Akhir-akhir ini aku giat menyuarakan sosial-agama di beberapa sosmed, terutama facebook, bukan mau jadi ustanjah dadakan, atau bu nyanyi, tapi lebih ke bentuk protesku terhadap beberapa teman dan bahkan guru sekolahku dulu yang telah masuk ke aliran takfiri, aku lebih suka menyebut mereka kaum takfiri, bukan wahaby apalagi salafy, karna yang ku tau mereka dulu ya orang-orang pendiam, santun, tidak banyak bicara, belasan tahun tidak bertemu mereka, tau-tau bertemu sudah berubah, yang perempuan jubahnya sizenya super besar, jilbabnya sampai pantat dan pakai cadar, yang lelaki jidatnya menghitam, celana cingkrang, jenggotnya panjang, oh my goat?!!!
Dan lagi, yang kebetulan mereka berteman facebook denganku, mereka nyetatus membabi buta, memborbardir beranda dengan hukum-hukum haram, ini haram, itu haram, ini bid'ah itu bid'ah, perbuatan nganu syirik perbuatan nginu tidak ada dalam syarak, loh loh loh... jaman aku dulu masih nyantri di pesantren, tidak pernah lo kyaiku, gusku, ustadz-ustadzahku yang dengan mudahnya melabeli halal-haram suatu amalan, dan perasaan mereka ini yang giat menyuarakan kembali ke qur'an dan hadis ya kerja di rumah bantu-bantu orang tuanya, ada yang cuma sekolah saja, malah ada yang gak pakai kerudung, bajunya ketat, ngaji tadarusan di masjid aja masih banyak yang gak mau pakai mic karna malu didenger tetangga ngajinya masih gratal gratul, lah tetiba sekarang kok jadi orang nomer wahid mengkafir-kafirkan saudara sesama muslim? Ngata-ngatain orang yang tahlilan itu amalan sia-sia, lha dalah baru tau kalau mengaji itu amalan sia-sia menurut mereka. Kena sabet jin apa mereka? Kan lucu kalau logo mereka kembali ke qur'an dan hadis tapi masih baca terjemahan qur'an, masih googling keyword "hadist sohih tentang bla bla bla", yaah paling tidak mereka langsung tanggap dong tentang permasalahan waqi'iyah dengan langsung meraba al-Qur'an surat apa ayat berapa dan artinya apa secara mandiri :))) atau paling tidak ketika mengetahui hadis mereka langsung memahami asbabul wurudnya, status hadisnya, takhrij hingga sanadnya, seperti contoh mbah Maemun Zubair, beliau itu muhaddis, hafal mata rantai perawi sampai Kanjeng Nabi, dan beliau begitu hati-hati dalam memutuskan hukum, tentunya lebih luwes dan moderat, kalau aku jujur masih tidak mampu langsung menghukumi sesuatu dikarenakan keterbatasan pemikiran dan kemampuan menghafal juga kemampuan ijtihad yang rasanya sangat-sangat jauuuh sekali, lha wong mbaca Qur'an saja kadang 'keplicuk' tajwidnya, boro-boro menerjemahkan Qur'an :'( pernah mencoba ngambang nerjemahkan Qur'an ayat "qooluu thoo'irukum", lha kok tak terjemahkan berkata burung mereka, duh goblognya aku.. padahal kalau merujuk ke terjemahan Qur'an depag artinya berkata utusan mereka, owalah jebul e to'ir itu artinya bukan cuma burung atau pesawat, tapi juga utusan :'( bagaimana mungkin aku ikut-ikutan tren kembali ke Qur'an dan hadis? Nerjemah ayat sak uprit aja fatalnya naudzubullah, burung beo kale bisa ngomong..
Ada juga guruku sosiologi, namanya pak Akbar, dulu beliau ini pemalu, menerangkan di depan siswa saja jarang, lebih banyak nulis di papan tulis trus kita disuruh nyalin, sekarangpun juga begitu, beliau suka nyalin artikel di website dan ditempel di status sosmednya, isinya pengkafiran dan pembid'ahan amalan yang telah mengakar budaya dalam masyarakat muslim sejak ratusan tahun lalu :) bisa ya seperti itu :)
Hal itu menggelitik sekali, kita dulu menggali ilmu agama dengan cara mondok, belajar nahwu shorof, belajar al-Qur'an dan hadis, fiqh, ilmu kalam, tasawwuf, falsafah, balaghah, mantiq, musthalahul hadis, kaidah fiqhiyyah, sejarah, akhlak dan beberapa disiplin ilmu lainnya, tapi ternyata ilmu-ilmu tersebut terbantahkan oleh kaum takfiri hanya karena mereka mengikuti halaqoh di emperan masjid yang instan, membaca atau sekedar menyiapkan kuota agar bisa googling di internet, ini sungguh-sungguh lucu, yang lebih konyol, ulama sekaliber Prof. Quraish Shihab, yang telah berhasil beristinbat sehingga menghasilkan karya cemerlang berupa tafsir al-Misbah 30 juz dikafir-kafirkan, disesat-sesatkan, disyi'ah-syi'ahkan oleh ibu-ibu yang baru memakai jilbab sepantat dan pejuang khilaf ah, duh ibu-ibu ini mendingan masak aja deh, belanja di pasar.. sedangkan artis sinetron yang biasanya mendalami script-script percintaan dipuja-puja sebagai ustas teladan hanya karna menjadi host berita wahabi masa kini dan berjenggot panjang.. ane makin gagal paham sama masyarakat yang kaya begini, belum lagi kalau perayaan-perayaan yang gak islami seperti tahun baru, valentino rossi, hari pahlawan, agustusan, semuanya haram karna gak ada dalilnya, sampe-sampe hormat bendera aja haram, alamak!
Yang dipakai dalilnya ya cuma itu-itu aja, padahal dalil itu buanyak, curiga eike yang mereka hafal ya bisa dihitung jari, semacem atm bersama, dalilnya satu dipakainya banyak..
Contohnya dalil "barang siapa menyamai suatu kaum maka dia termasuk dalam kaum tersebut"
Orang-orang yg pemahamannya radikal pasti mencomot hadis tersebut untuk "terompet buatan yahudi, yang pakai terompet termasuk orang yahudi"
Nah, makanya logika mereka harus diluruskan, kalau mereka seenak udelnya ambil kesimpulan seperti itu berati ya jangan cuma terompet yang diharamkan, tapi fesbuk, BRA, celana dalam, lampu, telfon, semuanya itu juga orang kafir yg bikin.. kenapa yang itu juga gak diharamkan? Malah asyik menikmatinya. Menanggapi orang yang kadung keblinger seperti ini sepertinya tidak perlu terlalu serius, yang pernah nyantri, yang pernah jadi anak pesantren pasti menanggapi hal ini dengan penuh asyik, mungkin kalau kita terlalu ekstrim mereka tidak akan faham, coba dengan cara sarkasme, kalau para santri dulu hal ini biasa dilakukan.
Coba simak beberapa kalimat guyonan ala santri yang mengandung sarkasme atau menyindir pemikiran sempit kaum-kaum kagetan:
1. Annikahu sunnaty, ini juga hadis nabi
lho, artinya nikah adalah sunnahku, kalau sudah kena ulah jahilnya anak pesantren, jadinya annikahu
santay artinya nikah itu dibikin santai aja, jones joness dah lo :D
2. Dalam ayat quran itu ada ayat warka'u ma'ar rokiin, arti
sebenarnya ya rukuklah beserta orang yang rukuk, tapi kalau sudah kena
jailnya anak pesantren jadinya ya merokoklah bersama orang yang merokok,
karna orang NU itu wajib ngrokok, dalilnya N Oe smoking
3. Ada lagi dalam
kaidah fiqhiyah dikenal qoidah "almuhafadzatu alal qodimis solih wal
akhdzu bil jadidil aslah", kalau makna aslinya ya pertahankan budaya lama
dan ambil budaya baru yang baik, nah kena anak pesantren jadinya ya
pertahankan istri lama dan menikah lagi, hematnya poligambreng :D
4. Dalam fiqh ada istilah syarat
dan rukun beribadah, kalau anak pesantren ditanya apa bedanya syarat dan
rukun? Yang faham mendalam tentang fiqh jawabnya santai sambil guyon
"syarat itu qoblad dukhul, rukun itu ba'da dukhul" haha.. padahal qoblad
dukhul kalau dalam fiqh akhwalus sakhsiyah artinya sebelum dikumpuli
dan ba'dad dukhul itu setelah dikumpuli suaminya
5. Kalau kita mau melihat sisi uniknya ilmu alat (ilmu kaidah bahasa arab), ada juga yang dalam 1
atau 2 kata kalau diuta-atik nahwu sorofnya artinya beda jauh,
contohnya ذكر المصنف kalau diharokati dzakarol mushonnifU artinya telah
menyatakan sang pengarang buku, kalau dibaca dzakarol mushonnifi artinya
anunya sang pengarang buku wkwkwk.. dan masih buanyak lagi contoh2nya..
Makanya mondok atau nyantri itu perlu, aku sendiri sangat mendukung gerakan pak Said Agil Siradj dengan hastag #AyoMondok pesantren itu keren :) setidaknya untuk menanggapi keseriusan orang-orang yang dikit-dikit
bilang haram, menyematkan nama suami di belakang istri HARAM, memanggil
abi atau ummi sepasang suami istri itu HARAM, ulang taun HARAM, pale entin HARAM,
ini bidngah itu bidngah, nganu syirik ngunu syirik, itu hanya orang-orang
yang (maaf) kurang luas pemahamannya, nambah kelihatan bodohnya, orang
hanya tau ilmu ikan bisa renang akan mengatakan kambing bodoh tidak bisa
berenang, ya karna keilmuannya mentok di ilmu ikan saja hingga
menganggap kambing, kucing, anjing, dan yang tidak busa berenang lainny sesat.
Ciri-ciri orang yang gak kagetan itu luasnya kedalaman ilmunya, Mbah Yai Sahal itu luas ilmunya, bukan orang kagetan, sekarang banyak orang kagetan, ada ahmadiyah kaget, ada islam nusantara kaget, ada ulil abshor abdala kaget (Gus Mus).
aku ingat perkataan Imam Syafi'i. "jika aku memiliki 1000 alasan untuk mengkafirkan dan ada 1 alasan untuk tidak mengkafirkan, maka aku akan mengambil 1 alasan tersebut untuk tidak mengkafirkan"
Kalau mereka atau ada golongan lain yang merasa jadi orang yang paling selamat dan paling benar pemahaman agama islamnya, silahkan saja, sana islam-islamlah sendiri, silahkan bagi-bagi surga dan neraka seenak udel kalian sendiri, aku mundur saja, lebih baik aku memeluk agama cinta :) agama yang mengajarkan kasih sayang dan menebarkan kedamaian.
*lama gak nulis ternyata jadi panjang kayak makalah gini yak tulisanku, wkwk*
![]() |
Source : aslibumiayu.wordpress.com |
yg penting nggak ngganggu saya si saya biarin aja melakukan seenak udelmu :D
yg penting nggak ngganggu saya si saya biarin aja melakukan seenak udelmu :D
hoho
btw, apa kabar mbaaa?? kayaknya lama banget vakum ngeblog ^^
iya bener, kadang orang asal share asal share dan asal percaya -___-
oya foto dibawah itu kok ada saingan tempat parkiran mobil nya :) hiks hiks
Apalagi yang namanya postingan tanggungjawabnya bukan di dunia aja. Mudah-mudahan orang-orang bisa berpikir bijak dengan apa yang udah diungkap sesungguhnya itu akan dimintai pertanggungjawaban.
Makasih ulasannya udah mengungkap hal itu.
yang terlintas di hati juga pasti terdengar Tuhan
apalagi yang tertulis, yang diucapkan, yang diperbuat, Tuhan memang gak punya akun sosmed, tapi yakin Tuhan senantiasa stalking dengan segala status yang kita bagikan.. hiks..
dahulu para Nabi, para wali, ulama sibuk mengislamkan orang kafir, kini orang islam sibuk mengkafir-kafirkan saudaranya sesama muslim :'(
maanusia itu tidak akan luput sari dosa, tinggal kita berusaha aja untuk menjalani hidup dengan sebaik baiknya.
thnx sharingnya mbak, postinganya mantap..
sama halnya tidak tepat menyampaikan perintah pembuhuhan orang kafir pada tetangga kita yang non muslim :) yang benar adalah kita menyampaikan quran dan hadis yang sesuai :)
etapi nggak enak juga kalo dengar guyonan santri seperti yang dicontohkan tadi. yang miskin ilmu makin merasa minder.
Trimakasih informasinya,sangat Bermanfa'at buat kita semua,di tunggu info cantik lainnya...