Tidak Perlu Menjadi Emak-nya Malin Kundang

Main Posts Background Image

Main Posts Background Image

Senin, 25 Maret 2013

Tidak Perlu Menjadi Emak-nya Malin Kundang


(Untuk semua ibu dan calon ibu atau yang masih memiliki ibu)

Ehm, Salam Ngopi :)

Masih ingat kisah Malin Kundang? Cerita yang menjadi "momok" untuk anak-anak ini sangat populer di negri kita, dan 99,9% makhluk di dunia akan sepakat bahwa "Anak Durhaka" ini pantas mendapat kutukan, tapi marilah kita lebih obyektif lagi, bukankah jelmaan batu itu merupakan akibat dari sabda dari seorang ibu? Sebenarnya sampai dimana batas kesabaran menjadi seorang ibu?

Suatu hari ketika berjalan melewati perkampungan, aku mendengar seorang ibu yang membentak anaknya "Ojok nang embong kon ketabrak kapok kon!" (Jangan di jalan nanti ketabrak sukurin kamu_red), pernah juga kebetulan sedang membeli sesuatu di toko sebelah terdengar suara ibu penjaga toko "Anak kok malasnya minta ampun", Yang lebih parah lagi, ketika bertandang ke rumah temanku, tiba-tiba ibunya nyeletuk omongan "Kamu kok pelupa sih? Dasar tai", dan masih banyak lagi contoh yang tidak mungkin aku sebutin satu-satu.. Aku sampai miris dan mbrebes mili melihat juga mendengarkan kata-kata kotor keluar dari mulut seorang ibu.. lalu dari sisi manakah surganya seorang ibu yang kata Nabi ada di telapak kakinya?


Ya.. Sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari seorang ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan anak-anaknya melaknat atau menyumpahi mereka. Baik dengan kata-kata yang kotor (tidak pantas) ataupun do'a yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Sang ibu tidak pernah merasa bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya tersebut. Sambil bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu, meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis.

Memang profesi sebagai ibu rumah tangga mempunyai tugas yang seabrek-abrek, ibarat pekerja ibu mempunyai jam kerja yang tidak terbatas tidak seperti layaknya wanita karir kantoran yang mempunyai jadwal kerja antar 6-8 jam. Selepas itu ia bisa beristirahat dengan tenang. Sedangkan bagi ibu yang memiliki anak haruslah menjaga mereka 24 jam, belum melayani suami, memasak, mengurus rumah, menggosok pakaian, dan lain-lainnya, duh capeknya!!!

Beruntunglah para ibu yang suaminya menyediakan khadimah atau pembantu di rumah untuk meringankan tugasnya. Bagaimana bila sang suami tidak mampu? Tentu dialah yang harus menyelesaikan tugas itu sendirian, dan biasanya bila sang ibu kelelahan kondisinya sangatlah labil sedikit saja buah hatinya melakukan hal-hal yang menurutnya tidak sewajarnya, maka terkadang tidak dapat mengontrol emosinya. Jadi buntut-buntutnya keluarlah cercaan, cacian, makian, laknat dan sumpah yang tidak baik kepada anak-anak mereka. Ironisnya sang ayah yang mendengar terkadang hanya diam saja. Lalu bagaimana sebenarnya islam memandang hal ini??

Islam melarang orang tua melaknat anak-anak mereka, bukan hanya itu kitapun dilarang menyumpahi diri kita sendiri ketika kita marah, karena sesungguhnya kita tidak mengetahui kapan saatnya perkataan ataupun do'a (baik maupun buruk) yang kita ucapkan akan di kabulkan.

Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhu, dia menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam telah bersabda:

''Janganlah kalian menyumpahi diri kalian, dan jangan pula menyumpahi anak-anak kalian dan harta kalian, kalian tidak mengetahui saat permintaan (do'a) dikabulkan sehingga Allah akan mengabulkan sumpah itu'' (HR.Muslim) 

Hadits diatas menjelaskan bahwa ada waktu-waktu baik yang di dalamnya akan dikabulkan doa, karena itu hadits ini melarang kita untuk menyumpahi diri, putera-puteri kita, dan harta kekayaan kita, supaya sumpah itu tidak bertepatan dengan waktu pengabulan do'a sehingga selamat dari bahaya.

Tetapi sayangnya, banyak dari kaum ibu yang melaknat dan menyumpahi anak-anak mereka. Mereka beralasan bahwa sebenarnya mereka tidak bermaksud demikian. Padahal sebagaimana kita ketahui alasan tersebut tidak dapat diterima karena larangannya telah jelas dan tegas.

Masih banyak contoh lagi ibu-ibu yang mengikuti jejak ibu Malin Kundang, pernah diberitakan di koran bahwa pada waktu itu ada seorang tetangga mendapati seorang anak laki-laki yang kira-kira berusia 9 tahun ditemukan tewas tersambar petir. Berdatanganlah semua orang untuk melihatnya tak lama kemudian datanglah sang ibu yang menangis terisak-isak kemudian menjerit karena tidak mengira anaknya telah mati.

Setelah diselidiki oleh warga, ternyata sebab kematian anaknya tersebut adalah akibat dari sumpah siibunya sendiri yang pada waktu ketika ia marah ia menyumpahi anaknya agar tersambar petir. wal iyyadzu billah... Akhirnya sumpahnya tersebut dikabulkan Allah dan menyesallah sang ibu dengan penyesalan yang teramat mendalam. Nasi sudah menjadi bubur.....

Kisah lainnya, seorang anak laki-laki berusia kira-kira 7 tahun ditemukan tewas tenggelam di sungai. Peristiwa ini belumlah lama terjadi kira-kira 4 bulan yang lalu kejadiannya pun demikian anak tersebut terkena sumpah ibunya.

Ibunya yang marah mendoakan kematian bagi anaknya tersebut. Dalam hujan gerimis anak itupun keluar bermain dengan kawan-kawannya ketika dia berjalan di tepian sungai malang kakinya tergelincir, tenggelamlah ia ke dalamnya. Kawan-kawannya tak kuasa menolongnya mereka berusaha mencari pertolongan orang dewasa, akhirnya sang anakpun terangkat ke tepi akan tetapi dia telah meninggal karena terlalu banyak menelan air sungai dan meraunglah sang ibu dengan ucapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh menyumpahi anaknya. Semua orang yang hadir hanya lah terhenyak. Ya ... kiranya sumpah dan laknat telah menjadi budaya bagi kaum ibu-ibu kita. Sehingga sangatlah disesalkan anak-anak mereka menjadi korban.

Sungguh sangat tragis dan menyedihkan jauhnya kita dari agama ini membuat kita terjerumus dalam kesalahan yang fatal. Semoga Allah membimbing kita semua dan mengampuni dosa-dosa kita.

Sebenarnya banyak tips yang bisa di pelajari oleh para ibu rumah tangga agar mereka mampu mengontrol emosi mereka ketika marah.

Ketika ibu marah, ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi kita dan ingatlah bahwa anak tidaklah langsung tumbuh menjadi dewasa, kita juga dulunya anak-anak yang terkadang nakal dan menjengkelkan orangtua kita.

Tarik nafas dalam-dalam dan santai (relaks) diam sejenak pandang anak dengan wajah yang lain dari biasanya tunjukkan ketidak sukaan kita akan ulah mereka, bila ibu ingin melotot atau merenggutkan muka maka lakukanlah agar anak takut

Bila kedua cara diatas belum bisa menguasai emosi ibu segeralah ucapkan istighfar bila ibu ingin mengeraskan suara maka lakukanlah sehingga anak mendengar ucapan ibu, dan ingat ucapan istighfar itu akan terekam dalam otak anak-anak kita sehingga ketika mereka marah atau melakukan kesalahan secara otomatis mereka akan meniru kita, kerjakanlah pekerjaan rumah tangga apa yang ibu sanggup jangan memaksakan diri, tidurlah segera ketika anak-anak tidur sehingga ibu mempunyai waktu untuk beristirahat, dan tentu saja kerjasama antara suami istri sangat penting sekali dalam rumah tangga. Berilah pengertian kepada suami mengapa ibu tidak bisa menyelesaikan tugas rumah tangga ibu dengan penjelasan yang baik dan cara yang hikmah insya Allah suami akan mengerti. Sehingga kebiasaan yang buruk menyumpahi anak ketika marah insya Allah akan berkurang sedikit demi sedikit.

Jangan lupa berdo'alah kepada Allah agar Dia Yang Maha Kuasa merubah kebiasaan buruk ini sesungguhnya hati Ibu dalam genggamanNya. sesungguhnya doa tulus seorang ibu ibarat doa seorang nabi kepada ummatnya.. Insya Allah, kita tidak akan senang lagi menyumpahi anak-anak kita ketika marah.

Finally, Dear emak-emak dan calon Emak, Anda tidak perlu 'jadi ibunya Malin Kundang' untuk buktiin bahwa ucapan Anda bertuah. We, the children, already know you can. (Kasirat Ash-Shanamayn)

127 komentar

  1. aku setuju tuh, kadang orang tua kalo kesel sama anak suka nyumpahin yang macem2

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya... kasian anaknya jadi korban ︶︿︶

      Hapus
    2. Saya suka dengan blog ini, sangat ringan loadingnya.

      Hapus
    3. sering berkunjung yak.. hehe (*^﹏^*)

      Hapus
    4. ucapan adalah do'a... maka berhati-hatilah... wah ini ternyata blog ustadzah ya... mantab

      Hapus
    5. aduh belom sampe segitu -____-

      Hapus
    6. iya ringn bngt kya mkrupuk,,krauk karaukk

      Hapus
    7. mampir lagi nih mba.. cuma mo minta bantuan cek lagi blog saya pa masih gak bisa di buka.. thanks

      Hapus
  2. kalau masalah penyebab ibu nya anak2 muncul sumpah serapah atau omongan gara2 capek ngerjakan pekerjaan rumah, ngurus anak dsb memang kenyataanya demikian. sudah capek diomelin suami pula, nah keadaan ini yang coba aku mengerti psikologis istriku, kadang2 juga bantu2 pekerjaan rumah, pokoknya baiti jannati dulu biar gak timbul sumpah serapah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yappp... suami harus bisa memahami istrinya dan sebaliknya ^_^

      Hapus
    2. ahaa...itulah esensi dari rumah tangga, malah pas walimahan di rumahku, aku diberi bekal sama mbah yai begini : sebenare wong lanang yang handle segala keburuhan, keperluan, pekerjaan rumah. Karena laki-laki adalah imam bagi perempuan.
      tapi perempuan juga butuh pahala dari suami dengan membantu suami mengerjakan urusan rumah. Jadi sebenarnya istri kita cuma membantu bukan menghandle semuanya dan bukan menjadi keharusan.
      halah kepanjangen..(sambil makan sukun goreng manis)

      Hapus
    3. rumah tangga memang harus saling melengkapi mas.. kalo dlm alquran bahasanya "hunna libasun lakum wa antum libasun lakum".. suami dan istri ibaratnya adalah pakaian yang mana keduanya saling menutupi, artinya suami melengkapi kekurangan istri dan begitupun sebaliknya :)

      mintak sukunnya dong :D

      Hapus
    4. malah dapat pencerahan dari bu nyai, jadi lebih adem ati ini dalam mengarungi kehidupan rumah tangga.
      sukun gorengnya sudah habis tinggal sukun mentah, mau ?hihi

      Hapus
    5. hadeeeeh.. betewe, sukun itu selalu ada disini, murah meriah sihh :D

      Hapus
    6. pagi-pagi ngeblog sambil berkunjung ditemani ketela goreng pakai sambel :D

      Hapus
    7. sambel bajak apa bajak laut? kirim dong..

      Hapus
    8. sambel gak pake lombok, lha wong lombok di pasar tanjung sekilo 60 ribu, bawang 35 ribu, brambang 30 ribu,
      sayur buk sayur..hahaha

      Hapus
  3. mungkin orang tua mereka blom dapet hidayah :D

    semoga lekas di berikan jalan hidaya oleh Allah Subhanawata'ala :)

    btw gagal pertamaxs :'(

    BalasHapus
  4. iya Mbak. ini sangat saya ingat. saya akan selalu menularkan ini ke istri saya, biar selalu dapat menjaga lisannya. akibatnya bisa sedemikian fatal jika slip sedikit saja.

    btw Mbak, kan lagi nunggu kelahiran ananda ya? saya selalu ikut mendoakan selalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga artikel ini bermanfaat sbg pengingat kita semua..

      amiiiiiiiin... makasih om :)

      Hapus
    2. Aamiin, ikut mendoakan juga :)

      Hapus
    3. saya barusan shalat malam, udah takdoain biar besok lahiran sukses banget. tidak bermaksud riya', tapi ingin memberi Mbak motivasi dan keyakinan, bahwa teman2 selalu berdoa juga untuk Mbak.

      Hapus
    4. alhamdulillaaaah.. Matur nuwun makasih sekali bang zach :) ini lo yg disebut saudara.. jazakallah ahasanal jaza' :')

      Hapus
  5. Semoga para orang tua sadar tentang hal ini ya, sehingga tidak ada lagi kata2 sumpah serapah yg seperti di atas di sebutkan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah.. kan sayang seribu sayang kalau buah hati sendiri celaka gara2 ucapan orang tua yg tdk sadar :)

      Hapus
  6. menjadi orang tua yg baik memang ga mudah yaaa, semoga kita bisa menjadi orangtua terbaik buat anak2 kita (kelak) *golek jodoh sik :)

    BalasHapus
  7. Bagaimanapun pelajaran akhlak yang pertama untuk anak-anak dari orang tuanya dulu ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya.. al umm madrosah ula, terutama sang ibu yang merupakan sekolah perdana bagi seorang anak :)

      Hapus
    2. aku juga setuju sama aku sendiri..

      Hapus
  8. sudah ndak jaman kayaknya malin kundang, seperti.
    Orang Indonesia lebih suka yang modern sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaa.. masalahnya masih banyak titisan emaknya malin kundang, juga titisan malin kundang -____-

      Hapus
  9. sejelek bagaimanapun sifat seorang ibu, dia tetaplah ibu dari sang anak, ..salam :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener bang, jadi bisa dibalik gitu yah.. kalo sang ibu sedang khilaf mengucapkan yang buruk pada anaknya, tinggal seorang anak yang berdoa baik-baik untuk ibunya :)

      Hapus
  10. Terdidik sebelum mendidik..
    (terdidik bukan berarti harus berpendidikan, karna terbukti ada orang2 yang berpendidikan tapi tidak terdidik)

    nice post,
    salam persahabatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu yang repot.. jadinya seperti orang yang tidak berpendidikan -___-

      Terima kasih kunjungannya :)

      Hapus
  11. Kata yang terucap termasuk doa ya ?
    Tapi jaman sekarang kemungkinan karena seorang ibu yang sudah capek kerja diluar rumah, kemudian lelah dan melampiaskan emosinya pada anak-anaknya. Tuntutan jaman yang serba materialistis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah yg dibahas di postingan ini... sepertinya wanita serba salah ya.. tapi memang resiko menjadi ibu, ibu bukanlah malaikat, masih memiliki banyak kekurangan, tapi bagaimana caranya agar ibu bisa menjadi mulia tinimbang malaikat, itu tantangan untuk wanita, bukan? :D

      yang cowok apa ngerti yak? :D

      Hapus
  12. Setuju Mbak Uswahh..besok kalau aku jadi Ibu..nggak akan jadi Ibunya malin kundang, dikit-dikit mengeluarkan jimat keangkuhan. Semoga senantiasa terjaga dari hal-hal yang demikian

    BalasHapus
    Balasan
    1. yapp... pepatah sendiri menyatakan, kasih ibu sepanjang masa, jangan sampai terputus saat sumpah serapah diucapkan :)

      Hapus
    2. Cari sarapan baru....di sini...kangen dengan tulisan Mbak Uswah

      Hapus
    3. ada postingan baru dind..

      Hapus
  13. benar sekali kawan,, kita harus berhati hati dengan lidah dan perkataannya..

    BalasHapus
  14. semua anak terlahir cerdas, bahagia, sukses dan semua yg orang dewasa inginkan.. :( perilaku orang tua lah yang sering kali menutup itu semua ;( semoga kita bisa menjadi orang yg lebih baik lagi.. di mulai dari diri kita :( dan gag hanya terbatas pada teori ;(
    makasii iia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya.. kadang orang tua tidak sadar, penyesalan selalu berada di belakang, jika di depan maka namanya pendaftaran..

      semoga kita selalu menjaga lisan kita :)

      Hapus
    2. itu dia.. bener banged mbak :p
      maksud saiia 'gag hanya terbatas pada teori' iia bener2 bisa pake
      apa yg kita ucapin :)

      Hapus
    3. he'em.. diawali dari kita dulu

      Hapus
  15. betul sob,saya sering mendengar kata-kata yang lain yang hampir mirip tulisan di atas namun mungkin juga sang ibu merasa jengkel akan tingkah anaknya,ya seharus betul jangan sampai berlebihan ya sob,namun yah yang namanya orang lagi marah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang kalo lagi marah memang biasanya lepas kendali.. tapi itu semua sbg tolak ukur sampai dimana batas kesabaran kita, bukankah org hebat itu yg mampu mengendalikan kemarahanya? *bukanMarioTeguh :)

      Hapus
  16. Aku sangat setuju sekali dengan postingan ini.. ^_^..

    BalasHapus
  17. blogwalking aja dah..

    salam persahabatan yak!!!

    BalasHapus
  18. Artikelnya mencerahkan.. Kadang saking kesalnya emang begitu,saya juga pernah ngomong yang ga sama anak karena lagi kesal, si kecil berulah... Sehabis itu saya ditegur sama istri, ga boleh ngomong kaya gitu lagi. Alhamdulillah sampe sekarang saya tidak mengulanginya lagi..., paling kalau udah ga tahan, saya jalan aja dulu sampai saya normal lagi...

    Salam kenal Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah diingatkan istri :)

      slm knl kmbali :)

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Eh iya mba Uswah, saya udah follow blog mba, saya follower ke 199 an: Hari F Day ^_^

      Hapus
    4. segera folbek sob.. terima kasih yaa follownya ^_^

      Hapus
  19. BLogwalking malam hari gan, salam kenal ya

    BalasHapus
  20. btw...mbak sdah jd ibu rumah tangga belum ya..?? just tanya.. :D

    BalasHapus
  21. Ya PERAN ORANG TUA seharusnya bisa menjadi ICON dalam keluarga. Jadi kalo emak suka bentak bentak, liat aje nanti mesti anaknya lebih KEJAM! hahha

    SEMOGA USWAH bisa jadi ibu yang lemah lembut dan kebanggan keluarga ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaa... buah jatuh tak jauh dr pohonnya :)

      amiiiiin ya rabb o:)

      Hapus
    2. wah judul postinganku tuh hehe....

      Hapus
    3. hehe,, iyak ni jangan2 kopas ni ya :p

      Hapus
  22. wueeeeeeeh..ane suka nih yg beginian....intinya jadi orang tua jangan egois..merasa orangtua jadi harus selalu maunya dihormati tapi lupa menghormati sang anak..o.o..o.....anak itu anugerah,,anak itu titipan,..jadi harus dijaga(^_^)..

    BalasHapus
  23. Betul sekali mbak, sekarang banyak ibu2 yg lupa apa sengaja suka (maaf) misuh2 ke anaknya sendiri, padahal ucapan seorang ibu di amini oleh malaikat. Na'udzubillah mudah2an ini ndak sampai ke saya. Apapun itu jika anaknya sudah keterlaluan mungkin lebih bagus di doakan. agar anaknya mendapatkan rahmat dari Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. he'em.. sebagaimana imam syafi'i yang menjadi imam besar madzhab fiqh sebab doa kebaikan dari seorang ibu yang tak pernah berhendti untuk anaknya, doa ibu untuk anaknya itu seperti doa seorang nabi kepada umatnya, sudah pasti dikabulkan..

      Hapus
    2. mak Seerrr ...wejangan dari bu nyai bikin adem di hati :)

      Hapus
  24. apa yang keluar dari mulut seorang ibu kadang menjadi sebuah kenyataan walau tanpa disengaja, hati-hati yah para ibu-ibu...

    BalasHapus
  25. itu yang kalimat pada paragraff pertama sampe segitu kalo marahin anak hhadehh :D ..

    bisa dijadikan pelajaran untuk semua insan ^__^ .

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya serem X_X

      itu beneran lho.. aku denger sendiri dari emaknya

      Hapus
  26. ucapan adalah do'a... maka berhati-hatilah ibu

    BalasHapus
  27. bingung mau komen apa, hehe
    numpang aja dah..

    BalasHapus
  28. hehehe panjang banget sob artikelnya.. sobat beneran penulis ya..? hehehe

    oya. folloback sukses sobat.. sukses buat sobat ya...?

    BalasHapus
  29. hehehe panjang banget sob artikelnya.. sobat beneran penulis ya..? hehehe

    oya. folloback sukses sobat.. sukses buat sobat ya...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaa.. bisa dibaca besoknya bang, atau besoknya lagi ^_^ atau langsung saja ke kotak komentar seperti yang sudah dilakukan :D

      Hapus
  30. setuju banget. kata-kata ibu itu acuannya Allah ya. salam kenal :)

    BalasHapus
  31. setuju banget mba...
    ucapan adalah doa, semoga kelak saya bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya...
    Aamiin ya Rabb....:-)

    BalasHapus
  32. Cerita Malin Kundang, bagi saya, bagus hanya untuk anak-anak, tapi tidak untuk emak-emak semisal pemilik blog ini. :D

    BalasHapus
  33. Balik lagi ke lapak mbak uswah,
    follownya sukses mbak :D

    BalasHapus
  34. yah, namanya ibu yang rumongso meteng, ngelahirke, nyusoni, ngerawat, gedekke dsb! kok tiba-tiba anaknya na'udzubillah min dzalik, ya otomatis kadang metu kutukane... mongko anak yo ojo dadi malin kundang ben ibune gak dadi ibune malin kundang! ndak ngono to bu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, sak.. arek sekarang cerdas2, dulu pas aku nerangin ke anak2 "jangan bandel2 sama ibumu, nanti anakmu bandel sama kamu"

      jawaban mereka "berarti kalo kita bandel, ibu kita dulu juga bandel sama simbah putri"

      -______-

      Hapus
  35. terima kasih mbak uswah, ini penting banget untuk saya sebagai perempuan yg kelak akan menjadi ibu..

    tapi herannya, di jaman yg makin edan ini, ada loh orang tua yg gpp kalo anaknya melenceng dari ajaran Islam mbak :( bukti twitnya ada di post saya yg "12 tahun bahaya JIL" ngeriiiii :s

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, ini yang serem nih pertanggung jawabannya nanti.

      Hapus
    2. mohon maaf mbak din sebenernya aku ga suka berdebat di blog ini, hehe.. tapi karena terlanjur dibahas sampai-sampai dibuat postingan yang mendeskriditkan golongan ini, maka aku hanya bisa urun rembug sedikit, jujur aku tidak setuju kalau jil dikatakan melenceng dari ajaran islam..

      islam memberikan kebebasan pada pemeluknya untuk berfikir serasional apapun bahkan seliberal apapun, dan Tuhan mempersilahkan itu (terbukti di sebagian ayatnya Tuhan senantiasa menyindir manusia untuk berfikir dan berfikir, ini maknanya tidak ada batasan dalam berfikir, toh mereka punya dasar yang kuat, aku mengamati orang2 JIL ini tidak asal comot omongan dengan mendewakan akal mereka, coba anda amati ulil abshar sang pentolan JIL, dia ini orang NU yang cerdas dan mumpuni dalam bidang agama, dia satu2nya orang yang mampu memboyong tafsir ibris milik simbah mertuanya ke universitas oxford untuk ditafsirkan lebih lanjut :) jil tidak seburuk yang difikirkan orang2 :) sebenarnya jil hadir sebagai bentuk protes juga gebrakan terhadap orang2 yang menafsirkan islam secara tekstualis juga arabisme yang 'diperkosakan' berkembang di Indonesia, pemaksaan syariat yang tidak cocok di Indonesia ini sama dengan melanggar syariat Tuhan sendiri, lah wong Tuhan saja tidak pernah memaksakan islam dipeluk semua orang di dunia (laa ikrooha fiddin).. islam bukan agama pengekangan, islam itu rahmat, tidak membelenggu dengan syar'i yang wajib ditaati, syar'i yang dimaksud disini bukan bentuk dari ibadah yang telah ditaklifkan pada mukallaf seperti sholat, puasa, zakat, haji, dsb, tetapi hukum-hukum yang diterapkan jaman Nabi DULUUU banget seperti hijab, hudud, jizyah, dsb, hukum bisa berubah sesuai tempat, budaya yang ada juga zaman (al ahkam bitaghoyyuril amkan wal ahwal wal azminah),ingat bahwa Tuhan Maha Demokratis :) Dia Maha Berkehendak tapi tidak pernah memaksakan kehendak :)

      kalau pemikiran-pemikiran mereka dianggap menyeleweng ataupun sesat sekalipun, aku yakin Tuhanpun akan tertawa dengan pernyataan konyol ini, atau malah bersedih karena sudah diremehkan hamba2Nya, seolah-olah Tuhan dianggap takut dengan rasio manusia yang Ia ciptakan sendiri? Atau orang-orang yang merasa sebagai pemuka islam yang 'paling benar' yang pantas membela Tuhan? Sedangkan Tuhan tidak butuh di BELA, yang butuh BELA hanya EDWARD CULLEN :D

      Hapus
    3. apanya bang zay yang serem? hihihi

      Hapus
    4. oooh begitu.. sama, saya juga gak mau debat kok mbak..

      I see I see *manggut2* :)

      Hapus
    5. aku juga gak mau debat, nek debat wes mending yang ngajak debat tak vonis langsung menang, hehehe

      Hapus
    6. wuiiih...dalemsedalemdalemnya, kata orang cilembu mah...meni jero euy.
      mantaP...ya udah kolo gituh jangan diperdebatkan, Tuhan mah tetep baik sama JIL dan Bukan JIL, kalau kita mendebatkan jalan pikiran dan pendapat masing masing, ntar kita ngga "nyantai kaya dipantai dong"...akhirnya ngga asoy kan?
      #cling menghilang.

      Hapus
    7. hahaa.. iya mas agus dan kang cilembu, aku gak suka langsung menjudge ini sesat dan ini menyeleweng, ini yang benar dan itu yang salah, ini surga dan itu neraka,, yang penting damaiiii lah sambil menikmati secangkir kopi pait dan ubi bakar cilembu :D

      Hapus
  36. dlm mendidik anak2 kesabaran harus tinggi, apa lagi kata2 harus dijaga, orang bila, kata2 itu ibarat doa, apa lagi kata2 ibu kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali KY, harus pandai2 menjaga lisan, semoga kita menjadi ibu yang baik tuk anak2 kita..

      Hapus
  37. .. yachhhhhh,, semoga aja dech dapat memelihara lisan nya. baek ma orang n anak sendri ..

    BalasHapus
  38. keren.... intinya sih harus sabar dan pengertian. baik itu ibu maupun anaknya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. menggapi artikelnya, seperti gaya ku yang selalu nyantey kaya dipantai: si ibu harus sering istighfar dan mendoakan anaknya supaya ngga bandel, sianak jangan bandel dan nurut sama ibu/orangtua...siibu ngga menyumpah dan sianak ngga mati sia sia...beres

      walaupun de uswah hanya pendek2 saja kalau komentar didesa, tapi komentar saya selalu panjang-kan?...wakwaw
      #jujur dari hati

      Hapus
    2. hahahahaaa... sesuai dengan artikelnya kang, lah kemaren artikelnya tentang krupuk, jadi harus bener2 ringan kalo komentar, besok kalo si mamang ini postingannya tentang besi, pasti komenku berat dan panjang wakwak

      Hapus
  39. Benar sekali Ukhti Uswah..
    semoga kelak kalau kita punya keturunan tetap istiqomah dengan hadits di atas..
    Aamiiiin.. ^^

    BalasHapus

Budayakan berkomentar  ヽ(^。^)ノ

Error 404

The page you were looking for, could not be found. You may have typed the address incorrectly or you may have used an outdated link.

Go to Homepage