas Mojokerto.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Buya kami adalah tipikal orang yang tidak pernah marah, terhadap kesalahan putra-putrinya beliau memaafkan, bentuk marah (healing) buya kami adalah beliau diam lalu keluar rumah untuk berziarah ke sarean para wali lalu mampir ke warung kopi, setelah itu buya kami pulang dengan wajah berseri-seri, indah dan teduh sekali wajahnya, bahkan buya kami tidak segan untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada kami, meskipun tidak ada kesalahan yang beliau buat sebelumnya. Buya kami adalah orang yang selalu ramah kepada siapa pun, tidak pernah meremehkan orang lain, tidak juga meremehkan santri. Jika ditegur sapa senantiasa melempar senyum, jika diberikan penghormatan akan jauh lebih menghormati, jika diajak salaman oleh santri selalu memperhatikan dan menunduk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku akan meneruskan kisah Buya pada tulisan selanjutnya, sementara ini yang bisa aku tuliskan, air mataku tak berhenti berlinang ketika menulisnya. Walid kami, Mas Ahmad Cholil Said, Al-Faatihah..</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Dat9mr_bksYFrCrkKsVA1LDgkTP0HuhgM82RgZ8aKj8astyBeFvimJeyn7Y6BMGpq99lSHU3qoHXfDZFHcV_Su0NCm__qEQnHL7cnTNChzlWuugw4uGAWub2OWVbCc4ijC8m7I5ZF5AhQg98tiFyWcfrKai3SI3DLkfbEWs8OybyAwHGPKUE71-NnQ/s1280/CD9E21AD-5ACD-419A-80A8-7EB5C03DCDC5.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Dat9mr_bksYFrCrkKsVA1LDgkTP0HuhgM82RgZ8aKj8astyBeFvimJeyn7Y6BMGpq99lSHU3qoHXfDZFHcV_Su0NCm__qEQnHL7cnTNChzlWuugw4uGAWub2OWVbCc4ijC8m7I5ZF5AhQg98tiFyWcfrKai3SI3DLkfbEWs8OybyAwHGPKUE71-NnQ/w400-h300/CD9E21AD-5ACD-419A-80A8-7EB5C03DCDC5.jpeg" width="400" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div> Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-91618547783059895552020-09-19T18:20:00.013+07:002020-10-20T21:10:22.480+07:00Melahirkan dengan Nyaman dan Tenang<div style="background: url(URL Image) no-repeat;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioAn3eFwpBXQdtI0KHO9DZcNz_lmcmGGPi8iT30rTfU4u556S74U9wlPAA9lQkHb3ykBSSPFRvygZ6RZ6nW14PEWX2z8sJXq82YyF6E_T2sQjU1A39yGGh26HbKkJ4hhf1tgqt2ZsNIzHl/s762/WhatsApp+Image+2020-09-19+at+18.19.03+%25281%2529.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="762" data-original-width="762" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioAn3eFwpBXQdtI0KHO9DZcNz_lmcmGGPi8iT30rTfU4u556S74U9wlPAA9lQkHb3ykBSSPFRvygZ6RZ6nW14PEWX2z8sJXq82YyF6E_T2sQjU1A39yGGh26HbKkJ4hhf1tgqt2ZsNIzHl/s320/WhatsApp+Image+2020-09-19+at+18.19.03+%25281%2529.jpeg" /></a></div><i><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div>14092020</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut penelitian, hanya sekitar 5% bayi yang lahir sesuai hari perkiraan lahir (HPL). Dan aku termasuk yang 5% itu, melahirkan bayiku tepat saat HPL. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Meskipun ini adalah kelahiran yang ke-5, tak membuat aku pintar membedakan mana kontraksi asli dan mana kontraksi palsu. Beberapa kali mengalami kontraksi palsu membuatku galau. Apa lagi usia 35 minggu bayi dinyatakan dokter masuk panggul, jadi nambah galau deh saat mau mendekati HPL.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat itu tanggal 14 September 2020 jam <b>11.52</b> perut terasa kencang, tapi bukan mules. Entah mulai jam berapa muncul kencang-kencang pada perut karena selama hamil aku selalu tidur subuh bangun siang, jadi ketika bangun tidur aku merasakan ada gelombang cinta dari dalam perut. Mungkin sudah mulai ada sejak aku tidur 😁 Karena sudah feeling akan melahirkan pada hari itu, maka aku masih sempatkan masak, bersih-bersih rumah, nyuapin anak dan ponakan-ponakan, sholat dzuhur dan make up dong 😌</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku instal aplikasi penghitung kontraksi, kontraksi mulai hilang timbul per 30 hingga 15 menit. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKWh5ByS4-hs5j0nFdzeypPEXo-4r-0_hro5M5O3qYB03qrvYBtHgzr8r7qJSQaYReNOTwpJ-GIy8lp08iS9EAvE6D9X4FC215FVTzr3r6b6r_MV9Xs_WS91xmznnjZPXYpLtkV25Nyi7e/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-19+at+17.14.07.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="590" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKWh5ByS4-hs5j0nFdzeypPEXo-4r-0_hro5M5O3qYB03qrvYBtHgzr8r7qJSQaYReNOTwpJ-GIy8lp08iS9EAvE6D9X4FC215FVTzr3r6b6r_MV9Xs_WS91xmznnjZPXYpLtkV25Nyi7e/s16000/WhatsApp+Image+2020-09-19+at+17.14.07.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">aplikasi timer kontraksi<br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3zFrMmXUa_h9W6CULKn0rWhGBZNcsYuZE-_cChb1UuTRvQxMrnHh0Z-NOOrv0j7CFl20WvoBahYWzuX04jwgAACR0djSTEaGJeBuuL6aLDh-pjWKZuo5jPw2CT8-9yC8aFx7GCjNyrPu/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.10.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="591" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3zFrMmXUa_h9W6CULKn0rWhGBZNcsYuZE-_cChb1UuTRvQxMrnHh0Z-NOOrv0j7CFl20WvoBahYWzuX04jwgAACR0djSTEaGJeBuuL6aLDh-pjWKZuo5jPw2CT8-9yC8aFx7GCjNyrPu/s16000/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.10.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">hitungan kontraksi<br /></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Jam <b>14.00</b> ada peringatan dari aplikasi untuk segera menghubungi provider. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy8pr2FWlhZQcXI4E1VY_c9FOT2H9EP1r3DftKgcJ1lS0N6PUuIFUXgJhltxdU_gY2VGh1JN6ynPNxbi_s4EB2RF4jcowJek8mAZOfhHXC9qtknmzd66CQtG5w-J-AGzW96NvyLFoM6Bd9/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-19+at+17.14.06.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="591" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy8pr2FWlhZQcXI4E1VY_c9FOT2H9EP1r3DftKgcJ1lS0N6PUuIFUXgJhltxdU_gY2VGh1JN6ynPNxbi_s4EB2RF4jcowJek8mAZOfhHXC9qtknmzd66CQtG5w-J-AGzW96NvyLFoM6Bd9/s16000/WhatsApp+Image+2020-09-19+at+17.14.06.jpeg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: justify;"> </span></div><div style="text-align: justify;">Maka segera aku dan suami berangkat ke RS. Kamar Medika. Sebenarnya masih ingin tinggal di rumah dulu sambil menunggu kontraksi makin intens, RS juga dekat hanya 5 menit dari rumah, tapi karena ini masa pandemi dan pastinya ada proses yang dilalui seperti rapid atau swab dan pemeriksaan lainnya maka kuputuskan untuk berangkat lebih awal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jam <b>14.20</b> sampai di IGD, diperiksa bidan untuk VT sudah bukaan 2, tes rapid, dan menunggu hasil rapid, pesan kamar VIP Lavender. Pemesanan kamar VIP ini ternyata sudah disiapkan oleh suami jauh-jauh hari saat periksa kehamilan agar selama menunggu penambahan bukaan aku bisa lebih nyaman. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jam <b>14.30</b> keluar hasil rapid nonreaktif, jadi kata dokter tidak perlu tindakan swab, akhirnya bisa langsung pindah kamar untuk menunggu kontraksi. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sela-sela menunggu nambah bukaan, aku nge-<i>chat</i> sama temen-temen dan adekku. Membahas apa aja, ada yang curhat, ada yang bahas seputar permasalahan fiqh perempuan, chat sama admin Reinkarnasi (admin di Grup FB Share Ilmu dan Pengalaman tentang Kehamilan dan Tumbuh Kembang Anak) kasih update perkembangan kontraksi, chat sama admin perempuan membaca dan vendor tanya-tanya merchandise yang belum sampai dianter Pak Gojek, dan tidak lupa membahas baju-baju kece di olshop sama adekku 😌 sampai-sampai suami komentar <i>“iki piye arep lahiran kok sik kober chattingan” </i><span style="font-size: x-small;">*pertarungan melahirkan nyawa baru masih sempat membahas seputar duniawi dan perghibahan </span>😌</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO0NrRgqGOVJXmYkGjHXyIjeMKBIGk_cZ5X_o0yFyA-vqDzeDOUiKUhyphenhyphenzNEkgiHVhl7zDTGgu6xv5oPIZutdxoC1hvrbOD7AXroSSgRJsJpDgl6VTJSTuhsAfymz8mkAybT7IUEqliqgu6/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.12.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="591" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO0NrRgqGOVJXmYkGjHXyIjeMKBIGk_cZ5X_o0yFyA-vqDzeDOUiKUhyphenhyphenzNEkgiHVhl7zDTGgu6xv5oPIZutdxoC1hvrbOD7AXroSSgRJsJpDgl6VTJSTuhsAfymz8mkAybT7IUEqliqgu6/s16000/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.12.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">heboh sendiri di grup<br /></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1PPyrDAvz-SQQKd-SNEIX87ZdJZixC5iTJUTE_xD-VcuGAtEZANACy3TRT-d8W5q5qkZ0KJVQs-M45XtArhLlsSaC9SNK7wvAtpoUKpezNUhN_kKLB-MvJmmbxpsgyeWWZ0LX6HSoBtVg/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.09.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="591" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1PPyrDAvz-SQQKd-SNEIX87ZdJZixC5iTJUTE_xD-VcuGAtEZANACy3TRT-d8W5q5qkZ0KJVQs-M45XtArhLlsSaC9SNK7wvAtpoUKpezNUhN_kKLB-MvJmmbxpsgyeWWZ0LX6HSoBtVg/s16000/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.09.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">tidak lupa membahas masalah duniawi 😌<br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP369SARHp8MpxvJ1nnAlnm7aX622KQHGJ-ReblekKY8t7fdFh7-ecYMraVRHzEbgU_b_K2NahgBuGY7wWzeql7PJqTaqMZeIkgu7Wmxm98AxW22abJJL0Q0qIr7SmlIj-wbsj5LxqTPhq/s1280/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.11.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="591" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP369SARHp8MpxvJ1nnAlnm7aX622KQHGJ-ReblekKY8t7fdFh7-ecYMraVRHzEbgU_b_K2NahgBuGY7wWzeql7PJqTaqMZeIkgu7Wmxm98AxW22abJJL0Q0qIr7SmlIj-wbsj5LxqTPhq/s16000/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.11.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">masih seputar perduniawian 😪<br /></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan chatting beberapa aib yang tidak bisa ditangkap layar 😗</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oh ya, sudah masuk Jam <b>20.00</b> VT kedua masih bukaan 3, lumayan lama sih buatku untuk kelahiran yang ke-5 ini. Jam 20.30 aku mendapatkan telfon dari Ning Shoma, beliau tiba-tiba tanya kabarku, pas sekali waktunya, sekalian saja kubilang minta barokah doa ke Romo Yai Husein Ilyas (ayah Ning Soma) agar kelahiran kali ini lancar, karena kontraksi justru makin lama makin lambat datang. Gayung bersambut, beberapa menit kemudian Ning Soma datang ke RS membawakanku air asma’ (air doa) dari Romo Yai, dan langsung kuminum. Ajaib, tiba-tiba gelombang cinta itu datang secara intens, seharusnya observasi lagi jam <b>23.00</b>, tapi sepertinya makin intens kontraksinya. Karena sudah semakin berhasrat ngeden, akhirnya jam <b>22.00</b> suami menghubungi bidan yang jaga dan cuss langsung dipindah ke ruang VK, kontraksi makin berlanjut yang rasanya aduhai, tapi kata bidan gak boleh ngeden dulu, tapi aku gak kuat kepingin ngeden, ya sudah aku ngeden aja 😂 pas dilihat bidan ternyata kepala bayi sudah turun dan taraaa jam <b>22.30</b> bayi yang dinanti-nanti keluar juga dari rahim emak. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terima kasih, Gusti. Telah melahirkan kami sebagai orang tua lagi. Sejatinya ketika seorang ibu melahirkan, yang lahir bukan hanya seorang anak, tapi juga kelahiran kembali bagi kedua orang tuanya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terima kasih, <b><span style="color: #0b5394; font-family: courier; font-size: medium;"><i style="background-color: white;">“ADIB MUHAMMAD MAYDUMI SOSRODIHARJO”</i></span></b> telah berkenan lahir dari rahim Ibu, telah berkenan menjadi anak ke-5 Bapak dan Ibu. Semoga engkau tumbuh dan berkembang dengan baik serta menjadi anak yang sholih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terima kasih suamiku yang menjadikanku prioritas dalam segala hal. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terima kasih RS. Kamar Medika dengan segala fasilitasnya yang mendukung pasien untuk melahirkan secara per vaginam, terima kasih dr. Yulianto, SpOg yang senantiasa mengawal perkembangan kehamilanku hingga proses melahirkan dengan tenang, sehat, dan selamat hingga proses pemulihan pasca melahirkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>*man lam yasykurin nas lam yasykur lillah</i></div><div style="text-align: justify;"><i>*la in syakartum la aziidannakum</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;">Berikut aku lampirkan beberapa testimoni melahirkan dengan mental yang santuy </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCXx9sIAxl73kNw4cSeKKDfyXdENipJtEagb-bhCIhoRcI8CvJhDYOWDOAJPVwpbHi57l7EGdOD5tL16EfKFDfV-C5HJ6xVqN0tVQyKKjnLuNuf29uRFB6o9V7aJFts0LU8TennH7yznUk/s833/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.10+%25281%2529.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="833" data-original-width="828" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCXx9sIAxl73kNw4cSeKKDfyXdENipJtEagb-bhCIhoRcI8CvJhDYOWDOAJPVwpbHi57l7EGdOD5tL16EfKFDfV-C5HJ6xVqN0tVQyKKjnLuNuf29uRFB6o9V7aJFts0LU8TennH7yznUk/s320/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.23.10+%25281%2529.jpeg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbA7Sy_Ztkt5X2VttiRt2R9fP6d0awmVRnTrx4kGYGi9_PLOpEE9nJ9Fa3HE-RdYll9vq9tkjh1vPolUoMb32X1wux54kYJlsbrApw6bzBz6NYthDRtSAP4oXdYgO0tsY1Knd04TgZGHLi/s828/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.26.34+%25281%2529.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="410" data-original-width="828" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbA7Sy_Ztkt5X2VttiRt2R9fP6d0awmVRnTrx4kGYGi9_PLOpEE9nJ9Fa3HE-RdYll9vq9tkjh1vPolUoMb32X1wux54kYJlsbrApw6bzBz6NYthDRtSAP4oXdYgO0tsY1Knd04TgZGHLi/s320/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.26.34+%25281%2529.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeLjA-Sz4c85wa3L5agkM7vVKzQLaOz6X0GjFWPyRokwzqDu42ZOLuKKOK_7yuYvY_u-4DpPjjTIu4hLDMxYYnX7dK6QJU-gk3T4qBP6zpdMGKU9QIfVQqCP6_bhTgWWgIpfs_bPBNlFWa/s828/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.26.34.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="296" data-original-width="828" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeLjA-Sz4c85wa3L5agkM7vVKzQLaOz6X0GjFWPyRokwzqDu42ZOLuKKOK_7yuYvY_u-4DpPjjTIu4hLDMxYYnX7dK6QJU-gk3T4qBP6zpdMGKU9QIfVQqCP6_bhTgWWgIpfs_bPBNlFWa/s320/WhatsApp+Image+2020-09-18+at+15.26.34.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Jadi begini ibu-ibu, mari kita ganti makna melahirkan bukan lagi pertarungan antara hidup dan mati tetapi melahirkan adalah pengalaman yang indah dan menyenangkan. Mari memberikan afirmasi positif ke tubuh kita bahwa kita mampu melahirkan dengan mudah, nyaman, dan minim rasa sakit. Tubuh kita pintar, janin kita pintar, kita diberkati Tuhan. Tidak peduli bagaimana cara melahirkannya, baik melahirkan secara per vaginam atau melahirkan operasi, kita harus bahagia, kita harus nyaman, jangan panik. Kita semua diberkahi kemampuan untuk melahirkan insan-insan yang mulia. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selama hamil aku sering membaca ilmu hypnobirthing dari Bidan Yessie, baik berupa website-nya di bidankita.com, IG, dan juga youtube. Aku lampirkan link video dari bidan kita yang membuat kita merasa nyaman dan tenang ketika akan melahirkan. cekidot 😙</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/1on8VKu77Js" width="320" youtube-src-id="1on8VKu77Js"></iframe></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><br />Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-69224525959340059692020-09-05T05:44:00.003+07:002020-10-20T21:18:36.262+07:00Pilah-Pilih Jenis Kelamin Anak<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG-PWLUXsrWLEbmv6hIOPHmCWzAl0A4-eU3mXkejA6EWYE9Cwb8SIuIDU23tflqyJ6l_3YnNTokNt8tWhJgnLw3-Rqcvv-JtGnzWT9SYdAXQG6HyH0Wf3ozChaYQ7Mpk9VwJPLITNuNx70/s1600/AAA0189F-88CA-44E1-B812-8044512A63D2.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="762" data-original-width="756" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG-PWLUXsrWLEbmv6hIOPHmCWzAl0A4-eU3mXkejA6EWYE9Cwb8SIuIDU23tflqyJ6l_3YnNTokNt8tWhJgnLw3-Rqcvv-JtGnzWT9SYdAXQG6HyH0Wf3ozChaYQ7Mpk9VwJPLITNuNx70/s400/AAA0189F-88CA-44E1-B812-8044512A63D2.jpeg" width="396" /></a></div>
<br />
Bagi seorang ibu ketika hamil, jenis kelamin laki-laki atau perempuan bukanlah hal yang paling diprioritaskan, yang didambakan seorang ibu hamil adalah bayinya lahir melalui persalinan yang lancar, ibu sehat, bayi juga sehat serta sempurna. Karena pengalaman melahirkan adalah pengalaman yang begitu indah. Saya lebih menyukai istilah melahirkan adalah pengalaman yang indah daripada harus menyebutnya sebagai pertarungan antara hidup dan mati. Kita harus membangun pemikiran yang positif bahwa semua perempuan seharusnya memberdayakan diri untuk melahirkan dengan indah, bagaimanapun proses kelahirannya, entah oprasi sesar atau kelahiran pervaginam. Semuanya indah karena perempuan melahirkan insan yang indah pula. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang ada beberapa tips atau program bagaimana cara memiliki anak laki-laki dan perempuan, baik cara bercinta, jadwal ovulasi kaitannya dengan waktu bercinta ataupun makanan yang dikonsumsi, tapi sekali lagi, untuk apakah hal itu? Kita tidak sedang hidup di zaman jahiliyah, bukan? Di mana jenis kelamin anak menjadi yang paling utama karena ada kaitannya dengan kehormatan, pertahanan nasab atau apa pun itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian pihak yang sering mendapatkan stigmatisasi tentang jenis kelamin bayi yang dilahirkan adalah perempuan atau seorang ibu. Saya pernah membaca curhatan seorang ibu yang intens menulis di grup fb tumbuh kembang anak, menanyakan tentang bagaimana caranya memiliki anak laki-laki karena suaminya menginginkan anak laki-laki, tulisan selanjutnya di grup dia berhasil hamil sudah memasuki trimester kedua dan USG jenis kelaminnya perempuan lagi, ia pun curhat jika anaknya lahir perempuan lagi maka ia akan diceraikan suaminya, ia bingung bukan kepalang. Bayangkanlah bagaimana perasaan seorang ibu saat itu, sudah hamil merupakan lemah yang bertambah-tambah, lelah fisik, kemudian ada ancaman-ancaman psikologis dari <i>toxic relationship</i> atau dari orang-orang terdekatnya. Saya tidak bisa membayangkan betapa hancur hatinya. Padahal menurut ilmu biologi bab reproduksi, laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi melalui sperma pembawa kromosom XY, sedangkan perempuan memiliki kromosom XX, jika kromosom laki-laki membawa kromosom X bergabung dengan kromosom perempuan X, maka jadilah anak perempuan (XX). Jika kromosom laki-laki membawa kromosom Y dan perempuan tetap dengan kromosom X maka jadilah anak laki-laki (XY). Maka akan menjadi aneh ketika perempuan yang disalahkan jika tidak mengandung anak dengan jenis kelamin tertentu yang didambakan oleh suatu keluarga. Bahkan ada suami yang ingin menikah lagi karena istrinya ‘tidak bisa’ melahirkan anak laki-laki. Mari <i>upgrade</i> ilmu pengetahuan agar tidak tersesat jalan. Sampai di sini, perlukah kita memilih akan memiliki anak dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak juga bertebaran artikel keutamaan memiliki anak laki-laki, kemudian ada artikel tandingan keutamaan memiliki anak perempuan, <span style="font-size: x-small;">*<i>hayyah kunu perang keutamaan</i></span> 😂 intinya memiliki anak laki-laki dan perempuan sama saja, sama-sama memiliki tanggung jawab moral dan finansial. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Komentar-komentar tentang jenis kelamin anak yang menurut saya <i>mom shaming</i> juga harus dihindari, seperti;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah hamil lagi ya? Semoga cowok ya, kan sudah ada cewek? Tinggal cowok yang belum.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Anaknya cowok-cowok kapan nih bikin anak cewek?”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang pertanyaan seperti ini hanya sekadar basa-basi atau kalau kata orang Jawa <i>abang-abang lambe <strike>turah</strike></i>, hanya pemanis untuk memulai obrolan. Di mana posisi kita? Apakah kita korban <i>mom shaming</i> atau jangan-jangan kita pelaku <i>mom shaming</i>? Mengapa saya mengategorikan hal ini sebagai <i>mom shaming</i>? Karena tidak semua orang tua <i>legowo</i> dengan pertanyaan seperti itu, terkadang komentar-komentar tersebut terdengar menjengkelkan, bikin mood menjadi buruk, baper. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya adalah seorang ibu yang memiliki 4 anak laki-laki dan satu anak perempuan yang sudah diambil Allah. Banyak kalimat <i>annoying</i> yang dilontarkan oleh orang-orang sekitar saya, seperti;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo coba lagi bikin yang cewek”, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yah kurang lengkap gak ada ceweknya”, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah yang meninggal cewek kemarin bukan rezekinya ya! Ayo bikin lagi”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai pada hal yang benar-benar mengganggu saya adalah kalimat </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu gak bakat punya anak perempuan, makannya yang dulu itu meninggal”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mencoba untuk <i>self healing</i>, bangkit dari trauma melahirkan anak perempuan saya yang telah meninggal. Termasuk trauma dari komentar orang lain. Anak perempuan saya yang saya beri nama Adibah Azzuhdiyah dan meninggal pada hari kelahirannya bukan berarti belum rezeki saya. Bagaimana pun dia tetap menjadi rezeki saya yang terbesar, saya memilikinya dan Tuhan yang mengasuhnya, nikmat mana lagi yang harus saya dustakan?, kesedihan mana lagi yang harus saya ratapi? Sedangkan saya diberikan Tuhan mandat untuk mengasuh keempat kakak dan adik Adibah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi sejatinya kita semua ini berproses, saya tidak bisa <i>dong</i> mengeluh dengan komentar dan penilaian orang lain, sedangkan orang lain yang berkomentar kepada kita nyatanya dalam keadaan tidak berniat menyakiti. Ini mengingatkan saya dahulu di mana saya juga kerap komentar menyinggung kepada orang lain, misalkan saat saya bertemu dengan teman lama saya, ia belum menikah sedangkan saya sudah punya anak 2, dengan <i>entheng</i>nya saya bertanya; </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Loh kamu belum nikah ya? Buruan, aku aja sudah punya anak 2 masak kamu belum nikah”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kemanten baruuu sudah isi beloom?”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan beberapa komentar-komentar jahat dari saya kepada teman-teman saya. Saya dulu juga <i>entheng</i> banget menganggap hal itu adalah biasa, tidak ada niat menyakiti. Tuhan adil dengan membiarkan saya merasakan sakitnya ditusuk kata-kata. Setelah peristiwa demi peristiwa saya baru sadar, sudahlah mari diputus mata rantai mempermalukan orang lain. Bukan saatnya merendahkan, bukan saatnya <i>mom shaming</i>, bukan saatnya <i>abang-abang lambe</i> yang ternyata menyakitkan, berfikir dulu sebelum berkata, jangan sampai kecepatan kata-kata mendahului fikiran dan empati.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0CsHwvcWot2fYv3llbaQ0v-oPb3M-hCGm_IAfQGK758fGVtQSPyvjtJTxtCNkGwHGvX0qpAtH-WSHDq5LRLEeEJEBSLEU3P2DHkbbnWlRkRb8nJB6s0qZa3GVJhXQyfwJlFFuxtK2skTE/s1600/2077133A-D61B-47AF-A85C-E2B3690AFCD2.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="480" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0CsHwvcWot2fYv3llbaQ0v-oPb3M-hCGm_IAfQGK758fGVtQSPyvjtJTxtCNkGwHGvX0qpAtH-WSHDq5LRLEeEJEBSLEU3P2DHkbbnWlRkRb8nJB6s0qZa3GVJhXQyfwJlFFuxtK2skTE/s320/2077133A-D61B-47AF-A85C-E2B3690AFCD2.jpeg" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar hanya pemanis 😶<br /></td></tr></tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali lagi ke persoalan jenis kelamin bayi. Meskipun tidak bisa dipungkiri kita menginginkan anak laki-laki atau perempuan, tapi mari coba kita fikir, untuk apa kita memilih punya anak laki-laki? Mengharuskan punya anak perempuan? Bukankah menikah lalu hamil adalah berkah dari Tuhan? Tidak cukupkah berterima kasih dan berdoa untuk kesehatan dan keselamatan bayi yang dikandung? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
“Janin dalam kandungan mempunyai unsur yang sangat sederhana yaitu perasaan. Dia tidak punya keinginan dan dia belum punya kemauan. Dia suci dan dia sudah mampu merekam semua kejadian dan peristiwa yang menimpanya, ibunya maupun yang ada di lingkungannya.” (Bidan Yessie)</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa jadinya jika orang tuanya memilih harus perempuan atau harus laki-laki, sedangkan jenis kelamin janin sudah terbentuk pada saat dia menjadi sebuah embrio, bayangkan bagaimana perasaannya? Apakah dia akan merasa tertolak karena takdirnya? Kehamilan adalah anugerah terindah, bagaimana pun perjuangannya demi menjaga kehamilannya. Mampu menjaganya dari awal kehamilan sampai lahir juga membesarkannya kelak adalah cita-cita mulia yang ingin selalu diwujudkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>*Robbi laa tadzarni fardan wa anta khoirul waaritsiin</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>*Robbi hab lii minas shaalihiin</i></div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-54492163267415116052020-08-20T04:19:00.004+07:002020-08-20T19:10:22.089+07:00Siapa Kita di Film Tilik?<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimoiD_O9IiIB064xjB07Y7Si-9pbGkMVoKo-PvepLbVTThMBXXwIzRqaw0y2tX9XQ0-GqxuZr1GHoiMfbzdAOkOUJqccgXUjA5XamQunMwgbha5QZBQOZ0yot9Lr5687E9rDZ9z98AOcE3/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.35.58.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimoiD_O9IiIB064xjB07Y7Si-9pbGkMVoKo-PvepLbVTThMBXXwIzRqaw0y2tX9XQ0-GqxuZr1GHoiMfbzdAOkOUJqccgXUjA5XamQunMwgbha5QZBQOZ0yot9Lr5687E9rDZ9z98AOcE3/s320/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.35.58.jpeg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="direction: ltr;">
Jagat maya heboh dengan film pendek berdurasi 32 menit berjudul “Tilik” produksi Ravacana Films yang diunggah di channel youtube-nya. Film dengan konsep <i>one shot</i> dan <i>setting</i> pedesaan yang hijau dan asri ini benar-benar memanjakan mata penonton. Menariknya, dialog dalam film ini memakai bahasa Jawa khas Yogyakarta sesuai dengan latar tempat film, sehingga terlihat natural bukan seperti film. Disediakan juga terjemahan dalam bahasa Indonesia. </div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tilik berasal dari bahasa Jawa yang artinya menjenguk, budaya tilik sangat kental di masyarakat Indonesia, ada <i>tilik bayi, tilik manten, tilik wong loro, tilik mangkat umroh/haji, tilik bali umroh/haji, tilik pindah omah, </i>dll. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tilik yang dimaksud dalam film ini adalah <i>tilik wong loro</i>, atau menjenguk orang sakit. Saat itu yang sakit adalah Bu Lurah, dan ibu-ibu sekampung berangkat ke rumah sakit menjenguk Bu Lurah naik truk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini <i>loh</i> yang kental di masyarakat pedesaan, mereka bahu-membahu dalam keadaan apapun. Hubungan sosialnya begitu erat, jika mendengar ada yang sakit maka segera merapat untuk menjadwalkan tilik secara rombongan, mereka tidak berangkat dengan kendaraan masing-masing, tapi bersama-sama menyewa bus, pikap, atau truk. Aku pernah melihat rombongan ibu-ibu naik truk untuk mengikuti pengajian umum yang diadakan di suatu desa, jujur melihat semangat ibu-ibu naik truk untuk mengikuti pengajian sempat membuat pipiku basah karena terharu. Mereka tidak peduli dengan bagaimana hidup perempuan-perempuan sosialita di luar sana, membawa bekal jajanan, duduk <i>ndeprok</i>, pakaian sederhana, sesekali pamer emas yang dikenakan di jari dan pergelangan tangan. Pamer gadget <i>can’t relate</i>. Begitulah gambaran ibu-ibu di film Tilik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konflik dalam film dimulai dari sebuah dialog pertanyaan Bu Sam kepada Bu Tedjo “Fikri ki karo Dian po bener sesambungan toh, Buk?”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizUKKQVMKlfx53DH5GICJd7jwFUT4pQCPzECuEfAE0YFTbEytPHW1Jk409BEjOwdjdTQVqhDvc1yHB_XLBKh1GG3R3YSo9dSyteFKLS6b29NaAjLFaTc3qUr7RnP7Ys9JaT_ZaSk0rFuTn/s1600/36CCEE51-9F3A-4246-9A68-8EE26A38DFA9.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="353" data-original-width="828" height="170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizUKKQVMKlfx53DH5GICJd7jwFUT4pQCPzECuEfAE0YFTbEytPHW1Jk409BEjOwdjdTQVqhDvc1yHB_XLBKh1GG3R3YSo9dSyteFKLS6b29NaAjLFaTc3qUr7RnP7Ys9JaT_ZaSk0rFuTn/s400/36CCEE51-9F3A-4246-9A68-8EE26A38DFA9.jpeg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaan ini semacam pemantik api pergosipan. Jiwa perghibahan emak-emak pasti ikut bergetar mendengarkan <i>muqoddimah</i> dari Bu Sam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<br />
Bu Sam di film ini adalah tipikal orang yang suka memancing permasalahan dan tahu betul karakter dari target umpannya, bisa jadi Bu Sam sudah tahu gosip tentang Dian, tapi dia lebih suka menampar dengan meminjam tangan orang lain. </blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Di kehidupanmu ada orang seperti Bu Sam? Atau jangan-jangan itu kita?, aku? Atau justru bahkan sebaliknya, Bu Sam adalah orang polos, bukan orang picik gemar memancing masalah. Ya, Bu Sam emang penasaran saja sama Dian dan gak nyangka kalau masalahnya jadi perdebatan panjang antar ibu-ibu? Kamu pernah di posisi ini? Cuma niat bercanda atau malah keceplosan ngomong apa ternyata jadi awal munculnya masalah?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bu Tedjo pun tak kuasa untuk mengeluarkan bakat lambe turahnya. Sepanjang perjalanan di atas truk Bu Tedjo menyampaikan beberapa informasi penting tentang Dian disertai bukti-bukti kuat yang dia dapatkan dari sosmed Dian.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn0kB7IAxSKe2kThv1_G-JNI7dBd_QBKcAjSh6ZCrukXlESwm0bNgKcBRRfNHnm1JqDItOCRxyY9-5H0gE0s4DIs2o33U_Ou2dqJ9qgZ09YbuIXtF_jZoXW1zFiQVvzQME7wcwIirkHssm/s1600/98623928-4932-47D8-ABA6-D3DA2524AA9E.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="341" data-original-width="828" height="131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn0kB7IAxSKe2kThv1_G-JNI7dBd_QBKcAjSh6ZCrukXlESwm0bNgKcBRRfNHnm1JqDItOCRxyY9-5H0gE0s4DIs2o33U_Ou2dqJ9qgZ09YbuIXtF_jZoXW1zFiQVvzQME7wcwIirkHssm/s320/98623928-4932-47D8-ABA6-D3DA2524AA9E.jpeg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibu-ibu yang lain pun semakin khusyuk dalam perghibahan yang diketuai oleh Bu Tedjo; Dian yang keluar masuk hotel, jalan-jalan ke mall dengan om-om, muntah-muntah kayak orang hamil, baru kerja sudah punya hp baru, motor baru dan barang-barang bermerk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iso koyo ngunu”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Astaghfirullohal adzim iso dempel-dempelan ngunu” </div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku mari ndelok fotone Dian iso mrinding kabeh awakku”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sangat gurih bukan? Begitulah sahut-sahutan ibu-ibu membicarakan Dian, kembang desa pujaan para lelaki lajang dan beristri yang dikabarkan dekat dengan Fikri, anak Bu Lurah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bu Tedjo di sini tipikal orang yang nyinyir, merasa benar, percaya diri, cerewet, influencer dengan kearifan lokal, buzzer sejati. 😄<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>Bu Tedjo be like;</i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic3z4b-deXKnDyvO8C5TjxkP3S_3NCcOmOAh-EULXQuHIT2xjjWVZYI8nQtl3dXf6UdCHIzVHc9pTyuBiy3D_LwBU8kx2lgLz5t_Clegiq4V3Aj_rDBt7Y_d2wvDFkCoyT-nmvmIdb-uxu/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.01+%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="554" data-original-width="554" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic3z4b-deXKnDyvO8C5TjxkP3S_3NCcOmOAh-EULXQuHIT2xjjWVZYI8nQtl3dXf6UdCHIzVHc9pTyuBiy3D_LwBU8kx2lgLz5t_Clegiq4V3Aj_rDBt7Y_d2wvDFkCoyT-nmvmIdb-uxu/s320/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.01+%25281%2529.jpeg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
Apakah kita tipikal Bu Tedjo? Yang merasa bergairah dan bersemangat ketika membicarakan aib orang lain? </blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Yu Ning (masih saudara dengan Dian) selalu mengarahkan Bu Tedjo untuk berpikiran positif, tidak mudah menerima informasi yang belum jelas fakta dan bukti-buktinya. Yu Ning selalu <i>husnudzon</i>, tapi banyak yang tidak berada di pihaknya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYbZaiMBubZU-5aR_xSyKmZNor4X9Xil6ebutJFUJAMzRHUuxVIClLyQYRxFFtOFVJaHrBU0B9arq2ZktVFU6hJz7JX75R48q7uRDfM0qt0MZ2mQcfxbd2CfkTtLZkpc1QC0VZJyGd0aeB/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.03.53.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="349" data-original-width="828" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYbZaiMBubZU-5aR_xSyKmZNor4X9Xil6ebutJFUJAMzRHUuxVIClLyQYRxFFtOFVJaHrBU0B9arq2ZktVFU6hJz7JX75R48q7uRDfM0qt0MZ2mQcfxbd2CfkTtLZkpc1QC0VZJyGd0aeB/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.03.53.jpeg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
Apakah kita ini Yu Ning? Berusaha menangkal informasi yang beredar karena kurang kredibelnya suatu berita, atau karena informasi itu ditujukan kepada orang-orang terdekat kita atau orang yang kita sayangi?</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ingat dengan pilpres 2019? Semua berita akan dianggap <i>hoax</i> jika berita negatif itu ditujukan kepada pilihan kita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bu Tri, diceritakan di sini adalah tim sukses Bu Tedjo dalam hal perghibahan. Bu Tri ini tipikal majas hiperbola, menambah-nambahi info tentang kejelekan Dian yang membuat suasana gosip makin sip. Bu Tedjo pun makin mumbul karena merasa ada yang mendukungnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMl4SRkkxXXL99Eoe3Fmo2jR3Xe4-ko1-BIClhlb5Pw9uROKtSMPZzi09GKBosmQgn0tWyna1It3fntwmwURWgrh2nkQL9-zAVD82FTeiX64o2S-KiRyMbLxwTwUFAenmcxrbkw5ST2lqr/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.06.15.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="348" data-original-width="828" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMl4SRkkxXXL99Eoe3Fmo2jR3Xe4-ko1-BIClhlb5Pw9uROKtSMPZzi09GKBosmQgn0tWyna1It3fntwmwURWgrh2nkQL9-zAVD82FTeiX64o2S-KiRyMbLxwTwUFAenmcxrbkw5ST2lqr/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.06.15.jpeg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
Apakah kita mau menjadi Bu Tri? Membenarkan perkataan teman, bukan mengatakan yang benar pada teman? </blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tengah ibu-ibu yang mabok gosip, ada Yu Nah yang mabok kendaraan, dalam dunia pergosipan di atas truk ini sepertinya Yu Nah yang paling mewakili orang-orang yang gak mau tahu dengan sekitarnya karena dia sudah lelah dengan dirinya sendiri. Telek minthi sama Si Dian, mau dia perempuan gak bener kek, mau dia hamil di luar nikah kek, emang gue pikirin. Ini kalau Yu Nah main fb, semua orang di timeline-nya nyetatus bab klepon tidak syar’i, wall Yu Nah dipenuhi curhat masalah pribadi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8heXDAsmglHm5BUKrS_5zNPdvxRiVfFmqFq-o20Z39_fc48TJ94XJp74oa5CMo1tjyk0CAa_ukr9UVcQJX6V0QcpOAo4ZU8NB8geSZ8bKRpi3iTGSLQKvHBPDSMl7mh3e7xSdklk27sBJ/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.57.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="337" data-original-width="338" height="319" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8heXDAsmglHm5BUKrS_5zNPdvxRiVfFmqFq-o20Z39_fc48TJ94XJp74oa5CMo1tjyk0CAa_ukr9UVcQJX6V0QcpOAo4ZU8NB8geSZ8bKRpi3iTGSLQKvHBPDSMl7mh3e7xSdklk27sBJ/s320/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.57.jpeg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adegan gotrek ditilang polisi juga menggambarkan “The Power of Emak-Emak”, satu emak yang sein kiri belok kanan saja sudah bikin polisi susah, ini emak-emak satu truk mau gigit polisi. That “empatinya itu lhooo Paaak”, sama “saya punya kenalan polisi bintangnya lima jejer-jejer berani apa enggak?” Bener-bener bikin ngakak 😂 sampai akhirnya pak polisi nyerah gak jadi nilang gotrek. Emak-emak dilawan 😎</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK2tk1jNbBkePiZXKDM2eyPlq1TkxDe702DMUPhxqh5Vj8zRS5HM-jL_K2K1iyM_JWmRUMqRg7doiOT2ZlnIcvcVsS7cGYPHQGDUk-QVtjnoPey9WNw1du7NNtiTqj2NAAD_ngsN6asGiY/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.57+%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="344" data-original-width="828" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK2tk1jNbBkePiZXKDM2eyPlq1TkxDe702DMUPhxqh5Vj8zRS5HM-jL_K2K1iyM_JWmRUMqRg7doiOT2ZlnIcvcVsS7cGYPHQGDUk-QVtjnoPey9WNw1du7NNtiTqj2NAAD_ngsN6asGiY/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.57+%25281%2529.jpeg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sopir gotrek ibu-ibu ini ternyata juga ngefans loh sama Dian, sampai dia dijewer istrinya waktu ikutan ngomongin Dian “bojoku ancen NGGIATHELI” 😂. Mungkin pak sopir lelah karena sepanjang perjalanan ibu-ibu ghibahin Dian. Entah ya aku melihat orang laki-laki tidak begitu tertarik dengan gosip ibu-ibu. Makanya suka heran kalau ada cowok tapi suka gosip ;) sampai ada istilah <i>lambe wedok</i> 😄 padahal gosip gak kenal gender 😂</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai di rumah sakit, ibu-ibu turun dan kebetulan bertemu Dian dan Fikri di depan Rumah Sakit, Bu Tedjo sih tetep dengan kenyinyirannya tanya kapan Fikri sama Dian menikah, tapi mereka berdua tidak menanggapi. Namun ibu-ibu yang datang harus rela menerima kenyataan kalau ternyata Yu Ning salah info dan gegabah menjenguk Bu Lurah karena posisi Bu Lurah masih berada di ICU dan tidak boleh ditilik. Akhirnya mereka semua pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyCpgWnnpQs4Dis_oRSsomdbIUb8_fAecTk9RBk0JKnivpwwrBNwVk2dJsmnCoFcmr-hSMAcHvaBnpcGSGHSwc0V7NlzvfRjwCWxEeHrAsHzyB3tavolg5_l3YDCvssqCxQNfbsoM-lyuf/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.09.35.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="349" data-original-width="828" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyCpgWnnpQs4Dis_oRSsomdbIUb8_fAecTk9RBk0JKnivpwwrBNwVk2dJsmnCoFcmr-hSMAcHvaBnpcGSGHSwc0V7NlzvfRjwCWxEeHrAsHzyB3tavolg5_l3YDCvssqCxQNfbsoM-lyuf/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.09.35.jpeg" width="400" /></a></div>
<br />
Demi menghibur rasa kecewa ibu-ibu karena sudah datang jauh-jauh. Bu Tedjo punya inisiatif untuk mampir ke pasar gedhe agar ibu-ibu yang lain bisa bersenang-senang. Bu Tedjo faham betul kalau ibu-ibu paling suka diajak ke pasar untuk belanja dan mereka semua berbahagia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjztZIy6k-DgeCBGYV8qft4DyR55rbTuNDCI0cOBp7UuYV7zGm0P3LJ5TTrqllOyTWkBgZRsc1NnzAEpSnzFjuJdC_qy5cqs4mlfxmljNXEfyaoR2ayrSUrBRFycPWnSyc-3IOWG5odJR6B/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.11.18.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="742" data-original-width="719" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjztZIy6k-DgeCBGYV8qft4DyR55rbTuNDCI0cOBp7UuYV7zGm0P3LJ5TTrqllOyTWkBgZRsc1NnzAEpSnzFjuJdC_qy5cqs4mlfxmljNXEfyaoR2ayrSUrBRFycPWnSyc-3IOWG5odJR6B/s320/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+04.11.18.jpeg" width="310" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Detik-detik berakhirnya film ini pasti semua geram dengan Bu Tedjo dan berharap Dian tidak seperti yang digosipkan. Namun nyatanya di luar dugaan, <i>ending</i> yang <i>plot twist</i>. Dian bukannya pacaran sama Fikri, malah mau menikah sama Pak Lurah, Bapaknya Fikri 😂 greget gak sih ide ceritanya 😂</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy1pinCTlMPePe5NGoMeBD8S2M6UahR2nYiBzxBcQYCz_u_xhoeIfQFJKow0f0jTeqIzS-k_NPp5BWk6soX2hdcZsw3o0DeeWp0GBQHCHK8n_xPBCGHVDMeh0nyg1ylbo6XCVsvSGksZaH/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.00.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="351" data-original-width="828" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy1pinCTlMPePe5NGoMeBD8S2M6UahR2nYiBzxBcQYCz_u_xhoeIfQFJKow0f0jTeqIzS-k_NPp5BWk6soX2hdcZsw3o0DeeWp0GBQHCHK8n_xPBCGHVDMeh0nyg1ylbo6XCVsvSGksZaH/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.00.jpeg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheXHyu9JT1JW9JHATEQS_R8G15thZbymQzcmZe9Z3Dn8gZwNXjghIQt1W-IAQ8K2SAqHgQNwj9OFCRLU8tIP8I5tJOj12_41fTHDKVqc9fGtEI78nU44NXG371rs1RXLUd7VEMXvEAAEJ9/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.00+%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="373" data-original-width="828" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheXHyu9JT1JW9JHATEQS_R8G15thZbymQzcmZe9Z3Dn8gZwNXjghIQt1W-IAQ8K2SAqHgQNwj9OFCRLU8tIP8I5tJOj12_41fTHDKVqc9fGtEI78nU44NXG371rs1RXLUd7VEMXvEAAEJ9/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.00+%25281%2529.jpeg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHOFMFmIaPmGSMsQfYraWd9x3YgIbL8r-jCLbE8-OyMnw66kpns5Mp6xUaDRMOEX-lBip6cP1CxMhyphenhyphenmKpPVnh6_p7KxauueiUvrBP9kE7mdpNbzHA3em_oxHfk6_sjtGOV0RxQlzMkh7oX/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.01.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="349" data-original-width="828" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHOFMFmIaPmGSMsQfYraWd9x3YgIbL8r-jCLbE8-OyMnw66kpns5Mp6xUaDRMOEX-lBip6cP1CxMhyphenhyphenmKpPVnh6_p7KxauueiUvrBP9kE7mdpNbzHA3em_oxHfk6_sjtGOV0RxQlzMkh7oX/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.52.01.jpeg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan pandangan penonton tentang Yu Ning yang menganggapnya sebagai sosok yang baik, <i>care</i>, berfikiran positif, ternyata dia sendiri gundah dengan keyakinannya, terlanjur malu sudah mengkoordinir ibu-ibu untuk tilik Bu Lurah malah Yu Ning salah info, apa lagi sempat bertemu dengan Dian dan Fikri yang terlihat akrab, selama ini yang berusaha Yu Ning luruskan kepada ibu-ibu ternyata bertolak belakang dengan yang ia fikirkan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdSzuDVRq0-MMYbZHf_Ok3AaeJzBDvgeWM8MDLpMOrbpM2vh1bTTiWKt1U5QnB276BVNzVSQNDO4c6uSRL2Ko3fZRPi2eKR5IZAb2BBwcDHxb0tg7X6s3wF3Vkbcw6l-gCGtJUjokJYqng/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.58.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="349" data-original-width="828" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdSzuDVRq0-MMYbZHf_Ok3AaeJzBDvgeWM8MDLpMOrbpM2vh1bTTiWKt1U5QnB276BVNzVSQNDO4c6uSRL2Ko3fZRPi2eKR5IZAb2BBwcDHxb0tg7X6s3wF3Vkbcw6l-gCGtJUjokJYqng/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.58.jpeg" width="400" /></a></div>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Apakah kita ini representasi dari Yu Ning? Yang mencoba berfikiran positif kepada seseorang, sementara kita tertipu dengan fikiran kita sendiri? </blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dian, yang digunjingkan ibu-ibu bisa jadi adalah masa muda kita yang penuh <i>judgemental</i> dari orang-orang sekitar kita. Sekolah kita, pekerjaan kita, umur kita, status kita, atau gerak laku kita secara tidak langsung menjadi perhatian khusus di masyarakat. Maka tidak heran ketika kita sedang berkumpul dengan tetangga atau keluarga besar kerap ditanya “kapan wisuda?”, “kok belum nikah?”, “kerjanya apa kok malam baru pulang?”, dan segala pertanyaan lain yang mengganggu fikiran. Hal-hal tersebut tidak bisa kita hindari karena tidak menutup kemungkinan pula kita ini adalah the next Bu Tedjo, the next Yu Ning, Bu Sam, Bu Tri, dan ibu-ibu lainnya yang tergabung dalam jamaah rasan-rasan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM48BnkgzFrhWqicAaoSZxQe4GYHYpBYArlKgDtcjMT4FbEZesRsvK-rsnk5mtLSCI0JRD-lgJP4q2dQeuJdzt6QNYewHjs6esFRCWZB-MX6iXQz5O_8SuE3YlZ5NR5fia3T8Y5zzkQgsM/s1600/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.55+%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="789" data-original-width="1280" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM48BnkgzFrhWqicAaoSZxQe4GYHYpBYArlKgDtcjMT4FbEZesRsvK-rsnk5mtLSCI0JRD-lgJP4q2dQeuJdzt6QNYewHjs6esFRCWZB-MX6iXQz5O_8SuE3YlZ5NR5fia3T8Y5zzkQgsM/s400/WhatsApp+Image+2020-08-20+at+03.51.55+%25281%2529.jpeg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah melihat film ini aku justru menyadari bahwa masa mudaku dulu juga kerap digunjingkan seperti Dian dan benci dengan sosok ibu-ibu penggunjing di kampung, tetapi ketika aku berumah tangga dan banyak kenalan dengan ibu-ibu lainnya, aku malah bertransformasi jadi Bu Tedjo 😩 </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: center;">
<b>Bu Tedjo adalah kita yang tertunda!</b></blockquote>
</div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-52014825911092983932020-03-23T21:17:00.000+07:002020-03-24T07:16:56.228+07:00 Ning Firda dan Renunganku tentang Akhlak<div style="text-align: justify;">
Saat itu pukul 10 pagi, Ning Firda mengabariku kalau sudah sampai di rumahku selepas syuting acara kiswah female TV9 di Surabaya, aku datang dan menyambut beliau dengan penuh rindu. Ning Firda mengajak dua temannya yang bernama Mbak Ulfi dan Mbak Marsya. Sesuai dengan janji kami beberapa hari yang lalu bahwa beliau ingin sowan ke ndalem Mbah Yai Husein, ulama kharismatik dari Mojokerto, dan sepulang dari Mbah Yai Husein kami juga berencana sowan Mbak Eny Kemeresek, seleb fb yang status-statusnya no drama, sesuai realita, bahasanya anti mainstream, Crazy Rich Mojokerto, dan <strike>orator</strike> inspirator ulung bagi perempuan yang ingin menikmati hidup dengan cara yang gila pula. Prinsip hidupnya adalah<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
“sambat hanya untuk orang yang lemah, kami kaum yang kuat lebih suka misuh”</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai santri dari Mbah Yai Husein, aku berkenan mengantarkan Ning Firda beserta teman-teman dan pastinya aku bakal senang meskipun sekadar mengantarkan ke ndalem tanpa harus ikut sowan karena aku di sana akan bertemu dengan putra-putri dari Mbah Yai Husein yang merupakan sahabatku sejak kuliah, dan lagi gimana ya, ketemu guru itu rasanya ndredeg, mati gaya dengan segala kekikukan diri yang entah sulit untuk digambarkan. Setiap menjadi pengantar orang yang ingin bertemu dengan Mbah Yai Husein aku selalu sembunyi dan memilih ngobrol bersama putra-putri Mbah Yai setelah tugas selesai mengantarkan tamu sesuai alamat. Kecuali saat mengantar Ning Ienas dan Yai Ulil sowan Mbah Yai, aku nderekaken beliau karena aku bertugas menjadi dokumenter 😁<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5zTGEx1q434NvedzSF-xSODUJwNCEwAGJsX38jjBpIM1ATJK0a9SnE2nJU8dDvCWHILwoOJLG7MUhRIb-17knwVsfsUK4pKFoaWt8XrCWEi1ScM_zoDSDlQIkgI6-QjaUlTx-xpLPTB_Y/s1600/A763F307-9874-4DF9-B19C-08CE5EF8C595.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="897" data-original-width="897" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5zTGEx1q434NvedzSF-xSODUJwNCEwAGJsX38jjBpIM1ATJK0a9SnE2nJU8dDvCWHILwoOJLG7MUhRIb-17knwVsfsUK4pKFoaWt8XrCWEi1ScM_zoDSDlQIkgI6-QjaUlTx-xpLPTB_Y/s400/A763F307-9874-4DF9-B19C-08CE5EF8C595.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">baju coklat Mbak Marsya, baju kuning Mbak Ulfi, baju ijo Ning Firda, dan aku yang mungil ini 😌</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di rumahku kami ngobrol tentang beberapa hal yang unfaedah seperti enaknya Bumbu Mahmudah yang dibikin ibu-ibu pengajian di Sidoarjo. Selebihnya kami bernarsis mugholadloh di ruang baca dan berbagi tips tentang kiat-kiat menjadi perempuan bahagia meski patah hati berkali-kali. Waktu berlalu hingga memasuki dzuhur, kami segera berangkat untuk sowan ke Mbah Yai Husein karena Ning Firda memiliki sederet jadwal show yang padat. Sebelum berangkat aku menghubungi Ning Shomma (salah satu putri mbah Yai Husein) terlebih dahulu bahwa kami akan<i> on the way</i> kesana, tapi belum sampai aku menyentuh layar untuk menghubungi Ning Shomma, Ning Firda mencegahku, beliau ngendikan<br />
<br />
“Jangan dihubungi, kulo ke sana niatnya sowan, kalau ada berarti rezeki kulo, kalau beliau tindak atau wekdal istirahat biar kulo sekadar silaturrahim mawon mriko sama ning-ningnya”. (jangan dihubungi, saya ke sana niatnya bertemu Yai, kalau ada berarti rezeki saya, kalau beliau tidak ada di rumah atau waktunya istirahat biar saya silaturrahim ke sana dengan putri-putrinya)<br />
<br />
Aku menimpali dengan perasaan mengharu biru<br />
<br />
“Ning, baru kali ini kulo ngantarkan tamu Mbah Yai tanpa harus tanya beliau ada atau tidak ke putra-putrinya” 🥺<br />
<br />
Ning Firda melanjutkan “Kulo itu senajan sama keponakan kulo mawon yang sudah jadi Kiai kulo ndak berani tanya dulu ada atau tidak kalau mau sowan ke beliau, karena keponakan kulo itu kyai muda, apalagi kyai sepuh seperti Mbah Yai Husein”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu aku benar-benar kagum dengan akhlak beliau, biasanya temen-temen yang datang dan tanya alamat Mbah Yai selalu menghubungiku lebih dulu untuk minta nomor abdi ndalem Mbah Yai atau nomor putra-putrinya Mbah Yai buat tanya Mbah Yai di ndalem atau tidak, untuk hal ini biasanya aku lihat-lihat sih kalau yang minta nomor masih muda biasanya tidak ku kasih tapi aku sarankan untuk sowan langsung saja. Yang keterlaluan pernah aku punya teman dari luar kota, dia menghubungiku katanya mau sowan dan aku disuruh tanya ke keluarga ndalem apakah Mbah Yai ada khawatir sudah jauh-jauh kesana eeeeeh Mbah Yai gak ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar hal tersebut aku jadi kebakaran bulu ketek, ingin ku marah dan bilang ya sudah gak usah sowan ribet amat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari makin terik feeling-ku nanti sore bakal hujan, kami segera berangkat menuju Karangnongko, sampai di ndalem Mbah Yai Husein jam 12.30, dan tidak diduga, Mbah Yai sedang bersantai sambil menikmati rokok di tirai rumah beliau, banyak tamu yang bercerita merasakan sulit sekali bertemu dengan beliau tapi kali ini Allah melancarkan silaturrahim ini. Kami bersyukur tiada kira, kami disambut oleh Ning Shomma, lalu langsung sungkem kepada Mbah Yai dan mencurhatkan beberapa masalah ummat 😁 sebenarnya tidak cukup waktu sebentar untuk bisa kami berlama-lama dengan beliau tapi mempertimbangkan banyaknya tamu yang sudah antri maka kami langsung izin pamit pulang, tidak ada sesi foto-foto karena bertemu dengan beliau pun bagi kami adalah rezeki. Pun Ning Firda, Mbak Ulfi atau Mbak Marsya yang meskipun datang dari jauh beliau-beliau tidak ingin ada sesi foto demi ta’dzim beliau semua kepada Mbah Yai Husein. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah sowan Mbah Yai kami menghubungi Mbak Eny, dan Mbak Eny mengajak janjian bertemu di Loodst Cafe, karena posisi saat itu Mbak Eny sedang berada di RS. Gatoel menunggu Abahnya yang sedang gerah, dan RS berdekatan dengan kafe, kebetulan kafe Loodst adalah kafe milik Gus Fahmi, salah satu putra Mbah Yai Husein, dan Ning Shomma akhirnya berkenan ikut ke kafe karena Mbak Eny juga merupakan teman lama Ning Shomma, sampai di sana kami bertemu dan sudah heboh seperti bertemu teman lama, umur kami dengan Mbak Eny memang selisih sedikit, tapi soal pengalaman bercinta dan kehidupan Mbak Eny sepertinya sudah banyak melewati garam kehidupan, kepada Mbak Eny lah, Ning Firda, Mbak Marsya dan terutama Mbak Ulfi curhat tentang kisah cintanya, kisah cinta mereka sungguh rumit 😌 ada yang kandas, ada yang ditikung dan ada yang menanti lama jodoh 😁 lalu Mbak Eny memberikan nasihat yang anti mainstream<br />
<br />
“Sudah, jangan tergesa-gesa untuk menikah, menikah itu menambah perkara, menambah cucian, menambah pekerjaan, pagi-pagi kalau jomblo enak bisa langsung beraktivitas untuk diri sendiri, kalau sudah menikah pagi-pagi bangun sudah disuruh bikin kopi buat suami, belum nanti kalau sudah punya anak, beneran kok nikah itu nambah biaya dan pekerjaan, sudah enak jomblo saja, menikmati kesendirian dengan penuh bahagia, kalau sudah waktunya dapat jodoh bakal datang sendiri” 🤣🤣🤣<br />
<br />
Dan saya mengamini hal-hal semacam itu ketika merasakan bedanya jomblo dan menikah 😂😂😂</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5fCOdKOWNAk17yD0u7SVHWMEp_MEOfWsREmOPO9chYeU6XlRFbLBB6kx06epeDWS0RNTxy29S7QGjgbp21F-m9rriDjNpb0pHYUI6Tkt6w1cyt_imLiS4jM8qEa5dvXmukPRpl4xTkbX7/s1600/6A0B93A2-D722-4CFE-A509-07D695EBC61B.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="936" data-original-width="1026" height="363" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5fCOdKOWNAk17yD0u7SVHWMEp_MEOfWsREmOPO9chYeU6XlRFbLBB6kx06epeDWS0RNTxy29S7QGjgbp21F-m9rriDjNpb0pHYUI6Tkt6w1cyt_imLiS4jM8qEa5dvXmukPRpl4xTkbX7/s400/6A0B93A2-D722-4CFE-A509-07D695EBC61B.jpeg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kanan depan Ning Shomma, belakang jilbab hijau itulah Mbak Eny yang gokil 😆</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah dirasa cukup kami mendabrus ria lalu kami berpamitan. Aku mengantarkan Ning Shomma pulang ke Karangnongko sedangkan Ning Firda, Mbak Ulfi dan Mbak Marsya kembali melakukan aktifitas dakwah 😁 mengikuti haul di Denanyar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak pelajaran yang dapat aku ulang kembali saat bertemu dengan muda-mudi para dzurriyah ulama ini. Terutama tentang akhlak, yah. Akhlak bertamu, jangankan sowan Ulama yang pastinya juga memiliki banyak tamu. Kadang aku sendiri saja yang bukan orang penting dan keseharian di rumah mengasuh anak ketika ada orang bertamu tapi gak sopan ya jengkel banget, aku pernah punya pengalaman ada tamu yang gak cuma ketuk pintu tapi gedor-gedor pintu, dan tanpa jeda dok dok dok salamalaikum, dokdokdok salamalaikum, saat itu aku sedang menyusui anakku dan memakai daster pendek, you know lah bagaimana rempongnya emak berdaster kalau lagi nyusuin bayik pasti panik kalau tiba- tiba ada tamu, mau jejeritan dari dalem “tungguu woyyyy masih ganti baju” kok gak enak karena tamunya cowok, trus kalau teriak- teriak yah ntar bayinya kaget malah rewel, tapi suara di ujung pintu sana mulai senyap, kirain udah ngilang, dan ternyata suara berganti di tengah ruangan tepatnya di jendela tek tek tek salamalaikum. Aku teriak “iyaaa waalaikumsalam tunggu sebentar”, tapi tidak berhenti juga gedor-gedor jendela.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhanku, nih orang pindah dari gedor-gedor pintu menuju gedor-gedor jendela kaca, akhirnya aku lepas aktivitas menyusui dan segera nyaut jilbab slobok’an dan lari untuk segera buka pintu karena siapa tahu itu orang mau nagih utang tapi salah alamat, sialnya bayiku mengikutiku hingga terjatuh dari kasur 😭 dan suara gedor-gedor tetap tidak berhenti 😭 walhasil, daripada aku menampakkan wajah kusutku di depan tamu atau tindakan lebih ekstrim lagi (nyelathu misalnya), akhirnya aku wurung membuka pintu dan lebih memilih menggendong anakku yang menangis kejer karena habis jatuh dari kasur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku ingat dulu waktu diajak bapak sowan ke Romo Yai Masbuhin, Suci Manyar Gresik, untuk menjemput pulang adikku yang mondok di sana, aku sampai di pesantren pukul 7 pagi perjalanan dari Surabaya, sampai di sana ndalem masih tutup dan Bapak menyuruhku untuk menunggu hingga ndalem terbuka, Bapak tidak ketuk pintu dan tidak juga salam, Bapak hanya menunggu di teras hingga jam 11 menjelang siang, ku tanya waktu itu karena aku lelah menunggu “Bapak kok dangu mboten salam nopo? Menawi Yai mboten semerap nek wonten sing bade sowan”, lalu Bapak menjawab “tidak usah, nek sowan iku ya sing sabar nunggu”. Lalu tidak lama kemudian abdi ndalem membuka pintu dan keluar rumah lalu barulah diaturkan Yai kalau ada tamu di luar, saat itu aku faham bagaimana adab ketika bertamu yang dicontohkan langsung oleh Bapak, pernah juga ke rumah teman dekat Bapak, Bapak menelfon terlebih dahulu ada atau tidak? Mengganggu atau tidak kalau mau ke sana? Sampai di sana bapak mengetuk pintu dan salam dengan jeda waktu, tidak beruntun, ketika orang di dalam rumah sudah menyahut, Bapak menunggu di teras rumah teman Bapak. Ketika berkunjung ke rumah saudara Bapak cukup salam tidak ujug-ujug buka pintu meskipun itu rumah saudara sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya adab bertamu adalah adab yang paling mendasar dalam kehidupan bermasyarakat, seorang tamu memang ketika datang membawa rahmat dan ketika pulang membawa maghfiroh, tapi jangan sampai menjadi seorang tamu yang justru menghilangkan keberkahan dari silaturrahim. Begitu pula sebagai tuan rumah, hendaknya menjadi tuan rumah yang menyenangkan tamu-tamunya, disuguhkan sebaik-baiknya dan bersikap seramah-ramahnya.<br />
<br />
<i>Mojokerto, sebelum corona menyerang</i></div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-20189318845385313452019-09-17T15:39:00.000+07:002019-10-11T09:41:34.131+07:00Seni Mencintai Diri Sendiri<div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Me, Myself and I</i></b><br />
<br />
Mencintai diri sendiri mungkin terkesan sikap yang egois dan mengesampingkan orang lain. Juga identik dengan narsis. Tapi saya tidak hendak membahas tentang kenarsisan, lebih tepatnya menggeser paradigma tentang kebahagiaan, dari kebahagiaan yang bergantung pada orang lain menuju kebahagiaan yang lahir dari diri sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terlalu banyak orang yang berkorban untuk yang lain sehingga melupakan dirinya sendiri. Dalam lingkup keluarga saja, seorang anak harus patuh oleh aturan-aturan seperti sekolah, kegiatan ekstra, harus bersih-bersih rumah membantu orang tua, cita-cita pun kadang masih dikendalikan oleh orang tua, sampai pada hal jodoh. Seorang istri mengabaikan dirinya sendiri demi melayani suami, seorang ibu mengabaikan dirinya sendiri demi merawat anak-anaknya. Ataupun sebaliknya, seorang suami yang mengabaikan dirinya karena menanggung beban dan tanggung jawab terhadap keluarga. Sehingga banyak yang terjebak dalam aktivitas membosankan setiap harinya, berfikir kapan liburnya, berfikir kapan selesainya, berfikir kapan kegiatan membosankan ini akan berakhir. Belum saja berhenti pada aktivitas tersebut kita sudah dihadapkan dengan masalah-masalah yang tidak diharapkan seperti target yang tidak terpenuhi, hasil yang kurang memuaskan atau hal-hal lain yang menunjukkan hasil tidak sempurna bagi seorang perfeksionis, idealis <strike>tapi tidak realistis</strike>. Otak dipaksa berfikir, hati tergerus dan merasa tersiksa, lalu tinggallah stres, depresi dan datanglah penyakit.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Mencintai diri sendiri</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi saya yang kini seorang istri dan ibu, tidak ada yang lebih saya nikmati daripada meraih kebahagiaan untuk diri saya sendiri, saya selalu berusaha membahagiakan diri saya sendiri. Contoh kecil saja, untuk urusan perut, saya harus menjadi orang yang kenyang terlebih dahulu sebelum suami dan anak-anak, terdengar egois bukan? Pagi saya masak lalu makan hingga kenyang, kemudian ngopi, setelah itu anak-anak dan suami saya bangunkan untuk mandi dan menemani mereka makan. Untuk hal memasak, anak-anak saya utamakan makan di rumah, sedangkan saya jika tidak berselera akan mencari makan di luar. Dengan itu saya menjadi ibu yang berbahagia karena merawat rumah dan seisinya dalam keadaan bahagia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya suka nonton, tapi saya memiliki 3 balita. Saya akan pergi menonton bersama adik-adik atau teman saya, sedangkan suami di rumah menunggu anak-anak, pada kesempatan yang berbeda, saya menunggu anak-anak di rumah sedangkan suami pergi ngopi sampai larut malam bersama teman-temannya. Saya tidak marah ataupun merasa berat ketika suami pergi nongkrong bahkan pergi ke luar kota sampai beberapa hari lamanya, karena saya berbahagia dengan diri sendiri, ada atau tidak adanya suami saya tetap berbahagia. Begitu pula dengan suami, ketika kami sedang berada pada jarak yang jauh, kami berbahagia karena kami serasa dekat dan saling percaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah kotor? Ya dibersihkan, karena saya bahagia memiliki rumah yang bersih, tapi ketika rumah kotor dan kondisi sudah capek? Ya istirahat sejenak, memilih hal mana yang lebih membahagiakan dengan beristirahat atau sekadar berselancar di dunia maya, tidak perlu memaksa rumah selalu bersih layaknya hotel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada kehamilan ke-6 saya, usia kandungan 7 bulan saya merasa sedih sekali saat dokter kandungan menyatakan bayi saya tidak sehat karena detak jantungnya melemah, 2 opsi yang harus ditempuh adalah dilahirkan saat itu juga tapi tidak menjamin bayi selamat atau ditunggu kelahirannya dengan didrop obat penguat. Saya memilih opsi kedua, dan berhasil melahirkan normal usia 8 bulan, namun tidak lama saya kehilangannya. Sedih? Ya. Tapi jika dibandingkan dengan apabila dia lahir dan sakit-sakitan itu akan lebih menyakitkannya, dan saya lebih bahagia dengan kehilangannya, saya setuju dengan skenario Tuhan tentang dia, Adiba. Begitulah caraku menggeser paradigma bahwa bahagia diperoleh dari diri sendiri</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya berpendidikan tinggi bukan agar mendapat jodoh yang setara dengan pendidikan saya, saya sekolah tinggi bukan agar kelak anak-anak saya bangga jika ibunya berpendidikan tinggi. Tapi sebagai wujud rasa terima kasih saya kepada Tuhan atas nikmat akal yang diberi. Kalaupun buah dari pendidikan saya adalah menjadikan bermanfaat bagi keluarga juga orang lain, akan bertambahlah rasa syukur saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbahagia dengan diri sendiri, bahkan jika kita menyadari atas keadaan kita: saya kurus, saya tidak cantik, saya tidak punya uang, dan saya berbahagia dengan melakukan hal yang membuat saya bahagia, tidak menggantungkan pada hal-hal lain yang membuat saya tidak bahagia. Bahagia dengan diri sendiri, bahkan ketika orang-orang yang kita cintai berubah tidak seperti yang kita inginkan atau orang-orang yang kita cintai menjauh atau tidak ada di sisi kita, kita tetap berbahagia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbahagia itu tidak memedulikan ocehan orang lain, tidak memedulikan gunjingan orang lain. Ada banyak hal yang membuat saya bahagia: buku, kopi, komputer, swafoto dengan sedikit filter dan fitur edit, menulis, komputer, skincare, make up, mi instan. Membaca adalah bentuk kebahagiaan, kopi adalah pelengkap hidup, terobsesi dengan komputer, skincare dan make up adalah naluri keperempuanan untuk merawat keindahan wajah dan tubuh, lalu selfi dan bahagia melihat hasil foto bagus, mi instan adalah me time terdahsyat saat malam tiba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mencintai diri sendiri karena menyadari bahwa setiap dari kita merupakan mahakarya Tuhan Yang Mahaindah. Berbahagia dengan diri sendiri sejatinya adalah menyadari bahwa diri sendiri adalah berharga paling tidak untuk diri sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2FILlbNqpgeidQfkkZvT44SC-2sTuRRuPc3Y5-eu51R2hJ71DyHbeKzhrDlqohyGzDPWhvZKmIxDxWqRwknFMj6seXDzG3JXsU5IKGUbF-lSww-CCoYh3d_Tguj8vPMOg5vuUHh3ciYVw/s320/WhatsApp+Image+2019-09-17+at+15.34.21.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="320" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2FILlbNqpgeidQfkkZvT44SC-2sTuRRuPc3Y5-eu51R2hJ71DyHbeKzhrDlqohyGzDPWhvZKmIxDxWqRwknFMj6seXDzG3JXsU5IKGUbF-lSww-CCoYh3d_Tguj8vPMOg5vuUHh3ciYVw/s320/WhatsApp+Image+2019-09-17+at+15.34.21.jpeg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Ketika kita mencintai diri sendiri, kita mampu jujur pada diri sendiri</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Ketika kita jujur pada diri sendiri, kita mampu mengenali diri kita sendiri,</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Ketahuilah ketika kita mengenali diri sendiri, kita selesai dengan diri kita sendiri.</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Ketika kita selesai dengan diri sendiri, kita pun mampu selesai dengan orang lain.</blockquote>
</div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-85032318675008855092019-07-06T23:42:00.004+07:002019-10-11T09:38:24.550+07:00Takzir Pesantren di Era Milenial Pengguna Digital<div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<div style="background-color: white; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi-XFTvLCHTAH0t_gJV-9LukDy95uq0OdB1y8DqoZSix-Y7W7vxawSIr-s75pN7uMvOS0iyy4x4OcUh6cscIDr0A3V74aaiskfthjjRDNeN46cxhmVO3HXtp638-10GPqj_vRcgZ5VSMnp/s1600/AyoMondok2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi-XFTvLCHTAH0t_gJV-9LukDy95uq0OdB1y8DqoZSix-Y7W7vxawSIr-s75pN7uMvOS0iyy4x4OcUh6cscIDr0A3V74aaiskfthjjRDNeN46cxhmVO3HXtp638-10GPqj_vRcgZ5VSMnp/s400/AyoMondok2.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Tidak bisa dipungkiri sejak munculnya gerakan <b><i>#AyoMondok</i></b>, pesantren menjadi sorotan tersendiri di era digital, apa lagi pesantren merupakan wujud khazanah kebudayaan Islam dalam mempertahankan disiplin keilmuan Islam. Termasuk tradisi dan sesuatu hal yang terjadi di dalam pesantren, di mana kejadian tersebut adalah hal yang unik dan tidak biasa terjadi di luar lingkup pesantren, seperti b</span></span><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">eredarnya video perusakan hp santri yang terciduk pengurus di pesantren. Videonya sudah pernah viral, eh viral lagi, viral lagi..</span><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirlrZjzn3ZuHsCjtKTzSqqSRRuqAhcJf3SgWF3rQYCxw509rSjSg0Njg96p-TJlPHun6t3zs5NUbMhWddAxg8DU7crGtbRqfhBkC17Z04fjHcaLj7CB4_4OB_nWCoAExGrwgDRlgYT6nrL/s1600/ponsel-dipukul-palu-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirlrZjzn3ZuHsCjtKTzSqqSRRuqAhcJf3SgWF3rQYCxw509rSjSg0Njg96p-TJlPHun6t3zs5NUbMhWddAxg8DU7crGtbRqfhBkC17Z04fjHcaLj7CB4_4OB_nWCoAExGrwgDRlgYT6nrL/s400/ponsel-dipukul-palu-2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jepretan layar video viral penghancuran HP santri</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><i>Lalu seperti biasa:</i></span></div>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8SUIG5hu7b4yDNSCI4Iw1jOsFiWy5kMYi3wUyvXAG55mXEBh0XYRUQs76RmjVyZ39QkYVhYU-UigpxPVzV66eLO8gbQwfcKKl-FwvsFpL8J70D3Ig6obXThqKKz9C5he5dWa_hXsQ995K/s1600/WhatsApp+Image+2019-07-07+at+00.29.39.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="445" data-original-width="689" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8SUIG5hu7b4yDNSCI4Iw1jOsFiWy5kMYi3wUyvXAG55mXEBh0XYRUQs76RmjVyZ39QkYVhYU-UigpxPVzV66eLO8gbQwfcKKl-FwvsFpL8J70D3Ig6obXThqKKz9C5he5dWa_hXsQ995K/s400/WhatsApp+Image+2019-07-07+at+00.29.39.jpeg" width="400" /></a></div>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Netizen ramai-ramai </span><i style="color: #1d2129; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">maedo</i><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">, maedo adalah nyinyir, nyinyir tanpa tahu bagaimana duduk permasalahannya. Gak peduli masalahnya apa pokoknya ya nyinyir aja. Mulai dari dalih mubadzir sampai keringat orang tua untuk belikan anaknya hape. </span><i style="color: #1d2129; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">*lha sopo kongkon nukokke anake hape</i><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"> 🙄</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Jadi begini Bambhank.. Bagi kami, santri yang telah atau masih mondok belasan bahkan puluhan tahun, pemandangan seperti itu bukan hal yang mengejutkan. Tapi di medsos seolah menjadi sesuatu yang luar biasa dan bentuk kedzaliman yang haqiqi, saya jujur sangat gerah dengan pernyataan-pernyataan yang menyudutkan pihak pesantren.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Bagi anda netizen budiman yang tidak pernah mondok di pondok pesantren. Saya deskripsikan bagaimana cara kerja pesantren membentuk karakter santri hingga siap terjun menghadapi masyarakat juga menghadapi anda-anda yang suka protesan ini; pesantren memiliki beberapa tatib (tata tertib) yang tertera, tatib itu mencakup 3 hal; </span></span><br />
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<br />
<ul>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Ketertiban umum</b> yang terdiri dari kedisiplinan, kebersihan, kerapian, sopan santun, cara berpakaian, bahasa, dsb. </span></span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Lalu ada beberapa poin yang menjadi bentuk <b>pelanggaran-pelanggaran dalam pesantren</b>, terdiri dari pelanggaran ringan, sedang dan berat. </span></span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Dituliskan juga dalam tatib tentang <b>takziran</b> atau hukuman-hukuman sebagai konsekuensi dari peraturan yang dilanggar oleh santri. Hukuman diberikan sebagai efek jera bagi para santri agar tidak lagi melanggar peraturan. Dan semua hal tersebut telah menjadi kesepakatan semua pihak, baik dari pihak pesantren - santri - wali santri.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><i>Nah</i>, membawa barang elektronik (hp, mp3, mp4, walkman, radio, tv) merupakan salah satu dari pelanggaran tatib pesantren, karena pesantren merupakan <i>‘penjara suci’</i>, tidak menghendaki adanya hiburan yang bersifat duniawi karena diharuskan fokus pada pendalaman ilmu agama (trus hiburannya apa? Tanya saja bagaimana cara santri berbahagia dengan sederhana tanpa perlu barang-barang elektronik). Dan saya rasa peraturan larangan membawa barang elektronik semacam “ijtimak” seluruh pesantren di Indonesia, terutama pesantren salaf. Saya ingat film 3 doa 3 cinta, satu-satunya film representatif pesantren yang diperankan Babang Nicolas, saat salah satu santri ketahuan membawa radio dia nyeletuk bilang <i>“gimana bisa maju kalau dengerin radio di pesantren aja gak boleh”</i>, lalu temannya menimpali<i> “kalau mau maju ya baca buku”</i>. Nah ini saya sangat setuju.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kembali lagi ke tatib, konsekuensi dari pelanggaran adalah takziran, dan takziran terbaik untuk santri yang membawa hp adalah dihancurkan, bukan malah dikembalikan ke wali santri atau dilelang lalu uangnya untuk pembangunan/sumbangan karena justru akan melahirkan asumsi bahwa pesantren tidak tegas dan masih hubbud dun-ya 😂</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Saat menjadi pengurus pesantren, saya sudah biasa menghancurkan hp android dan blackberry. Hp harga mulai ratusan ribu sampai jutaan, meskipun jiwa misqueenku menjerit saat itu karena hp ku sendiri masih hp poliponik 😌😭 tapi peraturan tetaplah peraturan, wajib dijalankan. Saya juga pernah menghancurkan 3x hp blackberry dengan pemilik yang sama, dihancurkan dibelikan lagi dihancurkan dibelikan lagi, wali santri horang kayah bebass. Tapi bertahan sampai hp ke-3 setelah itu ortunya kapok sak anak-anaknya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Setiap lembaga, setiap tempat memiliki hak untuk berotonom yang tidak bisa kita terobos seenaknya saja.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Tatib pesantren ini senada dengan kebijakan yang dilakukan oleh Mentri Kelautan, Bu Susi Pujiastuti. Bu Susi sudah membakar juga menenggelamkan kurang lebih 500 kapal. Mengapa beliau begitu tegas menenggelamkan kapal padahal memusnahkan kapal itu susah, apalagi kayunya besar dan dari besi. Supaya bikin bombastis, maka Bu Susi harus tembak pakai dinamit. Mengapa tidak dilelang saja? Atau dirombengkan misalnya 🙄 kan lumayan harga kapal mencapai ratusan hingga milyaran? Hellow kita punya peraturan, kalau ada yang salah ya dihukum, kita bukan perampok yang menjarah kapal-kapal tersebut sebagai pemasukan negara, gak elit cyyyyn, biar saja mereka jera. Biar kapal-kapal yang hilir mudik nyolongi ikan di laut kita ini takut. Ini menyangkut marwah bangsa yang tidak bisa kita biarkan diinjak-injak.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnO-xSFdPKMlD1OFtpjYIutLxcemBl8IWYKVIYbf8uXGYobQ-G0tjN4PgebBgLDVhCeUP3sEL2w8vD4obiw4SZEuxD49edhlMTk8glDSfW_qaiQ-tY_R7zi5iZO4JyYQjA38kuuTcvlVD9/s1600/2f1a1ebc-7eae-4f8d-97e1-5eb1216e9a37.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="850" data-original-width="850" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnO-xSFdPKMlD1OFtpjYIutLxcemBl8IWYKVIYbf8uXGYobQ-G0tjN4PgebBgLDVhCeUP3sEL2w8vD4obiw4SZEuxD49edhlMTk8glDSfW_qaiQ-tY_R7zi5iZO4JyYQjA38kuuTcvlVD9/s320/2f1a1ebc-7eae-4f8d-97e1-5eb1216e9a37.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">jangan tenggelamkan hatiku dalam lautan rindu, Buk -_- *helah bucin </td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><i>Eh iya</i>, kalau cuma sekadar menghancurkan hp sih masih biasa banget, mungkin anda-anda belum pernah merasakan atau minimal nonton tragedi:</span><br />
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<br />
<ul>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Disiram air comberan karena ketahuan pacaran</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Tangan dipukul sama Kiai dengan penjalin karena tidak lancar setoran hafalan Alfiah atau hafalan Al-Qur'an (<i>kalau di zaman sekarang pasti orang tua sudah lapor ke polisi lalu gurunya dipenjara, sedih ga sih :'(</i> )</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Digundul karena ketahuan mengambil barang teman (ghosob)</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Dijemur di tengah halaman karena ketahuan surat-suratan sama lawan jenis di pondok</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Pakai jilbab mejikuhibiniu karena ketahuan pakai kaos seksi </span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Dibully atau disuruh-suruh santri senior karena masih lugu sebagai santri baru</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Disuruh bersihkan kamar mandi seminggu berturut-turut karena ketahuan tidak berbahasa Arab atau Bahasa Inggris saat hari bahasa</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Makan mie wadah plastik</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Minum es bareng-bareng di cebok</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Kopinya segelas yang minum seasrama ngaduknya pake pulpen</span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Tidur bersama tanpa kasur dan tentunya berkutu jamaah </span></li>
<li><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Ngantri kamar mandi sampai berjam-jam</span></li>
</ul>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Ya, itu semua adalah takziran dan kebiasaan yang hanya bisa dilakukan oleh santri. </span><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"><i>So,</i> tidak usah dibesar-besarkan lah urusan menghancurkan hp di pesantren, situ palingan juga pernah greget pingin banting hape kalau wa cuma dibaca doang ga dibales padahal statusnya doi lagi onlen </span><span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">🙄</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1d2129; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Nganu, jen netijen.. Jangan lupa makan ikan biar <strike>tidak ditenggelamkan Bu Susi</strike> berfikir lebih jernih sebelum memviralkan sesuatuh </span></span></div>
</div>
</div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-60080710777290399462018-07-05T15:33:00.003+07:002019-10-11T09:40:32.386+07:00Parenting Mana yang Harus Diikuti?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<div style="text-align: justify;">
Dulu ilmu parenting diajarkan turun-temurun dari orang tua ke anak, biasanya orang tua mulai mengajarkan ilmu mendidik anak saat anaknya memulai hidup baru, mulai dari aturan-aturan setelah menikah, cara bersosial dengan mertua dan tetangga pasca menikah, pada tahap perempuan hamil dan melahirkan, ada beberapa arahan tentang bagaimana cara menjaga kehamilan, cara menggendong, cara memandikan, cara mengasuh dan mendidik anak. Sampai terkadang kita sebagai orang tua merasa kalah terhadap hak mengasuh anak dengan cara kita sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi orang tua kita dulu adalah warisan yang turun-temurun juga. Semacam ada mata rantai parenting yang tidak pernah habis. Saat ini internet sangat mudah diakses karena sebagian masyarakat memiliki smartphone, ilmu parenting juga menjamur, mulai dari ilmu parenting dari sisi agama, parenting barat sampai parenting psikologi, broadcast parenting dari motivator, psikolog dan tokoh agama pun tak ketinggalan menghiasi dunia parenting. Semua ingin menjadi orang tua yang baik dan ideal bahkan menjadi percontohan bagi semua orang tua dalam mendidik anak. Lalu parenting yang bagaimana yang harus kita ikuti?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Parenting adalah proses pembelajaran pengasuhan interaksi antara orang tua dan anak. Selain ilmu parenting tradisional ada juga mitos dan adat. Kedua hal tersebut harus kita sikapi dengan bijak tanpa harus meninggalkan adat dan kebudayaan yang telah berjalan dengan harmonis di masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mitos adalah penafsiran alam semesta beserta keberadaan makhluk di dalamnya, umumnya orang tua sering memberikan kita nasehat yang berkaitan dengan mitos-mitos ini, contoh kecil saja tidak boleh duduk di bantal nanti bisulan, perawan jangan duduk di depan pintu karena nanti bisa mempersulit jodoh, tidak boleh menyembelih hewan atau memancing saat istri sedang hamil karena dikhawatirkan anaknya menjadi sumbing, dsb. Sebenarnya tujuan dari disampaikannya mitos-mitos tersebut oleh orang tua memiliki maksud dan tujuan yang baik, tidak boleh duduk di bantal karena bantal tempatnya kepala, tidak boleh duduk di depan pintu karena kurang sopan, suami tidak boleh memancing saat istri hamil karena tujuannya agar tidak menyakiti binatang, lalu mengapa terkadang mitos-mitos tersebut justru malah terjadi? Itu sebab dari pikiran sendiri, terlalu meremehkan nasehat yang baik sehingga justru terbawa dalam sikap, menggiring alam bawah sadar, bukankah Tuhan itu tergantung pada prasangka hambaNya? Nyatanya juga banyak yang bisulan padahal tidak duduk di atas bantal, belum menikah padahal tidak pernah duduk di depan pintu, dst.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sisi parenting dari mitos ini adalah tetap memelihara sekaligus menggali kebaikan-kebaikan yang tidak tampak yang dulunya dibungkus dengan akibat-akibat yang membuat pendengarnya jera akhirnya menaati nasehat orang tua. Jadi bukan hanya memerangi mitos tersebut, apalagi sampai meremehkan nasehat-nasehat orang tua yang diungkapkan secara frontal. Namun kita bisa mengarahkannya ke arah yang lebih logis dan positif. Ada pula mitos yang perlu untuk ditinggalkan sekiranya dari mitos tersebut berada di luar anjuran agama dan di luar nalar juga norma sosial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentang adat, seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak yang meninggalkan adat dan kebudayaan dengan berbagai alasan medis ataupun aturan agama, seperti adat sunat untuk anak perempuan, adat menikah dengan family terdekat untuk mempertahankan keturunan, adat perempuan melamar laki-laki. Mengikuti adat setempat yang tidak bertentangan dengan nilai agama merupakan bentuk pelestarian kebudayaan yang telah mengakar. Ketika menjadi anak, kita pasrah terhadap adat yang diberlakukan oleh orang tua, ketika kita menjadi orang tua kelak, kita bisa saja mendobrak kebudayaan yang ada, namun dengan syarat tanpa menghilangkan unsur budaya yang dibangun oleh para tetua. Sebab suatu bangsa yang telah memiliki kebudayaan yang tinggi, pasti memiliki peradaban yang tinggi pula. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemodernan saat ini banyak yang hampir menggerus budaya, cara pandang, cara berpikir dan parenting tradisional. Tulisan parenting modern yang kebanyakan diadopsi dari barat menjadi hipnotis mama muda masa kini, menjadi corong para motivator, begitu pula seminar parentingnya, di suatu lembaga pendidikan maupun sosial yang bekerja sama dengan produk khas anak-anak membuka kelas parenting dengan tema beraneka ragam, dikemas dengan meyakinkan, tidak sedikit ibu-ibu yang merasa terharu dan menyesal tentang perlakuannya pada anak setelah mengikuti parenting, tapi tunggu beberapa hari ke depan, ibu-ibu mulai lupa ilmu parenting yang didapat, yang biasanya marahi anak saat melakukan kesalahan kembali lagi perlakuannya seolah lupa telah mengikuti parenting. Lalu sebagian dari mereka justru merasa gagal sebagai orang tua atau gagal menjadi ibu yang baik sebab tidak sesuai dengan standar parenting.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum lagi zaman sosmed yang mewadahi grup mama muda dalam mengasuh dan mendidik anak, yang pro sufor dan pejuang ASI, yang working mom dan Ibu Rumah Tangga, yang suaminya membantu pekerjaan istri dan yang suaminya sibuk bekerja dan menyerahkan seluruh urusan domestik rumah tangga kepada istri, yang Ibu Rumah Tangga dengan IRT yang merangkap bisnis online, saling mencibir dengan dalih bendera kebenaran yang dikibarkan penuh bangga, padahal semua ibu adalah baik, menginginkan kebaikan untuk anak-anaknya. Terkadang seseorang menginginkan menjadi ibu dengan standar ibu ideal yang sabar, telaten terhadap anak, tidak marah kepada anak, melayani keluarga dan tidak bekerja di luar dan standar-standar lainnya akan menjadikan seseorang menjadi robot sistem parenting. Tidak tahan banting dan lagi-lagi banyak yang merasa gagal menjadi orang tua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang mendidik anak bukan hal yang mudah, membaca beberapa parenting yang isinya anjuran kepada orang tua untuk tidak marah dan tidak meninggikan suara adalah teori yang imposible, sesuatu yang sangat sulit di aplikasikan, karena mengkondisikan anak dalam proses belajar adalah bukan sesuatu yang mudah apalagi kalau anaknya banyak. :)))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jangan membentak anak, jangan memarahi anak karena dapat membunuh jutaan sel otak, tidak boleh mengatakan 'jangan' kepada anak." Kita mungkin familiar pada parenting ini di beberapa artikel, sedangkan parenting agama menghendaki orang tua untuk sering memberikan nasehat 'jangan' kepada anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karakter anak tidak dapat disamakan, marah orang tua pada anak bisa saja memiliki level seperti menu ayam geprek 😌 silahkan pilih porsinya kalau memang itu bertujuan untuk membentuk karakter anak yang tahan banting. Yang tidak boleh adalah mengumbar kalimat yang menyakitkan bagi anak, melabeli dan membunuh karakternya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada orang tua yang memilih untuk bersabar mengarahkan anaknya tanpa bersuara tinggi, silahkan jika tanpa bersuara tinggi anak bisa menurut dan mampu membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang ibu yang membiarkan anaknya ketika mencoret-coret tembok, ia berdalih ini untuk menunjang kreatifitas anak-anak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang ibu yang mengalihkan ke kertas atau papan saat anaknya mencoret-coret tembok, ia berdalih mengajarkan anak untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya sedari kecil, mengajarkan kebersihan dan kerapihan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada ibu yang memarahi anaknya saat anaknya mencoret-coret tembok, ia berdalih anaknya super, kalau tidak dimarahi anaknya semakin membikin ulah, melunjak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konsep pendidikan karakter paling ideal adalah dengan tidak mengikuti standar parenting dari luar. Parenting terbaik adalah parenting hati nurani, karena hati nurani merupakan esensi tunggal dan sempurna, dimana wataknya adalah mengingat, terjaga, berfikir, membedakan antara yang baik dan buruk, kuasa menangkap seluruh ilmu, dan tak jemu memungut bentuk-bentuk non materi. Tanyakan pada diri masing-masing, pantaskah kita sebagai orang tua mengemban amanah dariNya? Sudah sampai manakah tirakat kita sebagai orang tua dalam mendidik putra-putri kita?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hanya orang tua lah yang tahu mana yang terbaik untuk putra-putrinya. Begitupun dengan cara didikannya mungkin berbeda, yang boleh disamaratakan hanyalah doa kita sebagai orang tua terutama ibu, semoga kelak putra-putri kita menjadi insan yang berilmu, berakhlak, menjadi generasi cemerlang untuk kesalihan pribadi dan kesalehan sosial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilm23JEyxQsjeZCbagaXNpUz_oEMYMAtoy73eGtjXB495P6z8_qrSahihhWHnjG-cQKmiQTbVypGQ9tEwY7OZblI81XaRtExhWgLQNX0vXKcZN1jEfizl9gAVnbM1jbSc7T33zMmg6nQ9n/s1600/parenting.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilm23JEyxQsjeZCbagaXNpUz_oEMYMAtoy73eGtjXB495P6z8_qrSahihhWHnjG-cQKmiQTbVypGQ9tEwY7OZblI81XaRtExhWgLQNX0vXKcZN1jEfizl9gAVnbM1jbSc7T33zMmg6nQ9n/s400/parenting.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
</div>
</div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com31tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-64520547370683543842017-10-02T10:57:00.001+07:002019-10-11T09:43:56.532+07:00Bila wanita memutuskan untuk menjadi seorang Pendidik<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ketika ditanya teman seangkatan sekolah dulu tentang "apa pekerjaanmu sekarang, <u>Uswah</u>?", matihh.. Lidah menjadi kelu sekali, mau jawab langsung "jadi guru" tapi maju mundur cantik, kayaknya lebih mudah menjawab brondongan pertanyaan sekarang tinggal dimana, rumah sendiri atau ngontrak, pake skincare apa biar gak jerawatan, bodi naik berapa kilo setelah melahirkan dan pekerjaan suamimu apa(?), kebanyakan aku jawab dengan basa basi dan bercanda, "pekerjaanku banyak, apapagi pekerjaan rumah: nyuci, ngepel, nguras kamar mandi, nyikat wc", atau pas lagi serius aku jawab "aku gak kerja, tapi ngabdikan ilmu", bagiku menjadi <u>guru</u> bukan sebuah profesi atau karir, menjadi guru adalah panggilan hati, menjadi guru tidak sekedar ceklok (seperti aturan sekolah masa kini), mengajar, terima gaji, <i>mbuh</i> murid <i>mudeng</i> apa tidak. Lebih dari itu, menjadi guru adalah mendidik, mendidik jiwa yang masih murni, sedewasa apapun usia murid kita, meskipun sudah mahasiswa sekalipun anggap saja jiwa mereka masih murni, sebab jika ilmu yang kita sampaikan belum sampai pada sasaran, kita menganggap bahwa hal tersebut adalah khilaf yang masih harus kita bimbing terus agar murid-murid kita menjadi insan yang berakhlak dan mudah menerima ilmu. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ya.. Menjadi guru, aktivitas yang awet. Yang tidak kelam dimakan zaman, menjadi guru hingga akhir hayat. Sehingga mungkin kita yang dulunya sebagai murid lalu kita tumbuh dewasa, profesi kita bermacam-macam, ada yang menjadi pengusaha, menjadi ibu rumah tangga, menjadi dosen, menjadi guru, menjadi pedagang, menjadi presiden, tetap saja, ketika kini bertemu dengan guru-guru kita dulu, mereka tetap betah mengajar dan mendidik yang setingkat lebih maju dengan motor maticnya, sudah tidak mengayuh sepeda tua seperti di lagu anak-anak. Kerap kali wajah merekapun tetap sama seperti pertama kali mereka mengenalkan diri kepada kita saat duduk di bangku sekolah, bukan? Menjadi guru itu bikin awet muda, karna mereka selalu mengajar dengan ikhlas, wajah ceria siap transfer ilmu. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Menjadi guru itu luar biasa, bahkan di kitab Ta'lim Muta'allim, murid diharuskan mendahulukan guru daripada orang tua, serasa ada yang aneh dengan pernyataan Kyai Mushannif ini, maka aku menanyakan hal yang mengganjal ini kepada guruku, beliau menjawab, guru sejatinya adalah <i>murobbirruh</i>, mendidik jiwa, beda dengan orang tua, pada umumnya membesarkan fisik kita, maka guru lebih diutamakan daripada orang tua, kalau durhaka dengan orang tua bisa dihapus dengan taubat, tapi kalau murid durhaka dengan guru, tidak ada yang bisa menghapusnya, seketika itu pula ilmu terputus, ilmu yang terputus adalah ilmu yang tidak bermanfaat. Begitu qoul Imam Nawawi dalam Kitab Tahdzibnya. Melihat sakralnya sosok guru yang kata Sayyidina 'Ali "ana 'abdu man' allamani harfan wahidan", aku rela menjadi budak bagi seseorang yang mengajarkanku walau 1 huruf saja, tidak lantas menjadikanku GR sebagai guru yang <i>nguwalati</i> dan lantas menyabotase barokah, justru ini adalah pukulan telak, menjadikanku yang sebagai seorang guru harus lebih berhati-hati lagi untuk tidak sedikit-sedikit sakit hati dengan ucapan dan akhlak murid yang kurang baik, sebab jika aku sakit hati maka ilmu muridku tidak bermanfaat, ini yang ngeri, kalau ilmu mereka tidak bermanfaat itu artinya ilmuku juga tidak bermanfaat sebab terputus pada anak tersebut, iyadzubillahi min dzalik. Menjadi guru adalah ujian kesabaran, jika kita bersabar, maka Gusti Allah bakal welas asih, membukakan pintu rahmat di dada murid kita, ilmu akan masuk di dada mereka dengan mudah, kelak jika mereka sukses dengan ilmu yang mereka dapatkan, kita juga bakal dapat jariyahnya, kata Bunyaiku "cintai muridmu, manfaat ilmumu".</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Hubungan yang baik antara Guru - Murid - Wali Murid juga penting, jika semua komponen tersebut mendukung, ilmu berkah dan manfaat, aku sampai sekarang heran dengan mlorotnya akhlak murid kepada guru dan akhlak wali murid kepada gurunya anak, ada wali murid memukuli gurunya anak, sampai ada wali murid memperkarakan guru ke pengadilan cuma sebab mencubit anaknya, ini yang sampai sekarang tidak habis fikir, kok bisa ada orang tua yang baperan kayak gitu, bikin sekolah sendiri aja, diajari sendiri anaknya, ijasahnya juga bikin sendiri. Lha jamanku dulu suka iseng ngadu domba bapakku dan guruku, sebenarnya aku yang malas nggarap tugas, aku ngadu ke bapak, ngomong yang enggak-enggak tentang guruku, yang bilang dibentak-bentak guru, gurunya malas sudah capek-capek bikin tugas gak dikoreksi, dengan harapan bapak saya mbelani aku, lhadalah aku malah dimarahi bapak<i> "ngunu o terus, sitik ae koe suudzon nang gurumu gak bakal manfaat ilmumu, tak jamin"</i>, (gitu aja terus, sedikit saja hatimu terbesit suudzon ke gurumu, aku menjamin ilmumu tidak akan manfaat). Ealah apes. Tapi sekarang aku faham apa yang diucapkan bapak adalah nilai-nilai akhlak. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sebagai seorang istri dan ibu yang merangkap jadi guru terkadang ada banyak celotehan di luar sana, yah begitulah, pada akhirnya kita harus menyudahi debat agamis kesetaraan gender tentang lebih solihah mana ibu yang stay di rumah momong anak-anak nyambi dagangan online secara dropship dengan menjadi wanita yang mengajar tak kenal lelah, tak kenal pensiun, mengajar hingga akhir hayat. Karna pada dasarnya:</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Menjadi istri, ibadah<br />
Menjadi ibu, ibadah<br />
Mengajar, <u>ibadah</u><br />
Menjadi istri dan ibu sekaligus mengajar, ibadah pangkat <u>3</u></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Fokus untuk mencari ridlo ilahi melalui mendidik murid adalah kunci menjadi ibu guru yang awet muda, tapi yang perlu diingat, dalam mencari ridlo ilahi tentunya jauhi marah apalagi marah frontal sampai ke fisik murid, jagalah hati, jangan hobi kirim berita hoax di grup WA sekolah, apalagi curhat di media sosial tentang masalah dengan murid-murid, bisyaroh yang belum cair, dan.. Ya sudah lah, ambil sana sepedanya </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Semoga kita tidak hanya menjadi orang tua, tapi juga menjadi murobbirruh untuk anak dan murid kita.. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbDf6WQOmij9v5pQcMzsYmyKsiym7inQGgeMSLLcsi21bAPx0dW7MIiucvuEbU3URVIqHRZsG78J37Dvo7S7OH8fEUETJrwmq0yth9NTPQHEJIQQEo5oI-WYzvporUB4FFX0giohvw_U0i/s1600/quotesCover-jpg+%252811%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="789" data-original-width="940" height="335" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbDf6WQOmij9v5pQcMzsYmyKsiym7inQGgeMSLLcsi21bAPx0dW7MIiucvuEbU3URVIqHRZsG78J37Dvo7S7OH8fEUETJrwmq0yth9NTPQHEJIQQEo5oI-WYzvporUB4FFX0giohvw_U0i/s400/quotesCover-jpg+%252811%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com19Jl. Al-Azhar Empunala Kedundung, Magersari, Kedundung, Magersari, Mojokerto City, East Java 61316, Indonesia-7.465932 112.45710600000007-7.5289075 112.37642500000007 -7.4029564999999993 112.53778700000007tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-80294690624685456452016-07-26T17:50:00.001+07:002019-10-11T09:42:40.230+07:00Kelahiran Sakti<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifzuWj0R5DKaT2QUY57G_nDVOUwHIQRdEhQ8nLIrgdv4M-CktFW3pcbK5A1ArQu-dAb24xOvmBjy91KxQz-KHTjlYP_h2hV2si3igPdkgqwzSg7H_NWQvi_Flo3tD0IdKrp1CFze2A3dWk/s1600/quotesCover-jpg+%252812%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="789" data-original-width="940" height="335" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifzuWj0R5DKaT2QUY57G_nDVOUwHIQRdEhQ8nLIrgdv4M-CktFW3pcbK5A1ArQu-dAb24xOvmBjy91KxQz-KHTjlYP_h2hV2si3igPdkgqwzSg7H_NWQvi_Flo3tD0IdKrp1CFze2A3dWk/s400/quotesCover-jpg+%252812%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Salah satu hal yang paling membuat seorang ibu galau adalah, ketika kehamilan sudah lewat dari HPL <img alt=":stress:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/stress.gif" id="smilie_70" style="cursor: pointer;" title="Stress" /> (jadwal HPL 14072016) dan belum ada tanda-tanda melahirkan sama sekali, sementara bbm, wa dan beberapa sosmed lainnya mempertanyakan <i><b>"sudah</b></i><i><b> lahir belum</b></i><i><b>?", "kapan lahiran?", "kok belum lahir</b></i><i><b>?", </b></i>itu sama halnya dengan maba alias mahasiswa paruh baya dengan semester stadium akhir yang ditanya <i><b>"kapan wisuda?", </b></i>atau jones akut yang ditanya <i><b>"kapan nikah</b></i>?<i><b>",</b></i><img alt=":cambuk:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/cambuk.gif" id="smilie_50" title="Cambuk" /> atau penganten baru yang ditanya<i><b> "</b></i><i><b>kok belum hamil?". </b></i><span style="font-size: x-small;">Oops, aku saranin tinggalkan seluruh perkepoan pada situasi-situasi tersebut di atas, karna rasanya itu makNyus di jantung.</span> Dan aku termasuk ibu hamil yang galau karna ditanya terus kapan lahiran, usia kehamilanku saat itu sudah 10 bulan lewat 2 hari, dan kegalauanku menghadapi pertanyaan tersebut berujung pada ancaman suami menyita segala akses komunikasiku, hehe.. Artinya biar aku bisa tenang dan lebih bersabar menghadapi persalinan<img alt=":pahlawan:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/pahlawan.gif" id="smilie_79" style="cursor: pointer;" title="Pahlawan" /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Saat itu hari Selasa, usia kandungan 10 bulan lebih 5 hari (19072016), belum ada tanda-tanda melahirkan juga, aku kontrol ke dokter kandungan, sampai disana disarankan untuk induksi karna plasenta sudah mulai menebal dan dikhawatirkan menghalangi asupan gizi yang masuk untuk bayi, aku serahkan semua keputusan kepada suami karna aku sudah tidak bisa berfikir lagi antara khawatir keadaan bayi dan keinginan melahirkan secara normal (khawatir gagal induksi akhirnya oprasi) <img alt=":garuklantai:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/garuklantai.gif" id="smilie_52" style="cursor: pointer;" title="Garuk Lantai" /> suami meminta waktu 2 hari kepada dokter untuk menunggu terlebih dulu kontraksi alami, jika tanda-tanda melahirkan belum datang bakal setuju untuk induksi, sebagai pertimbangan juga anak pertamaku Danu 3,3YO besok Rabu (20072016) adalah hari pertama masuk Play Group dan kami sebagai orang tua tidak ingin melewatkan hari penting itu, Rabu terlewatkan dengan rencana-rencana yang sesuai harapan, yakni mengantar Danu sekolah, menemaninya sampai sekolah selesai, semua berjalan lancar, Danu tampak senang bermain di Sekolah dan berkenalan dengan beberapa temannya <img alt=":senang:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/senang.gif" id="smilie_68" style="cursor: pointer;" title="Senang" /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Tiba hari Kamis (21072016), setelah diskusi dengan guruku yang juga seorang dokter, Ning Lely, via bbm, kami semakin yakin untuk melalukan induksi, Ning Lely meyakinkan kami kalau induksi di Rumah Sakit banyak yang berhasil melahirkan secara normal, keyakinan itu membulatkan tekat kami untuk pergi ke Rumah Sakit meminta induksi, sebelum berangkat kami meminta restu dari Abi Umik mertua dan Buya Ibuk di rumah, semua mendoakan proses kelahiran ketiga ini, ke Rumah Sakit diantar Suami dan Abi mertua, sebelum sampai Rumah Sakit, Abi memberikanku air asmak, air asmak ini berisi doa-doa untuk kelancaran melahirkan, Abi ngendikan Insya Allah kalau sudah minum air ini sakitnya berkurang saat melahirkan.. Yang jelas ini bukan perbuatan bid'ah<img alt=":goyang:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/goyang.gif" id="smilie_76" style="cursor: pointer;" title="Goyang" /> karna zaman Nabi sudah banyak orang yang meminta berkah pada air minum atau sisa makan Nabi, lalu Nabi mendoakan dan memberikan suwuknya pada orang yang meminta berkah tersebut <img alt=":minumteh:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/minumteh.gif" id="smilie_62" style="cursor: pointer;" title="Minum Teh" /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;">11.30 </span></span>RSI Sakinah Mojokerto, sampai sana urus rawat inap untuk keperluan induksi di RS, Dokter Kandunganku, dr. Ida, Sp. Og meminta untuk cek NST dulu untuk mengetahui tingkat detak jantung bayi, hasilnya normal baik semua, setelah cek ricek tidak langsung induksi, bidan menjelaskan dulu tingkat efektifitas dari melahirkan proses induksi dan berbagai resikonya, termasuk jika gagal induksi harus sc, karna bidan bilang tiap bayi berbeda-beda saat merespon induksi, ada yang langsung respon akhirnya kontraksi dan lahiran normal, ada yang dilepas induksi baru merasakan kontraksi, dan malah ada bayi yang stres karna diinduksi dan akhirnya pup di dalam sehingga menyebabkan bayi keracunan ketuban dan harus di sc (gagal induksi), kami sudah sepakat untuk induksi, ternyata juga tidak langsung induksi tapi dicek pembukaan dulu dengan cara VT, dan anehnya kata bidan sudah ada bukaan 1 sempit, padahal belum ada kontraksi sama sekali kok sudah ada pembukaan? Sempat bingung tapi kata bidan untuk kelahiran kedua atau ketiga memang ada yang tidak merasakan kontraksi saat pembukaan, dan dengan sangat bijaksana bidan menyatakan untuk tidak diinduksi dulu, barangkali bukaan bertambah secara alami, aku bersyukur saat itu karna tidak jadi diinduksi<img alt=":huks:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/huks.gif" id="smilie_77" style="cursor: pointer;" title="Huks" /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;">13.04 </span></span>mulai merasakan sedikit kontraksi, ini sungguh aneh, kontraksi datang justru saat berada di RS, ternyata benar janin bisa diajak kerja sama, dari awal sudah yakin bisa melahirkan normal, jadi aku dan bapaknya ngajak komunikasi bayi terus biar bisa lahiran normal, dan bayiku merespon dengan baik, dia mungkin tidak ingin ibunya merasakan sakitnya induksi <img alt=":pliis:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/pliis.gif" id="smilie_65" style="cursor: pointer;" title="Pliis" /> dan di luar dugaan, kontraksi datang tanpa bantuan induksi, menunggu 'si sakit' dengan happy <img alt=":siul:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/siul.gif" id="smilie_69" title="Siul" /> bisa mainan game onet, sempet mikir mungkin kalau main Pokemon Go bisa lebih cepet datangnya kontraksi huahahaha.. Masih naik turun kasur buat pipis, bidan bilang gak boleh turun kasur, pipisnya pake pispot, aduh enggak deh masih kuat kok buat jalan ke kamar mandi<img alt=":senang:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/senang.gif" id="smilie_68" style="cursor: pointer;" title="Senang" /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;">15.15 </span></span>masih pipis terus per 5 menit, dibelikan suami es krim, dan masih bisa menikmati sambil mainan onet sampai level 10 heheheh</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;">15.20 </span></span>kebelet pipis lagi, turun kasur, nyampe kamar mandi tiba-tiba ngerasain kontraksi yang super duper aduhai kayak kebelet pup abis makan lombok 20 biji <img alt=":kipas:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/kipas.gif" id="smilie_59" title="Kipas" /> suami curiga kok belum keluar juga dari kamar mandi, aku di dalam udah mulet-mulet nahan mules, akhirnya suami masuk kamar mandi dan aku dicebokin trus digendong ke kasur, suami bilang<b><i> "pipisnya di kasur aja", </i></b></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
sampe di atas kasur aku bilang bidan<b><i>,"mbak aku pingin ngeden" </i></b><img alt=":terpuruk:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/terpuruk.gif" id="smilie_72" style="cursor: pointer;" title="Terpuruk" /> bidannya bilang<i><b> "gak papa mbak bab di kasur aja nanti kita bersihkan kok, jangan turun kasur ya, setengah jam lagi cek pembukaan barangkali sudah nambah",</b></i> ya udah aku ngeden aja pup di kasur, udah gak tahan, xixixi.. trus bidannya teriak<i><b> </b></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><b>"eh, mbak sebentar, itu kepalanya bayi muncul" </b></i><img alt=":minta:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/minta.gif" id="smilie_78" style="cursor: pointer;" title="Minta" /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
bidan yang satunya lagi rempong</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><b>"loh iya mbak, eh bayinya keluar, alhamdulillaaah cueepeeet mbak</b><b>"</b></i>, aku bengong ajah<i><b> "hah? Udah keluar?"</b></i>, </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Suami juga bengong<i><b> "Masya Allaah cepet alhamdulillaaah",</b></i> lah aku jadi tambah bingung<b><i> "loh? Udah keluar to mas bayinya?"</i></b></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Gak lama terdengar tangisan keras bayiku,<b><i>"Lah itu!</i></b>" Kata suami.. Alhamdulillaah rasanya legaa<img alt=":kenyang:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/kenyang.gif" id="smilie_57" style="cursor: pointer;" title="Kenyang" /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br />
Alhamdulillaaah Ya Allaah gak nyangka lahiran semudah ini, gak nyangka prosesnya secepat ini, dan baru kali ini ngeraasain melahirkan kayak lagi bab, hehehe. Sungguh tidak ada ungkapan lain selain syukur atas segala kemudahan yang Allah beri, tepat jam 15.30 anak ketiga kami lahir dengan sehat dan selamat, BB 3,1 kg, PB 50 cm, dengan nama</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
<span style="color: lime;"><span style="font-size: large;"><b> "MUHAMMAD SYARIF SOSROKARTONO"</b></span></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;"><span style="color: lime;"><b> <span style="color: black;">a.k.a</span></b></span></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
<span style="color: #3d85c6;"><span style="color: lime;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: black;">SAKTI</span></b></span></span></span><br />
<span style="color: lime;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: black;"> </span> </b></span></span></div>
<div dir="ltr">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSLmMQwo8y9LYlUIzQ2uNSVYKFBAbnUMhn1VKWoG6wjq1feK398Q75es-V-DCqhPupYgD7zSEfcGvttSVMjwbt6mQkV5C61SlLmvDteNWHTppwohSmCJFuaYH6UuK404RluhN-JmRnzYev/s1600/13775505_1354253207937333_2070639298368948260_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSLmMQwo8y9LYlUIzQ2uNSVYKFBAbnUMhn1VKWoG6wjq1feK398Q75es-V-DCqhPupYgD7zSEfcGvttSVMjwbt6mQkV5C61SlLmvDteNWHTppwohSmCJFuaYH6UuK404RluhN-JmRnzYev/s400/13775505_1354253207937333_2070639298368948260_n.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
<img alt=":joged:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/joged.gif" id="smilie_55" title="Joged" /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Setelah lahir, Sakti kecilku diletakkan di atas dadaku untuk IMD (inisiasi menyusui dini), IMD cukup lama hampir satu jam, lucu banget lihat si kecil nyari sumber ASI hihii.. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Alhamdulillah, tiap kelahiran itu indah, cara-cara kelahiran juga indah, apapun prosesnya, kisahnya tertulis di hati para ibu, semuanya istimewa, semuanya spesial, menjaga amanahNya menjadi yang terpenting.. Terima kasih untuk suamiku yang seperti bumi, kasih sayangnya menganugrahkan kami segala sesuatu, kesabarannya luar biasa, bahkan setelah melahirkan, suami mengajak kedua anak kami yang super-super untuk dirawat seluruhnya waktu menginap di rumah sakit, sendirian.. Padahal di rumah ada yang bagian ngemong, malamnya begadang untuk menggendong si kecil, dan setiap harinya mengurusi anak-anak kami sementara aku dalaam proses pemulihan pasca melahirkan.. Semoga lelahnya berbuah menjadi keturunan kami yang solih-solih dan qurrota a'yun semuanya.. Aamiiin <img alt=":pliis:" src="http://ibuhamil.net/images/smilies/bawang/pliis.gif" id="smilie_65" style="cursor: pointer;" title="Pliis" /></div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com70tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-82124493426529531432016-03-25T18:33:00.000+07:002019-04-03T00:54:12.079+07:00Bersahabat dengan Izrail<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq2CsGzdiNVDoiJBQaaw57jnefsVpZ8GDCb8-dkUN4PRBz79A1Hd8QyClwQJYqyaZTp3upLBxKCGoSqwgTTno2gYIKUbYOHoi_viXMRP8_JsoBU_I-fFuAgYSNoK8kElDmSW-7FKQ8jKTH/s1600/quote2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" id="id_86be_bbb8_c9ab_85e2" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq2CsGzdiNVDoiJBQaaw57jnefsVpZ8GDCb8-dkUN4PRBz79A1Hd8QyClwQJYqyaZTp3upLBxKCGoSqwgTTno2gYIKUbYOHoi_viXMRP8_JsoBU_I-fFuAgYSNoK8kElDmSW-7FKQ8jKTH/s320/quote2.jpg" style="height: auto; width: 320px;" width="320" /></a></div>
</div>
<br />
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Tentang kematian,</i></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Mati,</i></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i>Sunyi senyap hasrat dan gerak..</i></div>
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifamGH4pq9Yurb8C01r2eT2VejZizDQGKyGr8kv9Za0N0Nau830Fj_KERBi9ROJqFiXAxmLNvrWrWADYDIF3dt2rmS00cMMOLnKE6W6p5zoerV2R2AJgzfw2Wr5x2y10W5CSFw1VX5QBCk/s1600/dnamoraGA1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" id="id_ece6_6ffa_c449_1987" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifamGH4pq9Yurb8C01r2eT2VejZizDQGKyGr8kv9Za0N0Nau830Fj_KERBi9ROJqFiXAxmLNvrWrWADYDIF3dt2rmS00cMMOLnKE6W6p5zoerV2R2AJgzfw2Wr5x2y10W5CSFw1VX5QBCk/s400/dnamoraGA1.png" style="height: auto; width: 320px;" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="direction: ltr;">
<div style="text-align: justify;">
Kita pernah mendengar berita tentang bunuh diri di beberapa media, tak jarang motif korban melakukan bunuh diri terdengar konyol bagi sebagian orang, seperti putus cinta, cinta bertepuk sebelah tangan, bahkan istilah<i> "cinta ditolak dukun bertindak" </i>sudah tidak level lagi, lebih memilih bunuh diri. Ada juga motif yang bikin orang mengelus dada dan istighfar, seperti himpitan ekonomi, penyakit yang tak kunjung sembuh atau bahkan kesepian, alhamdulillah sejauh ini tidak ada berita jomblo akut memutuskan menjeburkan diri dalam kobokan. Tapi tahukah yang dialami para korban bunuh diri itu? Mereka merasa sunyi senyap hasratnya, pun tak mampu bergerak lagi, baik itu akalnya ataupun perasaannya, ia stagnan di titik kehidupan, sehingga mati adalah solusi, aku bisa tahu perasaan semacam itu karena aku sendiri pernah mengalaminya, hanya kematian yang ku inginkan saat itu, tapi penyebabnya bukan masalah cinta, atau masalah ekonomi, karena jika itu masalahnya, maka sudah pasti aku mampu menyelesaikan <i>lha wong</i> setiap hari dapat sms<i> "invite cowok kece"</i> atau <i>"pinjaman tunai tanpa jaminan sampai 500 juta"</i>, bukan, tapi lebih pada tekanan yang mendera batin, aku dibesarkan di tengah keluarga yang beda latar belakang, ibu dari keluarga militer dan bapak dari keluarga pesantren, ibu menginginkanku menjadi pekerja sukses sedangkan bapakku menginginkanku jadi wanita penghafal Al-Qur'an, sangat bertolak belakang, saat SMA ibu menyarankan masuk kelas IPA agar kelak mudah masuk universitas unggulan yang selanjutnya mudah dapat kerja, dan di saat yang sama bapakku memasukkanku ke Pesantren Tahfid, orientasi keduanya sangat berbeda, anehnya aku pasrah mengikuti alur mereka, awalnya aku berfikir baiklah akan ku jalani, <i>toh</i> dunia dan akhiratnya kelak bisa seimbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tekanan demi tekanan mewujudkan cita-cita kedua orang tuaku menemui kejenuhan titik klimaks, dan untuk pertama kali aku menginginkan kematian dalam hidupku, mungkin dengan cara itu mereka berhenti memaksaku, berawal dari pengalaman <strike>kelam</strike> itulah, sampai sekarang aku berusaha untuk tidak nyinyir jika ada peristiwa bunuh diri, aku tahu perasaan mereka, hanya bersyukur aku mampu bertahan dengan berbagai pengalaman spiritual yang aku alami, membuka postingan beberapa tahun lalu di blogku aku menemukan quote yang aku sendiri tidak menyangka pernah menuliskannya<b> "aku bahagia dengan hidupku, tapi jika aku boleh memilih, aku lebih memilih untuk tidak pernah dilahirkan"</b>, aku senyum sendiri saat membacanya.</div>
<br /></div>
<div style="direction: ltr;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kini, aku tidak lagi seperti remaja labil, aku lebih dewasa tentunya, dengan kehadiran orang-orang yang kucintai, suami, kedua anakku dan calon adiknya, yang harus kulakukan adalah syukur tiada henti, ada selaksa hikmah yang baru aku rasakan sekarang, hikmah ta'dzim kepada orang tua dan guru, ikhtiar serta doa, tidak ada yang sia-sia, Tuhan menggantinya dengan yang jauh lebih banyak, kenyamananku tidak pernah terusik sampai pada saat kujumpai nasehat yang paling ampuh, yakni kematian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa waktu lalu aku dikejutkan oleh wafatnya Sang Blogger wanita, Mbak Putri Hutami, beliau wafat karena kecelakaan saat perjalanan kontrol kehamilan keduanya di RS. Hermina Jakarta, berita tersebut sungguh memukulku, meskipun sejatinya aku tidak kenal dengan beliau. Mbak Putri wafat dalam keadaan menyusui saat hamil dan aktif menulis di sosmed dan blog, peristiwa syahid yang dialami beliau tak elak membuatku begidik, aku sama dengan beliau, hamil dalam keadaan menyusui, aku juga aktif menulis di sosmed dan blog, aku klik satu demi satu akun sosmed beliau, masih aktif di hari-hari kemarin, ya Allah.. Baru kali ini aku benar-benar merasakan takut mati, padahal dulunya aku pernah menantang kematian, tak selang lama, berita duka datang lagi, kali ini dari seorang teman yang meninggal 40 hari setelah melahirkan, lagi-lagi peristiwa kematian seorang ibu mulai menghantuiku, bagaimana jika aku juga mengalami hal tersebut, kini aku hamil anak ketiga, terkadang melihat hasil kontrol kehamilan yang sedikit agak horor membuatku berpikir macam-macam tentang maut, maut sejatinya mengintai siapapun, tak kenal umur, dalam keadaan apapun dan dimanapun<span data-offset-key="qkgk-0-0"><span data-text="true">, <i> </i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
<b><span data-offset-key="qkgk-0-0"><span data-text="true"><i>"Aina maa takuunu yudrikkumul mautu walau kuntum fi burujin musyayyadah" (4:78)</i> </span></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span data-offset-key="qkgk-0-0"><span data-text="true">Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh</span></span>, </b></div>
</blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada yang tau kapan pastinya datang kematian, sering kita melihat seseorang yang awalnya segar bugar tanpa penyakit beberapa jam kemudian kita mendengar kabar kematiannya, itulah rahasia Sang 'Alim al-Ghaib.</div>
</div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
Pernah mendengar prediksi dokter tentang umur seseorang karena suatu penyakit? Para tenaga medis bukanlah mendahulukan kuasa Tuhan, tapi mereka memiliki ilmu dalam bidang kesehatan yang bisa memperkirakan sampai dimana penyakit tersebut mampu bertahan di tubuh pasien, sama dengan dokter yang memprediksi HPL atau Hari Perkiraan Lahir bayi yang ada dalam kandungan seorang ibu, meskipun hanya sedikit dari prosentase yang tepat, setidaknya itulah prediksi, agar kita lebih siap menghadapi apapun, tak jauh beda dengan giveaway yang diadakan mbak <a href="http://dnamora.com/" target="_blank">Desi Namora</a>, bagaimana jika umurku diprediksi 8 hari lagi akan ditutup oleh Sang Pemilik Hidup? Kucoba mulai saat ini untuk lebih bersahabat dengan Izrail.</div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
Yang pertama kali ingin ku lakukan adalah mengumumkan penutupan onlineshopku dan menyelesaikan transaksi pada supplier dan customer, sehingga tidak ada lagi urusan hutang piutang terkait jual beli.<br />
<br />
Berpesan kepada suami untuk tetap menggunakan sosmedku sekedar mengecek
ataupun ikut mengaminkan jika berita kematianku mentag namaku muncul di
kronologiku, atau jika saat ulang tahunku pasca kematianku mereka tetap mengucapkan
selamat disertai Fatihah.</div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
<br />
Silaturrahmi pada kedua keluarga besar dari pihak suami dan keluargaku, serta meminta maaf atas segala kekurangan dan khilafku selama berada di tengah-tengah mereka.</div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
Aku ingin pergi sehari hanya menuju Raudlah, Makam Nabi di Madinah, aku ingin mengucapkan salam kepada beliau, meluapkan segala kerinduan yang bahkan dalam sehari aku menyebutnya saat solat seakan-akan aku bertamu dan duduk bersimpuh mengucapkan salam kepadanya <i>"assalamu 'alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh"</i>, salam untukmu wahai Nabiku. Ingin ragaku bertaut padamu sebelum jiwaku direnggut.</div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
Selebihnya aku tak ingin muluk-muluk, mengingat mati sudah membikin jantung berdebar, makan tak enak, ngopipun gelisah, aku hanya ingin memanfaatkan sisa-sisa umurku selayaknya di kehidupan normalku, bangun subuh, solat, tadarrus, memasak, memandikan anak-anak, mengajar, dan membaktikan seluruh hidupku untuk mencintai dan melayani keluarga kecilku. Mati yang paling aku harapkan adalah Husnul Khotimah. Mati dalam khidmah kepada keluarga dan membaktikan diri untuk ilmu.</div>
<div style="direction: ltr; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="direction: ltr;">
<div style="text-align: justify;">
Dan jika satu hari sebelum kematianku datang, aku ingin kembali ke tanah kelahiranku, karna tanah kelahiranku begitu istimewa sebagaimana yang pernah aku tulis dalam status facebookku 2 tahun yang lalu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpox0k0fgn6qL6WE0jpXTQ-0R39U079mfVHihpGq0iVX0c3I5buLEFMF6MGUk_JdmCd4hoq1iEUSZc1znUN7oxQgsu8ldi1h7NeLNKFsCqDgyoSsAd-3cFhqWvr-m0aDpGPhXsmDTx2A7w/s1600/Screenshot_2016-03-22-13-22-14-1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpox0k0fgn6qL6WE0jpXTQ-0R39U079mfVHihpGq0iVX0c3I5buLEFMF6MGUk_JdmCd4hoq1iEUSZc1znUN7oxQgsu8ldi1h7NeLNKFsCqDgyoSsAd-3cFhqWvr-m0aDpGPhXsmDTx2A7w/s400/Screenshot_2016-03-22-13-22-14-1.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dnamora.com/2016/03/dnamora-giveaway-8-hari-menuju-kematian/" id="id_30c_bd75_30a5_1eac" target="_blank"><span style="color: #4c1130;">“Tulisan ini diikutkan dalam dnamora Giveaway”</span></a></div>
<br />
*words : 999</div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com57tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-61872342059977818672016-01-23T14:50:00.000+07:002019-10-11T09:42:50.534+07:00Henna Art<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Kalau nonton Bollywood, apalagi pas adegan mantenan, pasti ada mehndinya, sekarang sudah banyak menyebar loo jasa lukis tangan pakai Henna, henna ini terbuat dari daun-daunan yang berwarna merah, coklat dan hitam, pastinya alami dan halaaal :D Kebetulan di desa sebelah ada jasa melukis tangan dengan Henna, langsung capcuss kesana, 15 menit jadi deh, ini dia hasil lukisan tanganku pakai henna, pengennya pose ala-ala bollywood tapi apa daya tampang kurang ng-india :D</span></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBja5gYJ4zf0ly1o6ReToaurcEretYXfAzRe9Vu92gewLOt-t4zyX7fFqLG9BQIieZAELk3wEi9_68-KccZv_mB0gu5zSUs_F1_1qhVvvP0W_Gy65sXyzRBBLVp7C-BiueswlbNyaoEkPk/s400/20150915_091341_mh1453531792489.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;">jasa lukis henna ini harganya dari 20.000 - 35.000 pertangan</span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Harga Henna Art yang dipatok oleh penyedia jasa lukis tangan berbeda-beda di tiap tempat, kalau di Surabaya murah meriah, per tangan 5.000-15.000 tergantung kesulitan. kalau di Mojokerto 20.000-35.000 tergantung kerumitan, tergantung permintaan penyewa jasa juga sih, bisa googling dengan keyword henna art, contohnya banyak banget, sebelum ke jasa pelukis tangan aku selalu googling dulu untuk menemukan gambar yang pas.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Nah, harga tersebut untuk Henna Fun, kalau Henna Wedding, harga yang dipatok 200.000-500.000, melukisnya dari telapak tangan, punggung tangan sampai lengan dan juga kaki, biar penampilan pernikahan kalian ala-ala Bollywood bisa memakai jasa melukis tangan pakai henna ini ^_^</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Kemaren ke toko pafum, iseng ngeliat ada henna kayak di mbak-mbak yang
aku sewa jasa lukis tangannya, coba beli satu, harganya murah Rp. 10.000
pilih warna coklat</span> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVKhaabwR-q3eg46QKwD9hFJ_kO9whFSF5bJ137Rku2LjSKOB6mXJZ4XJcWiAm3FnFXk_0dbDVf8LcY2L-rM_5hlYdxN53ZTq_K4hcOTtD2GoG8FjqCwnbMUZZFOQZ0SJnifsXtJVgPI6P/s1600/20160123_141051-1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVKhaabwR-q3eg46QKwD9hFJ_kO9whFSF5bJ137Rku2LjSKOB6mXJZ4XJcWiAm3FnFXk_0dbDVf8LcY2L-rM_5hlYdxN53ZTq_K4hcOTtD2GoG8FjqCwnbMUZZFOQZ0SJnifsXtJVgPI6P/s320/20160123_141051-1.jpg" width="277" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;">Golecha for Henna Art</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Trus sampe rumah bingung gimana ini ngelukisnya :p gak taunya ada mbak-mbak di pondok yang katanya bisa ngelukis di tangan, oke coba-coba.. daaaaaan taraaaaaa</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsqbNRDmgOQ9mtdj26YasyAFpw1KHnqzXifRSqXYpMSFC6y9CUjBkgrYhyQo6NkyUiSSG3sMub_sdiXrcjeHlQ9J8qQZA8yB7HhT98x8hVE0HFmSrPbO9N3OjfmCwjyLbQpDJ-jWsVhPw4/s640/res_1444558693056_mh1453531720346.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;">ini dia hasilnya, Henna yang dilukis Mbak Fatul</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsqbNRDmgOQ9mtdj26YasyAFpw1KHnqzXifRSqXYpMSFC6y9CUjBkgrYhyQo6NkyUiSSG3sMub_sdiXrcjeHlQ9J8qQZA8yB7HhT98x8hVE0HFmSrPbO9N3OjfmCwjyLbQpDJ-jWsVhPw4/s1600/res_1444558693056_mh1453531720346.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a><span style="color: #4c1130;">Karena dianya juga masih kelas 2 SMP, tapi bakatnya sudah terlihat, meskipun belum begitu rapi ngelukisnya tapi lumayan lah, terima kasih mbak Fatul ^_^, eh ini gretong booo' :p</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Henna ini nempel di tangan kurang lebih 7 hari, setelah itu ilang sendiri, tinggal dibersihkan secara merata pakai sabun, simpel dan gak melukai tangan ^^ gak tau lagi kalau ada yang punya kulit sensitif ya, mungkin bisa dicoba terlebih dahulu sedikit dioleskan di kulit tunggu 5-10 menit sampai kering, kalau tidak ada efek apapun, misalnya gatal-gatal atau perih bisa dilanjutkan mbatik tangannya ^^ </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Setelah tau ada mbak Fatul yang bisa ngelukis tangan pakai henna, sekarang customernya jadi banyak, secara aku kan juga promosi ke yang lain sebagai ungkapan rasa terima kasih, lumayan kan dia masih kelas 2 SMP tapi punya bakat terpendam, bisa jadi tambahan uang saku, dan aku menyarankan untuk awal kasih harga yang murah, 5.000-10.000, dengan harga segitu otomatis banjir costomernya, mungkin karna harganya terjangkau daripada di tempat lain ^^ dan beneran, dia kalau mbatik sampai jam 11 malem, widiiih.. sehari dia bisa dapet 50.000-70.000 dengan modal Golecha 10.000 saja ^^</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">semakin lama kemampuan Fatul ngelukis tangan semakin lihai, setelah henna pertamanya hilang dalam waktu seminggu, aku minta dihenna lagi, tapi yang lebih simpel, 2 bunga mawar.. dan hasilnya.. waaah hampir sempurna, semakin lama batikannya makin bagus dan halus, sudah gak <i>njelebret-njelebret</i> lagi, dan sukaaa banget sama hasilnya</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX02RxE0EdWfTh7AKUtH4VZ1DKm7_ql4hrSbnuFVCQnVPZrbWnguBcKlzxv8EQrobcp0f1yps0PPEGYc-lhVxERMNvw32G9g9RtFNDezQKUCp2kfP-12k_It3yMRzR-EOhN0slWWpmTq0T/s400/res_1445655867242_mh1453531596071.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="225" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #990000;">Henna Simple Rose by Fatul Henna Art</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX02RxE0EdWfTh7AKUtH4VZ1DKm7_ql4hrSbnuFVCQnVPZrbWnguBcKlzxv8EQrobcp0f1yps0PPEGYc-lhVxERMNvw32G9g9RtFNDezQKUCp2kfP-12k_It3yMRzR-EOhN0slWWpmTq0T/s1600/res_1445655867242_mh1453531596071.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a><span style="color: #274e13;"><b>Kalau di tempat kamu? Ada nggak jasa lukis tangan pakai Henna ini? Silahkan sharingnya ^^</b></span> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVKhaabwR-q3eg46QKwD9hFJ_kO9whFSF5bJ137Rku2LjSKOB6mXJZ4XJcWiAm3FnFXk_0dbDVf8LcY2L-rM_5hlYdxN53ZTq_K4hcOTtD2GoG8FjqCwnbMUZZFOQZ0SJnifsXtJVgPI6P/s1600/20160123_141051-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a> </div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com55tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-81384410489682306412016-01-18T16:31:00.003+07:002019-10-11T09:43:10.544+07:00Metamorfosa Kehidupan <div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #741b47;">Waktu cepat berlalu, teman, sahabat yang dulunya selalu menemani kita kini satu demi satu meninggalkan kita, mereka sibuk dengan dirinya sendiri, ada yang menikah, ada yang merantau, ada yang kembali ke pelukan ibunya sampai tidak berani menikah, ternyata banyak juga teman-temanku yang masih jomblo, kemarin ada sahabat datang berkunjung ke rumah, 3 tahun yang lalu juga sempat berkunjung, keadaanku saat itu masih pengantin baru, dan hamil 3 bulan anak pertama, kali ini kedatangannya beda, dia tidak lagi sendirian dan tidak seperti 3 taun yang lalu masih galau cari bahan skripsi, sekarang bawa gandengan dan menyodorkan padaku undangan pernikahan dan posisiku hamil 2 bulan anak ketiga, hahah.. kuamati undangan itu, ahaaa akhirnya kamu menikah kawaaan, aku sangat bahagia, sesekali aku cemas<i> "memangnya kamu bisa nikah, bisa jadi orang, bisa jauh dari orang tua?"</i>, dia termasuk petualang, anak alam, slogannya kekinian banget <span style="color: #cc0000;"><b>"my trip my adventure",</b></span> tapi ngopi 5 menit aja sudah ditelfon emaknya <i>"dek, dimana? Cepet pulang ya?",</i> hahah.. kita nggegek aja waktu dia dapet telfon seperti itu, lah situ cowok, aku yang cewek aja ngopi 5 jam gak ada yang nyari, karna ngopinya waktu bolos kuliah kali yak ;p</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #741b47;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #741b47;">Ngomong-ngomong soal ngopi, jadi ingat masa lalu yang dihabiskan hanya buat ngopi dan ngopi, jadi ceritanya saat kuliah aku mengalami keboringan belajar stadium lanjut, aku sebenarnya gak suka sombong :D tapi serius dari jaman teka sampai SMA prestasiku selalu baik #ehem, selalu ranking 1, gak pernah ranking 2, itu tidak hanya pendidikan formal, tapi juga pendidikan non formal di pesantren diniyah, ortu juga selalu puas dengan hasil belajarku, semuanya dibatasi, TV, waktu tidur, main ke luar rumah, semuanya dibatasi, belajar belajar belajar, ngaji ngaji ngaji, cuma itu.. jadi ketika ortu kasih akses kuliah agak jauhan aku merasa seperti burung yang keluar dari sangkar emas >_<</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #741b47;">Aku bosan belajar, materi kuliah semester satu seperti materi di pesantren, eike nyantai aja.. hahah.. mau keluar jadi anak petualang gak bisa, uang saku minim, ngirit bo', akhirnya ngopi aja di warung kopi, waktu itu aku termasuk cewek yang gak tau diri, warung kopi kebanyakan dihuni kaum adam, tapi entah mengapa dengan pedenya aku berjalan sendirian, duduk sendirian, ngopi sendirian.. pernah gonta-ganti ngajak temen-temen cewek, tapi begitu sampai di warkop eh malah kabur, katanya gak betah bau rokok dan malu banyak orang laki-laki, aku jadi bertanya-tanya, apa cuma aku disini yang gak tau malu? Hahaha.. sebenarnya aku terbiasa sih, karna sejak kecil bapak sudah kenalin aku sama warkop, ngopi berdua disana, pulang pergi boncengan naik vespa, sudah semacam sepasang kekasih orang ngelihatnya, tapi ini bapak anak hoeyyy.. </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #741b47;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #741b47;">Ku lalui hari-hari dengan ngopi selama kuliah berlangsung, apakah tampilanku tomboy? Gak banget! Aku sangat feminim, aku tidak pernah pakai celana, selalu pakai rok lebar, hem dan hijab yang tertutup rapat, mungkin sebab itu tidak pernah ada satu laki-lakipun yang berani kurang ajar atau bercanda menyentuhku, dari warkop ke warkop aku menemukan 5 sahabat yang selalu ngopi bareng, bercanda bareng, diskusi bareng, mereka adalah Ridwan, Dedik, Aris, Adzim, Zuaim, Praz, yah semuanya cowok, aku tidak punya teman cewek karna jujur aku kurang bisa beradaptasi dengan teman cewek yang selalu menjaga penampilan, yang bingung besok pakai baju apa, yang update soal make up, yang hafal harga tas, yang 2 jam sekali harus dempul wajah, sungguh aku tak bisa, tak bisa karna jatah dari ortu cuman cukup buat ngopi, make up joinan sama emak, hahaha, baju aja satu bulan paling-paling cuma ganti 5x cuci kering pakai, kalau emak dapat rejeki lebih kadang dibelikan, gak pernah milih sendiri, atau paling tidak nunggu hari raya untuk beli baju baru, pernah sekali dikomen temen <i>"eh, bajumu kok itu-itu aja sih?"</i> wkwk.. lambat laun menuju semester 2 aku mulai menemukan sahabat cewek yang mau diajak ngopi, Ulva dan Shoma, yang juga gak suka ribet sama fashion dan gaya hidup wanita sebenarnya, sempurna hidupku saat itu, semacam menemukan chemistry di ajang take me out *apasih, jadilah kita layaknya geng penguasa warkop, 6 laki-laki dan 3 wanita, lalu kami menamakan geng kami dengan "Ashabul Qohwah" alias Dulur Ngopi, banyak sekali kegiatan kami, tidak hanya ngopi, entah.. kita seperti saudara.. susah senang kita alami bersama, persahabatan yang unik..</span></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrVAN4Ol990aT47gmTHjm6pwiISLP0j7EbWiA94KC74ZptmzYUYe0XeZQsUawZx42d3fMzUuRxfkniD_iLZA5XyB2FwXOaNAtJ5OPz5wCq4redHlmwt0HLAcnpksD-wq4fTpKKV6btyAS2/s1600/Wanita2+terindahQ.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrVAN4Ol990aT47gmTHjm6pwiISLP0j7EbWiA94KC74ZptmzYUYe0XeZQsUawZx42d3fMzUuRxfkniD_iLZA5XyB2FwXOaNAtJ5OPz5wCq4redHlmwt0HLAcnpksD-wq4fTpKKV6btyAS2/s320/Wanita2+terindahQ.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">impluk, aku, ulva, para srikandi ashabul qohwah</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNSwOQsBmuE_Xwa86ddsglzhPXDrs6bwu41NvDSWSnOOEJLkaZUK7P0y2NbPA7EYlK9aLw0uYtL2E8JhVFKAoLOEcmYDBnOdY4XVGe3BGVCUC1dsE2P3EFm8SywEQTYNumN_CnqabWLB92/s1600/Happy+family.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNSwOQsBmuE_Xwa86ddsglzhPXDrs6bwu41NvDSWSnOOEJLkaZUK7P0y2NbPA7EYlK9aLw0uYtL2E8JhVFKAoLOEcmYDBnOdY4XVGe3BGVCUC1dsE2P3EFm8SywEQTYNumN_CnqabWLB92/s320/Happy+family.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kayak adek, kakak, ayah :D</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBYTIMqH4bcgmrtk5eBvXr1hmAuB0-pLqfTZslc41mWpjw3FNLlxzTDFcws7IFZpsF89tgeTiSL_PXBAJhvyNtjPmvtxUiJB9TbUkQemqvd7BgyAMYLHmNQs2Y3f-tOJCz82rFIKDitz1h/s1600/Ashab1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBYTIMqH4bcgmrtk5eBvXr1hmAuB0-pLqfTZslc41mWpjw3FNLlxzTDFcws7IFZpsF89tgeTiSL_PXBAJhvyNtjPmvtxUiJB9TbUkQemqvd7BgyAMYLHmNQs2Y3f-tOJCz82rFIKDitz1h/s320/Ashab1.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">cewek sendiri -_-</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnAiLlHLVRnkRyD33xrgyYOmQfgGd9W-QrgZU6w-VmCoVkkftQHP-Yw95UXMJ7b535m021cbt5BFi1wMMKHGv0WDYh9vvTp_snP-Z1RFEJfVs-TOfA_yCNOfmzkEUmEbixMj89jdIcwHc6/s1600/Ashab2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnAiLlHLVRnkRyD33xrgyYOmQfgGd9W-QrgZU6w-VmCoVkkftQHP-Yw95UXMJ7b535m021cbt5BFi1wMMKHGv0WDYh9vvTp_snP-Z1RFEJfVs-TOfA_yCNOfmzkEUmEbixMj89jdIcwHc6/s320/Ashab2.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ashabul qohwah</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #741b47;">Kini, mereka satu persatu menempuh kehidupan baru, usai wisuda diawali oleh sesepuh yang menikah lebih dulu, yaitu Ridwan, lanjut Dedik, aku, Shoma, Ulva.. kita masih saling kontak sesekali, uniknya.. aku, Shoma dan Ulva kini tinggal bersebelahan, Shoma rumahnya di Mojokerto dan aku menikah dengan orang Mojokerto, sekarang tinggal di Mojokerto, ulva menikah dengan santri Mojokerto dan kini tinggal di Jombang, sesekali kita masih ngopi bareng di Mojokerto.. gak terasa persahabatan kami terjalin 15 tahun.. kini akan menyusul menikah Praz dan bakal tinggal di Pasuruan, si anak mama yang kemaren kasih undangan ke rumah itu mau menikah, sedangkan Zuaim dan Adzim masih betah Jomblo, kadang kami gojloki mereka MAHO, sebab umur beranjak 30 tak juga mereka berdua menikah, yang hilang kontak adalah Aris, entah dimana dia sekarang, Ashab yang paling pendiam dan misterius.. aku berharap kelak, kami ashabul qohwah bisa ngopi bersama di surga.. cangkruk bersama Tuhan.. sambil mengenang indahnya persahabatan saat di dunia, karna kami adalah saudara, meskipun dari ayah dan ibu yang berbeda.. aku merindukan kalian semua sahabat :')</span></div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com47tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-65014853681712220892016-01-16T16:42:00.000+07:002016-01-16T17:03:29.126+07:00Bagi - Bagi Surga <div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Akhir-akhir ini aku giat menyuarakan sosial-agama di beberapa sosmed, terutama facebook, bukan mau jadi ustanjah dadakan, atau bu nyanyi, tapi lebih ke bentuk protesku terhadap beberapa teman dan bahkan guru sekolahku dulu yang telah masuk ke aliran takfiri, aku lebih suka menyebut mereka kaum takfiri, bukan wahaby apalagi salafy, karna yang ku tau mereka dulu ya orang-orang pendiam, santun, tidak banyak bicara, belasan tahun tidak bertemu mereka, tau-tau bertemu sudah berubah, yang perempuan jubahnya sizenya super besar, jilbabnya sampai pantat dan pakai cadar, yang lelaki jidatnya menghitam, celana cingkrang, jenggotnya panjang, oh my goat?!!! </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Dan lagi, yang kebetulan mereka berteman facebook denganku, mereka nyetatus membabi buta, memborbardir beranda dengan hukum-hukum haram, ini haram, itu haram, ini bid'ah itu bid'ah, perbuatan nganu syirik perbuatan nginu tidak ada dalam syarak, loh loh loh... jaman aku dulu masih nyantri di pesantren, tidak pernah lo kyaiku, gusku, ustadz-ustadzahku yang dengan mudahnya melabeli halal-haram suatu amalan, dan perasaan mereka ini yang giat menyuarakan kembali ke qur'an dan hadis ya kerja di rumah bantu-bantu orang tuanya, ada yang cuma sekolah saja, malah ada yang gak pakai kerudung, bajunya ketat, ngaji tadarusan di masjid aja masih banyak yang gak mau pakai mic karna malu didenger tetangga ngajinya masih gratal gratul, lah tetiba sekarang kok jadi orang nomer wahid mengkafir-kafirkan saudara sesama muslim? Ngata-ngatain orang yang tahlilan itu amalan sia-sia, lha dalah baru tau kalau mengaji itu amalan sia-sia menurut mereka. Kena sabet jin apa mereka? Kan lucu kalau logo mereka kembali ke qur'an dan hadis tapi masih baca terjemahan qur'an, masih googling keyword "hadist sohih tentang bla bla bla", yaah paling tidak mereka langsung tanggap dong tentang permasalahan waqi'iyah dengan langsung meraba al-Qur'an surat apa ayat berapa dan artinya apa secara mandiri :))) atau paling tidak ketika mengetahui hadis mereka langsung memahami asbabul wurudnya, status hadisnya, takhrij hingga sanadnya, seperti contoh mbah Maemun Zubair, beliau itu muhaddis, hafal mata rantai perawi sampai Kanjeng Nabi, dan beliau begitu hati-hati dalam memutuskan hukum, tentunya lebih luwes dan moderat, kalau aku jujur masih tidak mampu langsung menghukumi sesuatu dikarenakan keterbatasan pemikiran dan kemampuan menghafal juga kemampuan ijtihad yang rasanya sangat-sangat jauuuh sekali, lha wong mbaca Qur'an saja kadang 'keplicuk' tajwidnya, boro-boro menerjemahkan Qur'an :'( pernah mencoba ngambang nerjemahkan Qur'an ayat "qooluu thoo'irukum", lha kok tak terjemahkan berkata burung mereka, duh goblognya aku.. padahal kalau merujuk ke terjemahan Qur'an depag artinya berkata utusan mereka, owalah jebul e to'ir itu artinya bukan cuma burung atau pesawat, tapi juga utusan :'( bagaimana mungkin aku ikut-ikutan tren kembali ke Qur'an dan hadis? Nerjemah ayat sak uprit aja fatalnya naudzubullah, burung beo kale bisa ngomong..</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ada juga guruku sosiologi, namanya pak Akbar, dulu beliau ini pemalu, menerangkan di depan siswa saja jarang, lebih banyak nulis di papan tulis trus kita disuruh nyalin, sekarangpun juga begitu, beliau suka nyalin artikel di website dan ditempel di status sosmednya, isinya pengkafiran dan pembid'ahan amalan yang telah mengakar budaya dalam masyarakat muslim sejak ratusan tahun lalu :) bisa ya seperti itu :)</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Hal itu menggelitik sekali, kita dulu menggali ilmu agama dengan cara mondok, belajar nahwu shorof, belajar al-Qur'an dan hadis, fiqh, ilmu kalam, tasawwuf, falsafah, balaghah, mantiq, musthalahul hadis, kaidah fiqhiyyah, sejarah, akhlak dan beberapa disiplin ilmu lainnya, tapi ternyata ilmu-ilmu tersebut terbantahkan oleh kaum takfiri hanya karena mereka mengikuti halaqoh di emperan masjid yang instan, membaca atau sekedar menyiapkan kuota agar bisa googling di internet, ini sungguh-sungguh lucu, yang lebih konyol, ulama sekaliber Prof. Quraish Shihab, yang telah berhasil beristinbat sehingga menghasilkan karya cemerlang berupa tafsir al-Misbah 30 juz dikafir-kafirkan, disesat-sesatkan, disyi'ah-syi'ahkan oleh ibu-ibu yang baru memakai jilbab sepantat dan pejuang khilaf ah, duh ibu-ibu ini mendingan masak aja deh, belanja di pasar.. sedangkan artis sinetron yang biasanya mendalami script-script percintaan dipuja-puja sebagai ustas teladan hanya karna menjadi host berita wahabi masa kini dan berjenggot panjang.. ane makin gagal paham sama masyarakat yang kaya begini, belum lagi kalau perayaan-perayaan yang gak islami seperti tahun baru, valentino rossi, hari pahlawan, agustusan, semuanya haram karna gak ada dalilnya, sampe-sampe hormat bendera aja haram, alamak! </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Yang dipakai dalilnya ya cuma itu-itu aja, padahal dalil itu buanyak, curiga eike yang mereka hafal ya bisa dihitung jari, semacem atm bersama, dalilnya satu dipakainya banyak.. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Contohnya dalil "barang siapa menyamai suatu kaum maka dia termasuk dalam kaum tersebut"</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Orang-orang yg pemahamannya radikal pasti mencomot hadis tersebut untuk "terompet buatan yahudi, yang pakai terompet termasuk orang yahudi"</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Nah, makanya logika mereka harus diluruskan, kalau mereka seenak udelnya ambil kesimpulan seperti itu berati ya jangan cuma terompet yang diharamkan, tapi fesbuk, BRA, celana dalam, lampu, telfon, semuanya itu juga orang kafir yg bikin.. kenapa yang itu juga gak diharamkan? Malah asyik menikmatinya. Menanggapi orang yang kadung keblinger seperti ini sepertinya tidak perlu terlalu serius, yang pernah nyantri, yang pernah jadi anak pesantren pasti menanggapi hal ini dengan penuh asyik, mungkin kalau kita terlalu ekstrim mereka tidak akan faham, coba dengan cara sarkasme, kalau para santri dulu hal ini biasa dilakukan.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Coba simak beberapa kalimat guyonan ala santri yang mengandung sarkasme atau menyindir pemikiran sempit kaum-kaum kagetan:</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
1. Annikahu sunnaty, ini juga hadis nabi
lho, artinya nikah adalah sunnahku, kalau sudah kena ulah jahilnya anak pesantren, jadinya annikahu
santay artinya nikah itu dibikin santai aja, jones joness dah lo :D</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
2. Dalam ayat quran itu ada ayat warka'u ma'ar rokiin, arti
sebenarnya ya rukuklah beserta orang yang rukuk, tapi kalau sudah kena
jailnya anak pesantren jadinya ya merokoklah bersama orang yang merokok,
karna orang NU itu wajib ngrokok, dalilnya N Oe smoking</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
3. Ada lagi dalam
kaidah fiqhiyah dikenal qoidah "almuhafadzatu alal qodimis solih wal
akhdzu bil jadidil aslah", kalau makna aslinya ya pertahankan budaya lama
dan ambil budaya baru yang baik, nah kena anak pesantren jadinya ya
pertahankan istri lama dan menikah lagi, hematnya poligambreng :D</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
4. Dalam fiqh ada istilah syarat
dan rukun beribadah, kalau anak pesantren ditanya apa bedanya syarat dan
rukun? Yang faham mendalam tentang fiqh jawabnya santai sambil guyon
"syarat itu qoblad dukhul, rukun itu ba'da dukhul" haha.. padahal qoblad
dukhul kalau dalam fiqh akhwalus sakhsiyah artinya sebelum dikumpuli
dan ba'dad dukhul itu setelah dikumpuli suaminya</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
5. Kalau kita mau melihat sisi uniknya ilmu alat (ilmu kaidah bahasa arab), ada juga yang dalam 1
atau 2 kata kalau diuta-atik nahwu sorofnya artinya beda jauh,
contohnya ذكر المصنف kalau diharokati dzakarol mushonnifU artinya telah
menyatakan sang pengarang buku, kalau dibaca dzakarol mushonnifi artinya
anunya sang pengarang buku wkwkwk.. dan masih buanyak lagi contoh2nya.. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Makanya mondok atau nyantri itu perlu, aku sendiri sangat mendukung gerakan pak Said Agil Siradj dengan hastag #AyoMondok pesantren itu keren :) setidaknya untuk menanggapi keseriusan orang-orang yang dikit-dikit
bilang haram, menyematkan nama suami di belakang istri HARAM, memanggil
abi atau ummi sepasang suami istri itu HARAM, ulang taun HARAM, pale entin HARAM,
ini bidngah itu bidngah, nganu syirik ngunu syirik, itu hanya orang-orang
yang (maaf) kurang luas pemahamannya, nambah kelihatan bodohnya, orang
hanya tau ilmu ikan bisa renang akan mengatakan kambing bodoh tidak bisa
berenang, ya karna keilmuannya mentok di ilmu ikan saja hingga
menganggap kambing, kucing, anjing, dan yang tidak busa berenang lainny sesat.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ciri-ciri orang yang gak kagetan itu luasnya kedalaman ilmunya, Mbah Yai Sahal itu luas ilmunya, bukan orang kagetan, sekarang banyak orang kagetan, ada ahmadiyah kaget, ada islam nusantara kaget, ada ulil abshor abdala kaget (Gus Mus).</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
aku ingat perkataan Imam Syafi'i. "jika aku memiliki 1000 alasan untuk mengkafirkan dan ada 1 alasan untuk tidak mengkafirkan, maka aku akan mengambil 1 alasan tersebut untuk tidak mengkafirkan" </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Kalau mereka atau ada golongan lain yang merasa jadi orang yang paling selamat dan paling benar pemahaman agama islamnya, silahkan saja, sana islam-islamlah sendiri, silahkan bagi-bagi surga dan neraka seenak udel kalian sendiri, aku mundur saja, lebih baik aku memeluk agama cinta :) agama yang mengajarkan kasih sayang dan menebarkan kedamaian. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
*lama gak nulis ternyata jadi panjang kayak makalah gini yak tulisanku, wkwk*</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUnGiMUHiJRv9FNhcn_smExwa1R7pkZxliFpDIQRCJ6yabPpkpKvJkyNjhyphenhyphenQ6N3FauEYE-L0GeIxAs2X_sCLshXo0Ki1EH1YcgF7OvnyNUUfU6gUs9M9dKJXf3SQ8GAN3rP_mk9mK-OwDp/s640/images-20.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small; text-align: justify;">Source : aslibumiayu.wordpress.com</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUnGiMUHiJRv9FNhcn_smExwa1R7pkZxliFpDIQRCJ6yabPpkpKvJkyNjhyphenhyphenQ6N3FauEYE-L0GeIxAs2X_sCLshXo0Ki1EH1YcgF7OvnyNUUfU6gUs9M9dKJXf3SQ8GAN3rP_mk9mK-OwDp/s1600/images-20.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a> </div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com45tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-81016260669042836692015-06-26T22:13:00.002+07:002015-06-26T22:13:57.206+07:00Bergaul dengan Cerdas<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Ilustrasi </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">*bukan kejadian sebenarnya tapi hampir mirip<span style="color: black;">, <span style="color: black;">nama disamarkan</span></span></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><b>Percakapan 1</b></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Sukijan: <i>"Anakku belum bisa jalan.."</i></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Sukirman: <i>"Oh ya umur berapa?"</i></span><br />
<span style="color: #4c1130;">Sukijan: <i>"18 bulan"</i></span><br />
<span style="color: #4c1130;">Sukirman:<i> "Wah anakku umur 10 bulan udah kaya spiderman malahan, udah lari-lari, loncat sana loncat sini, udah ga bisa ditinggal sendirian, kalau ditinggal bentar aja udah keluar rumah, orang rumah pada nyariin, dia mah ga pake merangkak dulunya langsung bediri-bediri aja, pokonya cerdas banget dia, uda gitu dari umur 13 bulan dia udah pinter ngomong, makannya juga wuiiih super banget semuanya dimakan"</i></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Sukijan: *nelen biskuit bayi ga pake dikunyah*</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><b><br /></b></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><b>Percakapan 2</b></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Supriman: <i>"Aku sendirian aja di rumah gak ada partner ngurusin anak sama beberes rumah, suami juga kerja jadi gak bisa bantu banyak"</i></span><br />
<span style="color: #4c1130;">Sujiman: "<i>Kalo suami aku sih meskipun kerja tetep bantu, jadi aku nyantai aja cuma nyusuin baby, ntar kalo suami pulang suami yang kerjain semuanya, suamiku mah gitu orangnya, nurut banget"</i></span><br />
<span style="color: #4c1130;">Supriman: *garuk-garuk tembok*</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><b>Percakapan 3</b></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Suparmin: <i>"Anakku minum susu formula dari umur 10 hari, ASIku dikit"</i></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Suleman: <i>"Sufor itu lingkaran setan, gak bagus, qolallahu ta'ala fi kitabihil kariim... dalam hadis juga disebutkan yang sanadnya sohih bahwa menyusui itu......... anak aku ASI eksklusif tanpa sufor sama sekali"</i></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Suparmin: *kejang2 abis ngunyah dot*</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">*****</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: #4c1130;">Sering gak sih kita mendengar pembicaraan dengan salah satu pihak yang lebay dan cenderung menyudutkan? Hihii.. Kalau aku sering nemu orang macem kaya gitu, yang awalnya curhat malah ditanggepin dengan menceritakan pengalaman hidupnya yang dianggap hebat dan membanggakan dirinya, atau mungkin secara tidak sadar hal itu malah kita lakuin sendiri, Nah lo?!! Hmm, selain di kehidupan nyata, di dunia maya orang macem gini juga banyak looh.. Seperti di grup-grup para emak yang aku ikuti, ada member grup yang bertanya tentang perkembangan anaknya<u>, d</u>an member lainnya menjawab dengan memberitahukan kelebihan anaknya yang wow wow wow, mungkin dia menganggap istimewa, sadar atau tidak sadar itu menyakitkan lawan bicara, tapi dari beberapa peristiwa yang terjadi sehari-hari bisa diambil pelajaran baik dari sisi penanya dan pendengar masalah, bahwa:</span><br />
</div>
<div dir="ltr">
<ol style="text-align: justify;">
<li><span style="color: #4c1130;"><span style="font-size: large;">Tidak semua yang kita rasakan perlu disampaikan ke luar, jika memaksakan untuk curhat, pilihlah teman curhat yang kita lihat kesehariannya baik, mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah *pinjem slogan pegadean*, <span style="font-size: x-small;">kalau ada yang hobi curhat di sosmed dan ada yang ngejawab kaya ilustrasi percakapan di atas ya diterima ajah, resiko ditanggung penumpang :D</span></span></span></li>
<li><span style="color: #4c1130;"><span style="font-size: large;">Membanggakan diri sendiri itu tampak tidak elok, maka jika ada orang yang curhat tentang kekurangannya, tanggapilah dengan anggun, sampaikan nasehat seperlunya, kalau bisa ambil contoh keteladanan sikap orang lain, siapapun itu asal bukan diri sendiri, bukankah perilaku kita sudah mencerminkan kepribadian kita?, <span style="font-size: x-small;">so ga perlu koar koar kalo kamu orang yang luar binasa</span></span></span></li>
<li><span style="color: #4c1130;"><span style="font-size: large;">Kalau membandingkan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain tidak akan ada habisnya, syukuri yang dimiliki, nikmati yang diberi.</span></span></li>
<li><span style="color: #4c1130;"></span><span style="color: #4c1130;"><span style="font-size: large;">Tanyakanlah pada ahlinya agar tidak menuai bully</span></span> </li>
</ol>
<ol style="text-align: justify;">
<li style="text-align: center;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNS3KFtUNmaW0ShnoabfgT9tRCYgHrKxczdIMkvEui8mEOHKZeHanVaMppqWQbD1K8DxRCJ0tOEtuioqSt6vgtTuQBRkjgDWKSE8ZPIsUCoZToAKV6xEZAEz8sTVefSWcdGYzWpgUSrS2f/s1600/me.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNS3KFtUNmaW0ShnoabfgT9tRCYgHrKxczdIMkvEui8mEOHKZeHanVaMppqWQbD1K8DxRCJ0tOEtuioqSt6vgtTuQBRkjgDWKSE8ZPIsUCoZToAKV6xEZAEz8sTVefSWcdGYzWpgUSrS2f/s320/me.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source google</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
</li>
</ol>
</div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com64tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-37674839204142931602015-06-22T15:58:00.000+07:002019-10-11T09:43:00.118+07:00Tuhan tidak Gaptek<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Baiklah, saatnya membersihkan warung mayaku yang mulai disinggahi laba-laba, lapak yang tampak tak berempu, kotoran dimana-mana, tak banyak yang singgah, sesekali mungkin; jualan obat keliling :p </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya syahro jedor-jedor *mercon, Marhaban Ya Syahro iklan sirup marjan.. Sayang sekali ramadhan taun ini tidak ada tarhim ;'( berasa ada yang kurang, kurang gimana gitu, kurang greget, kurang... Ah sudahlah..</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Tidak ada yang meragukan lagi bagi seluruh kaum muslim kalau bulan Ramadhan adalah bulan penuh hikmah, bulan yang jika kita berdoa tidak akan pernah ditolak? Pernahkah sahabat blogger merasakan yang namanya doa diijabahi? Menurut cerita guruku, doa diijabahi dengan 3 cara:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li> Dikabulkan langsung sesuai request hamba (bonus ga pake lama)</li>
<li>Dikabulkan tidak sesuai request tapi diganti dengan yang lebih baik, misal minta suami ganteng putih dapetnya suami hitam manis, kaya raya, soleh, penyayang dan menuruti semua permintaan istri *asek asek joss* #eh</li>
<li>Dikabulkan tidak di dunia, melainkan di akhirat kelak sebagai ujian bagi hambaNya yang setia menanti jawaban doa-doanya</li>
</ol>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Lalu, akupun meraba-raba atas yang pernah kualami beberapa tahun yang lalu, cerita ini memang sudah lama terlewatkan, tapi aku belum pernah menuliskannya secara detail, sekarang tampilan facebook juga lebih memudahkan kita untuk melihat status-status beberapa tahun yang lalu, maka aku mulai menelusuri bebrapa akun, menghayati dan merasakan kenangannya hingga saat ini, tentang sebuah doa, doa yang jarang aku langitkan dengan sungguh-sungguh, doa yang jarang terbesit di hatiku, untuk menzirahi Makkah dan Madinah. Aku menyadari untuk pergi kesana tidaklah dengan ongkos yang sedikit, apalagi orang tuaku tidak memiliki gaji yang besar, gajiku sebagai guru juga alhamdulillah cukup untuk ngopi sehari-hari, boro-boro nabung buat haji atau umroh..</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Maka aku lebih menyebutnya rezeki yang tak terduga, berawal dari facebook *nyanyi, jadi lengkap ceritanya: aku berguru di Pesantren Salaf An-Najiyah Surabaya, Kyaiku Hafid lulusan Pakistan, nama beliau adalah KH. Mas Abdullah Basyaiban, beliau ini punya akun facebook yang dengan tanpa mengurangi rasa hormatku aku meng-add akun beliau, Kyaiku keren, Kyaiku gaul, hamdalah dikonfirm requestku, seperti biasa aku mengikuti status-status beliau yang mencerahkan, di suatu waktu beliau update status seperti ini</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeKVlXUy9KGIkZidbC0RpLxRrH7dn8pNX4fyOZRC2ggiTKXgNKFwTD5C3aDiO4VCRbrwmq4W2RuhdwaZbkQ1PvguENRTUG33b7_JWxQmHGkIiiRJTscX3QYGVxDM7wnXitDH4Rg1pENc9i/s1600/Screenshot_2015-06-16-01-29-57-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="116" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeKVlXUy9KGIkZidbC0RpLxRrH7dn8pNX4fyOZRC2ggiTKXgNKFwTD5C3aDiO4VCRbrwmq4W2RuhdwaZbkQ1PvguENRTUG33b7_JWxQmHGkIiiRJTscX3QYGVxDM7wnXitDH4Rg1pENc9i/s400/Screenshot_2015-06-16-01-29-57-1.png" width="400" /> </a> </div>
<blockquote class="tr_bq">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Yang artinya : biasanya acara khataman Qur'an pulang membawa berkat sebakul, ini tadi pulang mengaji dapat hadiah umroh, alhamdulillah, terima kasih pak Dahlan</div>
</blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Rupanya beliau ini pulang dari acara khataman yang diadakan oleh Pak Dahlan Iskan, menurut penuturan beliau, Pak Dahlan ini rutin mengadakan khataman Qur'an sebulan sekali di rumahnya, dan tidak disangka kalau oleh-olehnya adalah umroh. Sebagai santri beliau tentu saja aku ikut bahagia mendapat kabar beliau umroh lagi, umroh terus, bolak-balik haji, bolak-balik umroh, aku mengomentari:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9G0UhvIQUxaP1D8za14rQh9X4q-Cvj2r9TIKLA4g_O4df2D3x3YYm8GvKXHBhxr1i9XQq1Zha2EVjMQo_-dQGZ9e17pfKAw6g2G09FlOgxViRNnYk9hIvddEPQmnfLyDHyG67thy2aovV/s1600/Screenshot_2015-06-16-01-29-17.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9G0UhvIQUxaP1D8za14rQh9X4q-Cvj2r9TIKLA4g_O4df2D3x3YYm8GvKXHBhxr1i9XQq1Zha2EVjMQo_-dQGZ9e17pfKAw6g2G09FlOgxViRNnYk9hIvddEPQmnfLyDHyG67thy2aovV/s640/Screenshot_2015-06-16-01-29-17.png" /> </a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Aku komen masya Allah, barokah Qur'an, semoga aku tertular barokahnya, </div>
</blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Di bawah aku yang komen itu bibi aku, dan di bawahnya lagi tetangga aku, wkwk, berdekatan tapi ngobrolnya di fesbuk -_- dan ternyata oleh-oleh pulang khataman Qur'an memang berkat umroh, tapi bukan untuk beliau sendiri, ada syarat; yakni untuk hafid-hafidzah yang belum pernah berziarah ke Makkah, sedangkan Yai Abdullah sudah tidak terhitung, wong beliau ini punya Biro Perjalanan Haji sendiri.. Jadi kemungkinan besar yang diberangkatkan umroh oleh Pak Dahlan ya para Huffadz yang ikut ngaji ke rumah beliau dan yang belum pernah haji/umroh.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
2 minggu kemudian bapak tergopoh-gopoh memanggil namaku, dengan mata bapak mbrabak, mbrebes mili, alias menangis bahagia, bapak bilang aku ikut rombongan yang diberangkatkan umroh bareng Pak Dahlan Iskan, barusan Yai Abdullah telfon bapak, Yai bilang pesertanya terbatas, seJawa Timur cuma dipilih 36, Surabaya dipilih 4 orang, aku ndomblong, shock, gak percaya, dan embuh, aku berusaha netral tidak terlalu bahagia karna takut zonk, sadar diri juga, kok bisa aku yang kepilih? Padahal tidak ada riwayat berprestasi sebagai santri :v lomba MHQ pun kagak pernah -___- selain itu aku juga sibuk dengan persiapan pernikahanku tanggal 23 Maret 2012</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tanggal 22 Maret Yai mengabarkan agar segera membuat paspor untuk persiapan umroh.. Whattt??? Ini seriusan? Antara percaya dan ragu, aku kembali membuka facebook, scroll down status Yai Abdullah, dan komen:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6lzNhrNTCXUYas8HxJ44ts4T-an8TBjO4EwSllBWhfRRDrK_M5p6_5D84ohJFbURX7o5snn3pQilITxGGATvkA-o06fA6hzkpVkYq_FgQFK6Iscf5Lo_5P8TXjfAVSzoPL5wdBS-Z7dZt/s1600/Screenshot_2015-06-16-01-29-47-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" height="355" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6lzNhrNTCXUYas8HxJ44ts4T-an8TBjO4EwSllBWhfRRDrK_M5p6_5D84ohJFbURX7o5snn3pQilITxGGATvkA-o06fA6hzkpVkYq_FgQFK6Iscf5Lo_5P8TXjfAVSzoPL5wdBS-Z7dZt/s400/Screenshot_2015-06-16-01-29-47-1.png" width="400" /> </a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Rasanya ingin memukul kepalaku, memastikan ini mimpi atau nyata, saat kabar kepastiannya semakin jelas, akupun bersujud syukur, berterima kasih untuk segala nikmat, rezeki, anugrah yang Allah berikan, betapa Tuhan Maha Digital, saksikanlah bahwa apa yang tertulis tidak pernah luput dari persaksian Allah, Allah mengetahui doa-doa yang dituliskan di facebook, makanya gak usah nyinyir sama orang yang doa lewat fesbuk, twitter, soal ikhlas tidaknya itu terserah pribadi masing-masing, Allah has no facebook but He's my friend and He has no twitter but I still follow Him, yang kurasakan saat itu aku tidak berharap lebih, hanya ikut bahagia atas karuniaNya, atas rezeki orang lain. Benar kata Yai Abdullah, anggap saja kado dari Pak Dahlan, karena besoknya aku melaksanakan akad nikah, benar-benar kado terindah.. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tanggal 23 Maret adalah akad nikahku, pada saat itu juga sebenarnya adalah perkenalan dengan Pak Dahlan agar lebih dekat dengan calon jamaah umroh, aku absen tentu saja. Pertengahan bulan April ada uji kelayakan di Masjid Akbar bagi calon jamaah umroh, sejumlah peserta diuji bacaan hafalan al-Qur'annya oleh Prof. Ahmad Zahra, guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Karena beliau adalah dosenku di Pasca Sarjana UINSA, tentunya proses ujian tidak sewajarnya :v beliau menanyakan bagaimana kabar ayah mertuaku, loh? Ternyata ayah mertuaku adalah teman akrab beliau semasa kuliah dan beliau sering komunikasi dengan ayah mertua, dan lagi-lagi akunya yang gak tau, ealaah.. Wkwk.. Dunia sedaun kelor.. Trus ujiannya gimana? Ya lolos lah, kan beliau sudah seperti ayahku sendiri.. kwkw </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tanggal 21 Mei impianku menjadi nyata. 2 minggu setelah pesta pernikahan aku harus berpisah sejenak dengan suami untuk melaksanakan ibadah umroh, sebenarnya suami pingin ikut dengan biaya sendiri, tapi beliau udah pernah Haji dan rombongan umroh ini husus untuk yang diberangkatkan Pak Dahlan Iskan, sayang sekali saat hari H keberangkatan, Pak Dahlan jatuh sakit, beliau berpesan pada para Huffadz untuk mengkataman Qur'an dan mendoakan beliau agar segera sembuh, dan kini aku juga ikut prihatin dengan kasus yang menimpa Pak Dahlan, yang kutau beliau orang baik, terlepas dari beliau yang mengumrohkan aku, sejak dulu aku sangat mengaguminya, semoga kebenaran akan segera nampak.. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Saat umroh aku berdoa 3 hal, salah satunya agar segera diberi momongan, dan cara Tuhan menjawab doaku sangat indah, Dia tidak hanya mengabulkan permintaanku, tapi mengabulkan yang melebihi permintaanku, anakku lahir dengan normal dan sehat, tak lama kemudian hamil lagi lahir dengan normal dan sehat pula.. Rabbi Habli min al-Saalihiin..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Terima Kasih untuk skenarioMu yang indah ini, Allah..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRzFJuQMJnvnc82eLWIzX9zV-r0WEhmWVI-fR2ypHCldj7pR0broB7kvgk5LhieIpr1Qyb_cvh1CKaT2zKM7NcUPm5JrM42dokffv_4Onk-v5wp1HsnOu2BO7o-o-GU-7MZvXkdJvwPYcK/s1600/DSCN0314.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRzFJuQMJnvnc82eLWIzX9zV-r0WEhmWVI-fR2ypHCldj7pR0broB7kvgk5LhieIpr1Qyb_cvh1CKaT2zKM7NcUPm5JrM42dokffv_4Onk-v5wp1HsnOu2BO7o-o-GU-7MZvXkdJvwPYcK/s320/DSCN0314.JPG" width="240" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com26tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-34111288009631502492014-12-04T12:35:00.002+07:002019-10-11T09:43:21.212+07:00catatan untukku<br />
<div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSO46B5LCCe9Q2LVjS3vHxBq-smpGoFzVCvADoOwNjYfdr6b6I9NX_JzhxKKZdCzVYVpbKDOMtHIjTjZinVPXiKVIbaJLX_5lpht1wIsfj9WczvBZyfRGZnUZvF9x05vyxSY5UkPyISy1j/s640/IMG_12558149039975.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<b><i><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><span style="color: #4c1130;">Orang tua yang tidak menghargai kejujuran anak-anaknya akan menjadikan anak-anaknya gemar melakukan kebohongan</span></span></span></i></b><br />
<br />
<b><i><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><span style="color: #4c1130;">
Orang tua yang suka membeda-bedakan anaknya sama halnya menganggap
anak-anaknya seperti kuda yang mana mereka akan saling berpacu untuk
mengalahkan saudara-saudaranya</span></span></span></i></b><br />
<br />
<b><i><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><span style="color: #4c1130;"> Orang tua yang senantiasa membela
kesalahan anaknya akan menjadikan anaknya gemar menyalahkan orang lain
atas kesalahan yang dilakukannya sendiri</span></span></span></i></b><br />
<br />
<b><i><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><span style="color: #4c1130;">
Ternyata menjadikan surga ada di telapak kaki kita tidaklah mudah,
tidak sekedar ngoyo saat hamil dan pertaruhan nyawa saat melahirkan,
tapi mendidiknya menjadi manusia yang berakhlak juga sangat sangat
penting </span></span></span></i></b></div>
<div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<br /></div>
<div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>*catatan untuk diri sendiri dan para orang tua</i></span></div>
<div style="background: url(URL Image) no-repeat;">
<br /></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSO46B5LCCe9Q2LVjS3vHxBq-smpGoFzVCvADoOwNjYfdr6b6I9NX_JzhxKKZdCzVYVpbKDOMtHIjTjZinVPXiKVIbaJLX_5lpht1wIsfj9WczvBZyfRGZnUZvF9x05vyxSY5UkPyISy1j/s1600/IMG_12558149039975.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a> </div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com56tag:blogger.com,1999:blog-7067322531084256098.post-26578714921775211012014-11-12T14:47:00.003+07:002014-11-12T14:47:43.532+07:00Pudarnya Pesona Pandhawa Lima<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Postingan ini diawali dengan kritikan terhadap salah satu chanel TV yang menyajikan serial favorit MAHABHARATA.. Aku rasa kita sekarang (masih) hidup di zaman demokrasi, bukan? Bukan #welcomehomeorba terkait tukang sate? Ah, sudahlah.. Ini hanya sekedar kritikan terhadap media visual, bukan pejabat negara..</span></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy53Ljofa93z0_1xuTpJ8cUARc15FPQPfFb7cpvCiNWzY3dqQPEP48sxHBY_Io8fNG0wMiCSBF75DrGxxRjSh0s2dtPdJyrZUhnIfR2Z_Y70Qckbx4BKhVJvthS8bkq9SzlOs1Vf1nOxIa/s1600/jadwal-pemain-mahabharata-di-hari-kedua-875f8b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy53Ljofa93z0_1xuTpJ8cUARc15FPQPfFb7cpvCiNWzY3dqQPEP48sxHBY_Io8fNG0wMiCSBF75DrGxxRjSh0s2dtPdJyrZUhnIfR2Z_Y70Qckbx4BKhVJvthS8bkq9SzlOs1Vf1nOxIa/s320/jadwal-pemain-mahabharata-di-hari-kedua-875f8b.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source: google</td></tr>
</tbody></table>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Siapa sih yang tak kenal dengan Pemain Pandhawa Lima? 5 cowok unyu yang lagi naik ke pucuk pucuk pucuk. Kehadirannya mampu menyedot perhatian anak-anak (meskipun tayangan ini tidak layak ditonton anak-anak), remaja sampai ibu-ibu PKK, bapak-bapak, juga budayawan. Kehadirannya kapan hari di Jakarta juga ditunggu-tunggu oleh sebagian masyarakat, termasuk aku yang penasaran dengan kehidupan normal mereka, sebelum konser mereka terlebih dulu dihadirkan di acara muka buku (versi google translate) :p salah satu stasiun kereta api, weeeew aku benar-benar terpana dengan sosok Nakula alias Vin, bahkan Arjunapun lewat :p ternyata yang paling ganteng itu nakula yak, ahahah. acara berlangsung menit demi menit, dan apa yang terjadi? Aku mendadak ilfil dengan mereka???? Habis minum obat apa mereka? Bagiku mereka seperti sekumpulan pelawak. Bahh.. apa pulak ini? </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Chanel tersebut siap dan sanggup menghadirkan kelima Pandhawa dan dua Kurawa di Indonesia, tapi sayang sungguh sayang tidak totallity, chanel tersebut tidak pandai memilih host yang berkualitas untuk menyambut pemain Mahabharata, jujur dan maaf, para host terlihat kampungan, tidak ada yang menguasai bahasa inggris (yah meskipun pemain Mahabharata ada juga yang tidak bisa berbahasa Inggris), kita flashback, dulu ketika Indonesia menghadirkan Shah Rukh Khan, timnya mengajukan Dewi Sandra sebagai host yang jelas-jelas berkualitas.. Giliran Pandhawa dan Kurawa? Sungguh memalukan, dan pudarlah pesona Pandhawa di mataku T.T Pandhawa sudah direkonstruksi untuk jadi seperti host-host pelawak itu.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Aku pikir setelah tampil di muka buku, Pandhawa bakal pulang ke negri ketumbar mere jahe, ternyata di tiap acara tersebut, satu atau beberapa pemain Pandhawa hadir lagi, lagi dan lagi.. Beloman Panah Asmara Arjuna, beloman bollydance Vin, beloman Eat Bulaga yang pasti memakan waktu banyak syuting di Indonesia, lah emang pesawat India ke Indo berapa jam sik?</span></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0ti2WXYqejmUKaSkLBizuzVCxLMKgx5OKhmFVRl4a-77gsch2PJcKTnZl45v5MGX79a50HLDskLVLPFPwk4D1QVxmCHb1kry0xLQIzNayDBp9eXsqhIcj7lykLdb6M8MqmxdMMWv7wc6s/s1600/271246_bintang-mahabharata-di-pesbukers-antv_663_382.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0ti2WXYqejmUKaSkLBizuzVCxLMKgx5OKhmFVRl4a-77gsch2PJcKTnZl45v5MGX79a50HLDskLVLPFPwk4D1QVxmCHb1kry0xLQIzNayDBp9eXsqhIcj7lykLdb6M8MqmxdMMWv7wc6s/s320/271246_bintang-mahabharata-di-pesbukers-antv_663_382.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source: google</td></tr>
</tbody></table>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Usut punya usut hasil ngerumpi emak-emak di bbm, temenku menginfokan kalau mereka betah tinggal di Indonesia karena dapetnya banyak, jadi ceritanya mereka dikontrak 3 bulan di Indonesia, stay di Bali, kapan saja mereka dibutuhkan tinggal PP Bali-Jakarta.. yaelabro.. kita doakan saja semoga Pemain Pandhawa jadi WNI pemirsah.. </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Tapi, di luar semua kritikan mengenai kehadiran Pandhawa di Indonesia, kisah MAHABHARATA benar-benar luar biasa, meskipun yang ditayangkan di TV tidak persis sebagaimana dalam novelnya ^_^</span></div>
Uswahhttp://www.blogger.com/profile/13806757722289257296noreply@blogger.com58