Langit tak bergeming
bahkan dia hanya biru
tak menitikkan air
sebagaimana embun di daun-daun
menunggu suara ceria manusia
"wahai embun, engkau sejuk"
langit sudah gelap
tapi bukan malam
dia hanya sebentuk luka
yang tersimpan di saat petir berhenti gemuruh
Di sepagi ini mengapa harus ada rintik?
Bukankah gelap bukanlah mendung?
Hanya merahnya mega yang seharusnya muncul..
Tapi buih lebih menyamarkan warna hati
mengaburkan pandang
sekilas buliran jatuh
di aliran jiwa yang meradang
mengapa begitu rapuh?
mengapa langit hanya diam?
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Budayakan berkomentar ヽ(^。^)ノ